PROPOSAL USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI DENGAN TEKNOLOGI BIOFILM
PROPOSAL USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI DENGAN TEKNOLOGI BIOFILM

RINGKASAN
Pembenihan ikan gurami
mengalami kendala berupa harga pakan yang sangat tinggi dan serangan penyakit.
Adapun penyakit ikan terbukti sering menyebabkan petani mengalami kerugian.
Untuk mengatasi permasalah tersebut, maka tim akan melalukan alternatif dengan
pengembangan pakan alami yang tidak merugikan lingkungan tetapi memberikan
keuntungan pada budidaya ikan, salah satunya adalah penggunaan biofilm yang
disuplementasi dengan bakteri menguntungkan. Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah mengembangkan usaha
pembenihan ikan gurami dengan teknologi biofilm, meningkatkan keterampilan
wirausaha mahasiswa dalam budidaya ikan gurami berbasis teknologi dan
menciptakan profit usaha pembenihan ikan gurami dengan teknologi biofilm. Hasil
kelayakan usaha menjual benih dengan harga Rp. 110 akan mengahsilkan keuntungan
Rp. 264.500 dengan Net B/C sebesar 1,2.
Nilai Net B/C tersebut menunjukan usaha
pembenihan ikan gurami ini layak untuk dijalankan.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Ikan gurami (Osphronemus gouramy) hingga saat ini
masih merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang bernilai ekonomis tinggi.
Ikan gurami memiliki rasa daging yang enak dan berprotein tinggi, sehingga
banyak masyarakat yang menyukainya. Walaupun masih belum merupakan komoditas
eksport, permintaan pasar domestik akan ikan ini cenderung semakin meningkat
baik berupa telur, benih maupun ikan konsumsi.
Usaha budidaya
ikan gurami memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan jenis ikan
budidaya lainnya seperti ikan mas, patin, lele dan sebagainya. Ikan gurami
ditinjau dari segi pertumbuhan memang mebutuhkan waktu yang relatif cukup lama
dan modal yang besar. Namun, untung yang bisa diraup lebih menjanjikan pada
setiap kegiatan budidaya seperti pembenihan, pendederan hingga pembesaran.
Dengan kata lain prospek usaha budidaya ikan gurami cukup cerah.
Kontinyuitas
permintaan domestik akan ikan gurami cukup besar pada berbagai macam jenis dan
ukuran. Hal ini tercermin berdasarkan survei pasar yang dilakukan bahwa untuk
telur yang baru dari sarang harganya Rp. 30-50,-, ukuran biji oyong Rp. 100-130,-. Salah satu tahapan usaha budidaya ikan
gurami yang cukup prospektif dan menguntungkan adalah usaha pembenihan. Usaha
pembenihan ikan gurami memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu, tidak
membutuhkan waktu yang cukup lama seperti halnya pembesaran yang mencapai 9
bulan, produksi relatif cepat, resiko lebih kecil dan perputaran modal yang
cepat.
Saat ini
pengelolaan pembenihan yang dilakukan oleh pembudidaya ikan di daerah eks
karesidenan Banyumas masih sangat tradisional. Pembenihan ikan gurami mengalami
kendala berupa harga pakan yang sangat tinggi dan serangan penyakit. Adapun
penyakit ikan terbukti sering menyebabkan petani mengalami kerugian.
Untuk
mengatasi permasalah tersebut, maka tim akan melalukan alternatif dengan
pengembangan pakan alami yang tidak merugikan lingkungan tetapi memberikan
keuntungan pada budidaya ikan, salah satunya adalah penggunaan biofilm yang
disuplementasi dengan bakteri menguntungkan. Suplementasi bakteri diharapkan dapat memperkaya komposisi
perifiton dan meningkatkan fungsinya sebagai dekomposer, serta membantu
meningkatkan kecernaan pakan melalui aktivitas enzimatik dan menstimulasi
respon imun ikan dengan meningkatkan jumlah dan aktivitas makrofag ginjal dan
meningkatkan sel darah putih.
1.2. Perumusan
Masalah
Atas dasar
permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam program ini adalah
diperlukannya teknik pembenihan ikan gurami dengan teknologi biofilm sehingga
menjadikan suatu bisnis yang menguntungkan.
1.3. Tujuan
Program
Tujuan dari pelaksanaan program
ini adalah:
1.
Mengembangkan usaha pembenihan ikan gurami dengan
teknologi biofilm sebagai usaha baru yang bernilai ekonomis
2.
Meningkatkan keterampilan wirausaha mahasiswa dalam
budidaya ikan gurami berbasis
teknologi
3.
Menciptakan profit usaha pembenihan ikan gurami dengan
teknologi biofilm
1.4. Luaran
yang diharapkan
Luaran yang
diharapkan dari kegiatan ini adalah menghasilkan benih ikan gurami yang
berkualitas dan diserap pasar. dan tahan terhadap penyakit.
1.5. Kegunaan
Program ini diharapkan memberikan
kegunaan sebagai berikut:
1.
Memajukan industri perikanan budidaya dan pemenuhan
kebutuhan benih ikan gurami di pasaran
2.
Menjadikan sumber penghasilan bagi mahasiswa
3.
Menciptakan lapangan pekerjaan
4.
Sarana mengembangkan ide dan kreatifitas serta mengasah
jiwa kewirausahaan mahasiswa.
5.
Menciptakan kerjasama dengan para pembudidaya
ikan/masyarakat.
baca juga: PROPOSAL WIRAUSAHA PENGGEMUKAN DOMBA BERBASIS TEKNOLOGI
baca juga: PROPOSAL WIRAUSAHA PENGGEMUKAN DOMBA BERBASIS TEKNOLOGI
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Kegiatan ini
dilaksanakan oleh mahasiswa-mahasiswa yang membuat dan mengajukan proposal
PKM-K. Rencana usaha yang akan dijalankan mempunyai prospek yang baik untuk
dikembangkan, baik pengalaman usaha maupun untuk keberlanjutan usaha dikemudian
hari. Kegiatan yang dilakukan adalah memproduksi telur maupun benih ikan gurami
umur 1 bulan yang meliputi pemeliharaan induk, pemijahan dan pendederan. Induk
yang dugunakan sebanyak 4 paket (1 paket : 4 betina 1 jantan). Setiap minggu induk ikan pada masing-masing
kolam pemijahan akan menghasilkan telur sebanyak 5.000 butir. Maka selama 1
bulan akan diperoleh 80.000 butir telur.
Telur gurami
hasil pemijahan dipelihara di kolam penetasan.
Kepadatan telur dan larva dalam satu kolam terpal mencapai 10.000 ekor
benih ikan gurami. Kolam penetasan dan pendederan sebelumnya telah disiapkan
inokulasi biofilm agar maksimum pertumbuhannya dan terlindung dari bibit
penyakit.
Strategi
penjualan dilakukan dengan menjual telur dan benih umur 1 bulan. Hasil kegiatan
tersebut akan dipasarkan ke sejumlah petani ikan. Tujuan pemasaran telur dan
benih ikan gurami adalah pembudidaya ikan di Eks Karesidenan Banyumas,
Jogjakarta, Tulungagung, Tasikmalaya, Ciamis dan Bogor yang masih aktif
berproduksi. Umumnya masing-masing wilayah tersebut membutuhkan minimal 1 juta
ekor benih ikan gurami per 2 minggu. Sistem pemasaran dilakukan secara langsung
tanpa melalui tengkulak dan menjalin kemitraan dengan kelompok pembudidaya ikan
Setia Maju Kecamatan Kedungbanteng Banyumas serta sistem pembayaran tunai.
Untuk lebih
memberikan gambaran mengenai peluang dan ancaman yang mungkin dihadapi dalam
usaha pembenihan ikan gurami penulis membuat analisis ekonomi usaha (Tabel 2)
yang diperoleh serta matriks analisis SWOT (Tabel 1) yang dapat memberikan
gambaran mengenai strategi dalam memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi
ancaman yang mungkin terjadi.
Tabel 1. Matriks
Analisis SWOT
Kekuatan (S)
• Pembenihan
berdasarkan SNI
• Kualitas
benih terjamin
• Sudah
memiliki mitra suplai saprodi dan pemasaran
• Produksi
benih yang kontinu dan terprogram
• Diperkuat
ipteks probiotik
|
Kelemahan ( W)
• Harga
pakan yang terus meningkat
• Harga
produk yang fluktuatif
|
|
Peluang (O)
•
Permintaan pasar di berbagai daerah Indonesia
akan benih gurami masih sangat tinggi
•
Banyak lahan yang dapat dimanfaatkan untuk
|
Strategi (SO)
• Bekerjasama
dengan para pembudidaya ikan di Banyumas
• Mengembangkan
teknologi kolam terpal untuk usaha pendederan sebagai upaya strategi produksi
dan
|
Strategi (WO)
• Melakukan
efisiensi biaya pakan
• Mengembangkan
teknologi pakan
• Melakukan
promosi kepada konsumen bahwa benih yang dihasilkan kami
|
usaha budidaya ikan gurami
|
meraih keuntungan.
|
berkualitas baik
dari segi kesehatan, pertumbuhan dan performa
• Bekerjasama
dengan UPP Mina Mas selaku wadah kelompok pembudidaya ikan se Kabupaten
Banyumas yang memiliki akses saprodi dan pasar
|
Ancaman (T)
•
Perubahan iklim yang ekstrem
•
Timbulnya wabah penyakit
•
Munculnya pesaing baru
|
Strategi (ST)
• Memperkuat
basis teknologi budidaya dalam menjalankan usaha dengan pemanfaatan probiotik
• Bekerjasama
dengan kelompok pembudidaya ikan dan Unit UJI/IbIKK.
|
Strategi (WT)
• Memiliki
jaminan uang kembali bila larva banyak yang mati selama 1 bulan
• Memberikan
produk berkualitas dengan harga yang pantas & bersaing
• Aktif
melakukan pemasaran sendiri
|
Berbagai biaya
yang terdapat dalam analisis ini memang tidak mutlak sama dengan kondisi daerah
lain. Harga-harga ini merupakan hasil survei di daerah Purwokerto dalam konteks
mendekati kondisi nyata di lapangan.
Tabel 2. Analisis usaha pembenihan ikan gurami
Biaya Tetap Produksi
Rincian
|
Jumlah (Rp)
|
|
Penyusutan Bambu
|
80.000
|
|
Penyusutan terpal
|
100.000
|
|
Penyusutan Ijuk
|
5.000
|
|
Penyusutan Plastik
|
50.000
|
|
Jumlah
|
235.000
|
Biaya Variabel Produksi
Rincian
|
Jumlah (Rp)
|
Pakan Induk 1 karung (30
Kg)
|
600.000
|
Artemia 1 kaleng Grade 2 @
Rp. 400.000
|
400.000
|
Cacing sutera sebanyak 50
gelas x @ Rp 6000
|
300.000
|
Pakan Daun Sente selama 1
bulan
|
800.000
|
Jumlah
|
2.100.000
|
Total biaya produksi
Rincian
|
Jumlah
(Rp)
|
|
Biaya tetap
|
235.000
|
|
Biaya variable
|
2.100.000
|
|
Jumlah
|
2.335.000
|
Rencana Pendapatan
1. Menjual benih sebanyak 25.000 ekor x Rp.120 = Rp. 3.000.000
Jadi setiap bulan mendapatkan hasil sebesar Rp. 3.000.000,-
Kelayakan Usaha
Keuntungan
= Pendapatan – Total biaya produksi
= Rp. 3.000.000 – Rp 2.335.000
= Rp. 665.000
BEP
benih = Total
biaya produksi
Harga jual
= Rp
2.335.000
Rp 120
= 19.458 ekor
Net
B/C = Total
pendapatan/bulan
Total biaya produksi
= Rp
3.000.000
Rp 2.335.000
= 1,3
Nilai net B/C lebih dari 1, artinya usaha pembenihan ikan
Gurami layak dijalankan.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
a. Persiapan
Kolam yang akan
digunakan adalah kolam yang telah siap pakai dengan sistem sewa per tahun. Hal ini mengingat waktu yang sangat terbatas
dalam melakukan persiapan kolam seperti pembuatan atau perbaikan kolam,
pemupukan, pengapuran dan lain-lain. Tim pkmk hanya tinggal menambahkan sarang
pada tiap sudut/tengah kolamnya.
Kolam induk
gurami terlebih dahulu dipasang stater menggunakan bambu yang ditancapkan
kedalam kolam sebagai media biofilm. sebelum probiotik dimasukan, terlebih
dahulu probiotik tersebut di perbanyak menggunakan molase. Persiapan kolam ini
membutuhkan waktu sekitar 1 minggu agar biofilm pada kolam pemijahan terbentuk.
Persiapan
lainnya adalah pencarian dan adaptasi induk. Proses ini kira-kira membutuhkan
waktu 2 minggu. Kegiatan ini sangat penting mengingat diperlukan masa adaptasi
dan peningkatan nutrisi induk serta peningkatan birahi.
Pada saat
waktu persiapan penanganan adaptasi induk, tim juga melakukan pembuatan kolam
terpal guna memelihara telur/larva untuk dibesarkan. Pembuatan dan persiapan
kolam terpal ini membutuhkan waktu sekitar 1 minggu. Persiapan kolam terpal
juga dilakukan dengan menambah probiotik Raja Gurame sebagai bahan bakteri yang
akan membentuk biofilm, pemasangan aerasi, kemudian didiamkan selama 2 hari
yang selanjutnya dilakukan penebaran larva gurami.
b. Pelaksanaan
Sebelum
dipijahkan, induk gurami dipisahkan terlebih dahulu berdasarkan jenis kelamin
selama 1-2 minggu untuk ditingkatkan nutrisi. Kemudian induk tersebut dimasukan
masing-masing kolam pemijahan yang telah terbentuk biofilm. Induk gurami
dipijahkan dalam kolam induk menurut Standar Nasional Indonesia SNI dengan
perbandingan 1 ekor jantan dan 4 ekor betina. Selama proses pemeliharaan, induk
diberi pakan pellet komersial 3% dan daun sente sebesar 2%. Induk yang dipelihara
diberi pakan yang telah dibasahi atau disemprot dengan campuran 300 cc air dan
1 cc Raja Gurame.
Sedangkan
pemeliharaan telur/larva dilakukan di kolam terpal ukuran 5x3 m2.
Larva gurame diberi pakan artemia selama 1 minggu dengan kepadatan 30 ekor naupli
artemia/larva dan kemudian diberi pakan alami lain berupa cacing rambut (Tubifex sp.) hingga umur 1 bulan.
Kepadatan telur dan larva dalam satu kolam terpal mencapai 10.000 ekor benih
ikan gurami. Daya kelangsungan hidup larva diperkirakan minimum berkisar 50%.
c. Evaluasi
Setiap
bulan, diadakan evaluasi mengenai operasional budidaya yang meliputi jumlah
telur yang dihasilkan oleh induk, daya tetas telur, tingkat kelangsungan hidup
larva. Evaluasi juga dilakukan terhadap faktor faktor yang dapat mempengaruhi
penjualan seperti cara pemasaran, biaya produksi, sarana produksi dan lain-lain
sehingga dapat dilakukan strategi yang dapat meningkatkan hasil penjualan dan
keuntungan.
BAB 4. PELAKSANAAN PROGRAM
URAIAN KEGIATAN
|
Bulan I
|
Bulan II
|
Bulan III
|
Bulan
IV
|
Bulan V
|
|||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Persiapan
Pembuatan kolam
|
||||||||||||||||||||
Persiapan
wadah, alat, bahan
|
||||||||||||||||||||
Penetasan
telur
|
||||||||||||||||||||
Pemeliharaan
|
||||||||||||||||||||
Panen
|
||||||||||||||||||||
Laporan
kemajuan dan monev
|
||||||||||||||||||||
Monev
Eksternal
|
Biaya Produksi
Rincian
|
Jumlah (Rp)
|
Telur sebanyak 20.000 ekor
x @ Rp.26
|
520.000
|
Artemia 12 gr 1 botol @ Rp.
30.000
|
30.000
|
Probiotik Masterfish 1
botol @ Rp. 30.000
|
30.000
|
Molase 1 botol @ Rp. 10.000
|
10.000
|
Garam 3 Kg x @ Rp. 2000
|
6.000
|
Cacing sutera sebanyak 105
gelas x @ Rp 5500
|
577.500
|
Pakan D0 (Fengli-1) 10 kg 1
karung @ Rp. 140.000
|
140.000
|
Jumlah
|
1.313.500
|
Pendapatan
Menjual benih sebanyak 14.346 ekor x Rp.110 = Rp. 1.578.000,-
Jadi setiap bulan mendapatkan hasil sebesar Rp. 1.578.000,-
Kelayakan Usaha
Keuntungan
= Pendapatan – Total biaya produksi
=
Rp. 1.578.000 – Rp 1.313.500
= Rp. 264.500
BEP
benih = Total
biaya produksi
Harga jual
= Rp
1.313.500
Rp 110
= 11.941 ekor
Net
B/C = Total
pendapatan/bulan
Total biaya produksi
= Rp
1.578.000
Rp 1.313.500
= 1,2
Nilai net B/C lebih dari 1, artinya usaha pembenihan ikan
Gurami layak dijalankan.
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI
Program kreativitas mahasiswa dengan judul “Usaha Pembenihan
Ikan Gurami dengan Teknologi Biofilm dilakukan selama 5 bulan. Pada bulan
pertama dan kedua dilakukan persiapan baik wadah, alat dan bahan usaha.
Selanjutnya pada bulan ke dua minggu ke empat dilakukan penetasan telur
sebanyak 20.000 butir dan dilanjutkan dengan pemeliharaan selama 1 bulan. Panen
benih ikan gurame dilakukan pada bulan ke empat mingu pertama.
Penjualan benih sebanyak 14.346 ekor dengan harga Rp.110
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 264.500. Rendahnya jumlah benih yang dipanen
disebabkan oleh daya tetas telur yang rendah. Hal ini disebabkan karena media
telur berupa bokor diletakan di kolam yang tertutup plastik bening dimana kolam
tersebut tidak terisi air.
Meskipun daya tetas
telur yang rendah masih didapatkan nilai net B/C sebesar 1,2 yang artinya usaha
pembenihan ikan gurame layak dijalankan. Dilihat dari BEP juga demikian, nilai
BEP pada uaha ini adalah 11.941 ekor dimana hampir setengah dari telur yang
ditetaskan.
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
Usaha pembenihan ikan
gurami dengan teknologi Biofilm dapat digunakan sebagai upaya untuk
meningkatkan keuntungan. Dalam suatu usaha diperlukan ketelitian dan terus
belajar dari masalah yang ada.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan
A.
Biaya
Penunjang PKM-K
Rincian
|
Jumlah
|
Satuan
|
Harga (Rp.)
|
Jumlah (Rp.)
|
Bambu
|
6
|
Batang
|
15.000
|
90.000
|
Plastik bening
|
2
|
Gulung
|
130.000
|
260.000
|
Terpal
|
4
|
3 x 4
|
80.000
|
320.000
|
Air Punp Resun GF.100
|
1
|
Buah
|
1.150.000
|
1.150.000
|
Pipa 3'
|
2
|
Batang
|
25.000
|
50.000
|
Pipa 2'
|
4
|
Batang
|
20.000
|
80.000
|
L pipa 2'
|
7
|
Buah
|
3.000
|
21.000
|
Sok 2'
|
2
|
Buah
|
2.500
|
5.000
|
Gergaji Besi
|
1
|
Buah
|
2.000
|
2.000
|
Amplas
|
2
|
Buah
|
2.000
|
4.000
|
Lem Paralon
|
3
|
Buah
|
7.000
|
21.000
|
Pasir
|
3
|
Karung
|
10.000
|
30.000
|
Semen
|
5
|
Kg
|
1.750
|
8.750
|
Batu Bata
|
80
|
Buah
|
600
|
48.000
|
Paku
|
2
|
Kg
|
15.000
|
30.000
|
Kawat
|
1
|
Kg
|
15.000
|
15.000
|
Bambu
|
8
|
Batang
|
18.000
|
144.000
|
Korek api
|
5
|
Buah
|
2.000
|
10.000
|
Karung besar
|
10
|
Buah
|
2.500
|
25.000
|
Sekam padi
|
10
|
Karung
|
4.000
|
40.000
|
Pipa 1/2 W
|
9
|
Batang
|
18.500
|
166.500
|
Kewi pipa 1/2 W
|
4
|
Buah
|
2.000
|
8.000
|
T pipa 1/2 W
|
4
|
Buah
|
2.500
|
10.000
|
Tutup pipa 1/2 W
|
4
|
Buah
|
500
|
2.000
|
Kabel
|
10
|
Meter
|
2.000
|
20.000
|
Selang aerasi
|
15
|
Meter
|
1.000
|
15.000
|
Batu Aerasi
|
8
|
Buah
|
8.500
|
68.000
|
Aerator
|
1
|
Buah
|
30.000
|
30.000
|
Pengatur udara
|
8
|
Buah
|
2.000
|
16.000
|
Baskom
|
4
|
Buah
|
30.000
|
120.000
|
Seser
|
3
|
Buah
|
30.000
|
90.000
|
Genteng
|
12
|
Buah
|
3.500
|
42.000
|
Sub-total (A)
|
2.941.250
|
B.
Biaya
Habis Pakai
Rincian
|
Jumlah
|
Satuan
|
Harga (Rp.)
|
Jumlah (Rp.)
|
Artemia
|
1
|
Botol
|
30.000
|
30.000
|
Probiotik
|
1
|
Botol
|
30.000
|
30.000
|
Molase
|
1
|
Botol
|
10.000
|
10.000
|
Garam
|
3
|
Kg
|
2.000
|
6.000
|
Telur
|
20000
|
Butir
|
26
|
520.000
|
Cacing
|
10
|
Gelas
|
5.500
|
55.000
|
Cacing
|
15
|
Gelas
|
5.500
|
82.500
|
Cacing
|
25
|
Gelas
|
5.500
|
137.500
|
Cacing
|
35
|
Gelas
|
5.500
|
192.500
|
Cacing
|
20
|
Gelas
|
5.500
|
110.000
|
Pellet D0
|
1
|
Karung
|
140.000
|
140.000
|
Sub-total (B)
|
1.313.500
|
C.
Perjalanan
Rincian
|
Jumlah
|
Satuan
|
Harga (Rp.)
|
Jumlah (Rp.)
|
Transportasi pengadaan alat
dan bahan
|
3
|
Paket
|
60.000
|
30.000
|
Sub-total (C)
|
108.000
|
D.
Lain-Lain
Rincian
|
Jumlah
|
Satuan
|
Harga (Rp.)
|
Jumlah (Rp.)
|
Alat tulis
|
1
|
Set
|
30.000
|
30.000
|
Kertas
HVS 80 g
|
1
|
Rim
|
33.000
|
33.000
|
Refill
Printer Warna
|
1
|
Buah
|
30.000
|
30.000
|
Refill
Printer Hitam
|
1
|
Buah
|
25.000
|
25.000
|
Sub-total (D)
|
118.000
|
|||
TOTAL
(A+B+C+D)
|
4.480.750
|
Lampiran 2. Foto Kegiatan
DOWNLOAD FILE PROPOSAL DISINI