CONTOH PROPOSAL PKM AI (ARTIKEL ILMIAH) BIDANG SOSIAL KELOMPOK TANI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI ANGGOTA KELOMPOK TERHADAP FUNGSI KELOMPOK DENGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PETANI
BIDANG
KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan oleh:
Amin Murtofiq (A1C012041)
(2012)
Arifin Budi Purnomo (A1C012025) (2012)
Ahmad
Ihlas Nurkarim (C0A014036) (2014)
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016
Hubungan Motivasi Berprestasi Anggota Kelompok terhadap Fungsi Kelompok dengan Faktor Internal dan Eksternal Petani
Amin Murtofiq 1), Arifin
Budi Purnomo 2), Ahmad Ihnas N 3)
Dibimbing oleh Ir. Sri Widarni, M.Si 4)
Universitas Jenderal Soedirman
Abstrak
Petani diharapkan
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengelola usaha tani.
Pendekatan kelompok dipandang lebih efisien menjadi media belajar dan
berinteraksi bagi para petani, sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku
petani ke arah yang lebih baik. Kelompok tani diharapakan mampu mewadahi
kegiatan usaha tani yang bersifat kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu
sehingga menimbulkan manfaat bagi anggotanya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: 1) motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok;
dan 2) hubungan motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok
dengan faktor internal dan eksternal petani. Penelitian ini dilaksanakan di
Gapoktan Ngudi Makmur Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung
pada tanggal 27
Januari sampai dengan 20 Februari 2016. Metode pengambilan sampel yang
digunakan yaitu Simple Random Sampling.
Metode analisis yang digunakan yaitu analisis motivasi berprestasi dan analisis
korelasi Kendall Tau. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadapat fungsi kelompok secara keseluruhan
berada dalam kategori tinggi yang digambarkan oleh motivasi berprestasi aspek
kesediaan mengorbankan waktu (tinggi), motivasi berprestasi aspek kesediaan
mengorbankan biaya (tinggi), motivasi berprestasi aspek kesediaan menanggung
resiko
atas adopsi inovasi
(tinggi) dan motivasi berprestasi aspek kesediaan mencari informasi (tinggi);
2) faktor internal petani yang mempunyai hubungan signifikan dengan motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok yaitu umur dan
pendidikan, sedangkan jumlah tanggungan dalam keluarga, luas lahan dan
pengalaman usahatani mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok. Faktor eksternal petani
baik peran pamong desa maupun peran petugas penyuluh lapangan mempunyai
hubungan yang tidak signifikan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok
terhadap fungsi kelompok.
Kata
Kunci:
Motivasi Berprestasi, Kelompok Tani, Fungsi Kelompok
Correlation Of Group Member’s Motivation
Achievement Towards Group Function Also Farmer’s Internal And External Factors
Abstract
Farmers are expected to possessed
well-knowledge and skills for managing cultivation. Group approach is
considered as more efficient method and could become a medium of learning and
interaction for farmers, so there’ll be any improvements on their behavior.
Farmer group is expected to become medium for conducting farming activity which
has teamwork characteristic towards certain aim which creates benefits for
every member. This
study aims to find out that: 1) Correlation of group member’s motivation
achievement towards group function, and 2) Correlation of group member’s
motivation achievement towards group function, also farmer’s internal and
external factors. The study conducted at Ngudi Makmur Farmer Group Association,
Kataan Village, Ngadirejo sub-district, Temanggung, on January 27th
– February 20th 2016. The sampling technic used in this study is
Simple Random Sampling. The Analysis method that used in this study are
Motivation Achievement Analysis, and Kendall Tau Analysis. The result of this study shows that: 1)
Correlation of group member’s motivation achievement towards group function
overall, are in the high category which described by motivation achievement on
willingness of time sacrificing (high), motivation achievement on willingness
of cost sacrificing (high), motivation achievement on willingness of taking
risk from innovation adoption (high), and motivation Achievement on willingness
of seeking information (high). 2) Farmer’s internal factor which has
significant correlation with motivation achievement are age and education,
while total liabilities, land, and farming experiences have insignificant
correlation with member’s motivation achievement towards group function. The
role of village officers and also agricultural counselor, have insignificant
correlation with member’s motivation achievement towards group function.
Keywords: Motivation Achievement, Farmer group, Group Function
1),
2)
Jurusan
Sosek. Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman
3)
Jur.
DIII Adm. Keuangan, Fak. Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman
4)
Dosen
Jurusan Sosek. Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman
I. PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan pertanian sangat
ditentukan oleh kemampuan sumber daya
manusia khususnya petani. Petani diharapkan memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai dalam mengelola usahanya. Pendekatan kelompok
dipandang lebih efisien dan dapat menjadi media belajar dan berinteraksi bagi
para petani, sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik.
Dewasa ini, kelompok tani telah berkembang secara kuantitas. Jumlah kelompok
tani di seluruh Indonesia pada bulan Desember 2011 tercatat ada 299.759
kelompok. Kondisi ini
meningkat sebesar 2,52 % di tahun 2012, dan Agustus 2013 meningkat 3,61 % dari
tahun sebelumnya. (Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, 2013). Jumlah kelompok
tani yang
meningkat, namun tidak disertai dengan peningkatan keaktifan anggotanya.
Padahal keaktifan
anggota akan memberikan motivasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya melalui kelompok.
Gapoktan
Ngudi Makmur merupakan salah
satu Gabungan Kelompok Tani yang terdapat di
Kabupaten Temanggung, tepatnya di Desa Kataan
Kecamatan Ngadirejo. Kelompok tersebut mempunyai laboratorium mini
agensia hayati dan pertanian organik yang dibentuk secara resmi pada tanggal 1 Agustus 2004.
Laboratorium mini tersebut diharapkan berfungsi sebagai wahana pembelajaran
kemandirian petani untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta
kemampuan dalam budidaya tanaman yang sehat dan perlindungan tanaman.
II. TUJUAN
Berdasarkan
latar belakang yang ada tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok
2. Hubungan motivasi berprestasi anggota
kelompok terhadap fungsi kelompok dengan
faktor internal dan eksternal petani.
III.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini dilaksanakan di Gapoktan Ngudi Makmur, Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten
Temanggung pada tanggal 27 Januari sampai dengan 20 Februari 2016. Sasaran penelitian ini yaitu anggota
Gapoktan yang terbagi ke dalam lima kelompok tani. Metode pengambilan sampel
yaitu Simple random Sampling dengan jumlah
responden 46 orang. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah.
1. Motivasi berprestasi anggota
kelompok terhadap fungsi kelompok, yang terdiri: a) kesediaan mengorbankan waktu, b) kesediaan mengorbankan
biaya, c) kesediaan
menanggung resiko atas adopsi inovasi, dan d) kesediaan petani
mencari informasi inovasi.
2. Faktor internal dan eksternal
petani
Faktor internal yang
dikaji yaitu: a) umur, b) tingkat pendidikan, c) tanggungan dalam keluarga, d)
luas lahan, dan e) pengalaman usaha tani. Faktor eksternal yang dikaji yaitu:
a) peran pamong desa dan, b) peran PPL
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Analisis Motivasi Berprestasi Anggota Kelompok Terhadap Fungsi Kelompok
dengan menggunakan alat pengukuran Likert
Summated Ratings, operasionalnya
dinyatakan dalam daftar pernyataan dengan kriteria pada Gambar 1.
Gambar 1. Kriteria pengukuran
metode skala Likert.
2. Analisis Korelasi Kendall Tau
Korelasi Kendall Tau (Ï„)
digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,
2004). Rumus dasar yang digunakan adalah:
Keterangan:
Ï„ = Koefisien Korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1 < 0 < 1)
ƩA = Jumlah rangking atas
ƩB = Jumlah rangking bawah
N = Jumlah anggota sampel
Ï„ = Koefisien Korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1 < 0 < 1)
ƩA = Jumlah rangking atas
ƩB = Jumlah rangking bawah
N = Jumlah anggota sampel
Uji signifikansi
koefisien korelasi menggunakan rumus Z, sebagai berikut:
Keeratan hubungan dapat dilihat pada pedoman interpretasi terhadap
koefisien korelasi yang tersaji pada Tabel 1. (Sugiyono, 2012).
Tabel
1. Pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi
Interval Koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
|
baca juga: CONTOH PROPOSAL PKM AI / DEGREENING JERUK SIEM (Citrus microcarpa L) MENGGUNAKAN ETEPHON PADA BERBAGAI METODE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS JERUK LOKAL PURBALINGGA
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Motivasi Berprestasi Anggota Kelompok Terhadap Fungsi Kelompok
Motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok diukur berdasarkan
variabel pembentuknya dimana tersaji pada Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Variabel pembentuk
motivasi berprestasi anggota
kelompok terhadap fungsi kelompok
No
|
Variabel pembentuk
|
Rataan skor
|
Kategori
|
1
|
Aspek
kesediaan mengorbankan waktu
|
3,638
|
Tinggi
|
2
|
Aspek
kesediaan mengorbankan biaya
|
3,891
|
Tinggi
|
3
|
Aspek kesediaan
menanggung resiko atas adopsi inovasi
|
3,109
|
Tinggi
|
4
|
Aspek
kesediaan mencari informasi
|
3,065
|
Tinggi
|
Rataan
total skor
|
3,426
|
Tinggi
|
Sumber: Data primer diolah, 2016.
Hasil pengukuran motivasi berprestasi
anggota kelompok terhadap fungsi kelompok dalam bentuk rentang skala tersaji
pada Gambar 2. berikut.
Perincian untuk setiap aspek variabel pembentuk motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok, dijelaskan sebagai berikut.
1.
Aspek kesediaan mengorbankan
waktu
Aspek kesediaan mengorbankan waktu
ini dibagi menjadi beberapa komponen pembentuk. Data mengenai komponen
pembentuk aspek kesediaan mengorbankan waktu tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Komponen pembentuk aspek kesediaan mengorbankan waktu
No
|
Komponen pembentuk aspek kesediaan mengorbankan waktu
|
Rataan skor
|
Kategori
|
1
|
Kehadiran
anggota dalam rapat rutin kelompok selama 1 tahun terakhir
|
4,630
|
Sangat
tinggi
|
2
|
Keikutsertaan
anggota dalam uji demplot serta
penanggulangan HPT oleh PPL dalam 2 tahun terakhir
|
2,804
|
Rendah
|
3
|
Keikutsertaan anggota dalam
kerjabakti kelompok tani dalam 2 tahun terakhir
|
3,478
|
Tinggi
|
Rataan
total skor
|
3,638
|
Tinggi
|
Sumber: Data primer diolah, 2016.
2. Aspek kesediaan mengorbankan biaya
Aspek kesediaan mengorbankan biaya dibagi menjadi beberapa
komponen pembentuk. Data mengenai komponen pembentuk aspek kesediaan
mengorbankan waktu tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4. Komponen pembentuk aspek kesediaan mengorbankan biaya
No
|
Komponen pembentuk aspek kesediaan mengorbankan biaya
|
Rataan skor
|
Kategori
|
1
|
Kesediaan
anggota untuk mengeluarkan iuran anggota tiap kali mengikuti rapat rutin
dalam 1 tahun terakhir
|
4,457
|
Sangat
tinggi
|
2
|
Kesediaan
anggota untuk membeli benih/bibit varietas unggul pada 4 musim tanam terakhir
|
3,783
|
Tinggi
|
3
|
Kesediaan anggota untuk membeli produk organik di laboratorium milik
gapoktan pada 4 musim tanam terakhir
|
3,435
|
Tinggi
|
Rataan
total skor
|
3,891
|
Tinggi
|
Sumber:
Data primer diolah, 2016.
3. Aspek kesediaan menanggung resiko
atas adopsi inovasi
Aspek kesediaan menanggung resiko atas adopsi inovasi
dibagi menjadi beberapa komponen pembentuk. Data mengenai komponen pembentuk
aspek kesediaan mengorbankan waktu tersaji pada Tabel 5.
Tabel 5.
Komponen pembentuk aspek
kesediaan menanggung resiko atas adopsi
inovasi
No
|
Komponen pembentuk aspek kesediaan menanggung resiko atas adopsi
inovasi
|
Rataan skor
|
Kategori
|
1
|
Kesediaan
anggota menerapakan inovasi baru yang
didapat dari diskusi kelompok pada 10 kali rapat rutin (1 tahun) terakhir
|
3,783
|
Tinggi
|
2
|
Kesediaan
anggota untuk menerapkan teknologi inovasi baru dari hasil uji demplot oleh
PPL dalam 2 tahun terkahir
|
2,783
|
Rendah
|
3
|
Kesediaan
anggota untuk menggunakan pupuk organik yang diproduksi di laboratorium mini
gapoktan pada 4 kali musim tanam terakhir
|
3,348
|
Tinggi
|
4
|
Kesediaan anggota
menggunakan pestisida nabati dan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) yang diproduksi di
laboratorium mini gapoktan pada 4 kali musim tanam terakhir
|
2,522
|
Rendah
|
Rataan
total skor
|
3,109
|
Tinggi
|
Sumber: Data Primer
Diolah, 2016.
4. Aspek kesediaan mencari informasi
Aspek kesediaan mencari informasi dibagi menjadi
beberapa komponen pembentuk yang tersaji pada Tabel 6.
Tabel 6. Komponen pembentuk aspek kesediaan mencari informasi
No
|
Komponen pembentuk aspek kesediaan menanggung resiko atas adopsi
inovasi
|
Rataan skor
|
Kategori
|
1
|
Kesediaan
anggota untuk bertanya/mencari informasi terhadap permasalahan usahatani yang
dihadapi setiap rapat rutin anggota kelompok yang dihadiri
|
3,804
|
Tinggi
|
2
|
Kesediaan
anggota untuk bertanya/mencari solusi kepada anggota lain terhadap
permasalahan yang dhadapi, diluar rapat rutin anggota pada 1 kali musim tanam
terakhir
|
3,022
|
Tinggi
|
3
|
Kesediaan
anggota untuk bertanya pengurus kelompok tani apabila mengalami kesulitan
dalam hal admisnistrasi kebutuhan kelompok disetiap rapat rutin kelompok
dilaksanakan
|
2,913
|
Rendah
|
4
|
Kesediaan
anggota kelompok untuk berkonsultasi dengan anggota kelompok lain serta PPL
mengenai saprodi usahatani pada 4 kali musim tanam terakhir
|
2,804
|
Rendah
|
5
|
Kesediaan anggota untuk bertanya kepada PPL apabila kurang memahami
materi disetiap pelaksanaan uji demplot
|
2,783
|
Rendah
|
Rataan
skor
|
3,065
|
Tinggi
|
Sumber: Data primer diolah,
2016.
B. Hubungan Motivasi Berprestasi Anggota Kelompok
Terhadap Fungsi Kelompok dengan Faktor Internal dan Eksternal Petani
Hubungan motivasi berprestasi anggota kelompok
terhadap fungsi kelompok dengan faktor internal dan eksternal petani
selengkapnya tersaji pada Tabel 7.
Tabel 7. Hubungan motivasi berprestasi anggota
kelompok terhadap fungsi kelompok dengan faktor internal dan eksternal petani
Variabel
|
Koefisien Korelasi
|
Signifikansi
(2-tailed)
|
Keterangan
|
Umur
|
-0,309
|
0,008
|
Signifikan
|
Pendidikan
|
0,256
|
0,032
|
Signifikan
|
Tanggungan
dalam Keluarga
|
-0,151
|
0,188
|
Tidak
Signifikan
|
Luas Lahan
|
0,095
|
0,412
|
Tidak
Signifikan
|
Pengalaman
Usahatani
|
-0,135
|
0,239
|
Tidak
Signifikan
|
Peran Pamong
Desa
|
0,217
|
0,076
|
Tidak
Signifikan
|
Peran PPL
|
0,206
|
0,101
|
Tidak
Signifikan
|
Sumber:
Data Primer Diolah, 2016.
Perincian hubungan pada setiap faktor internal dan faktor eksternal
petani disajikan sebagai berikut.
1.
Hubungan umur dengan motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok.
Umur mempunyai hubungan dengan kemampuan fisik dan respon petani terhadap
inovasi baru. Nilai koefisien korelasi sebesar –0,309 dan nilai
signifikansi sebesar 0,008 lebih kecil dari alpha 5 % (0,05), hal ini dapat
diartikan bahwa semakin tinggi umur anggota kelompok tani maka motivasi
berprestasi anggota kelompok akan semakin rendah. Nilai koefisien korelasi juga
menunjukkan tingkat keeratan hubungan yang rendah. Umur mempunyai hubungan
negatif atau terbalik dan signifikan dengan motivasi berprestasi anggota
kelompok.
2. Hubungan tingkat pendidikan dengan motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok.
Petani
yang pendidikannya lebih tinggi biasanya lebih dinamis, cepat dan tepat dalam
pengambilan keputusan dari setiap alternatif usahanya dibandingkan dengan
petani yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Tabel 7. menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan motivasi berprestasi
anggota kelompok. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,256 dan nilai signifikansi
sebesar 0,032 lebih kecil dari alpha 5 % (0,05), hal ini dapat diartikan bahwa
semakin tinggi tinggi tingkat pendidikan maka motivasi berprestasi anggota
kelompok akan semakin tinggi. Nilai koefisien korelasi juga menunjukkan tingkat
keeratan hubungan yang rendah.
3. Hubungan tanggungan dalam keluarga dengan motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok.
Tabel 7.
menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar -0,151 dan nilai
signifikansi sebesar 0,188 lebih besar dari alpha 5 % (0,05). Hal ini dapat
dikatakan bahwa besar kecilnya tanggungan dalam keluarga mempunyai hubungan
yang tidak signifikan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok. Jumlah
tanggungan keluarga tidak mendorong petani sebagai anggota untuk berprestasi.
Artinya besar kecil tanggungan keluarga tidak ada hubungannya dengan kesediaan anggota
kelompok dalam rangka mengikuti kegiatan kelompok tani dan upayanya dalam
meningkatkan usahatani melalui kegiatan kelompok yang diikutinya.
4.
Hubungan luas lahan dengan motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok.
Menurut Rifki (2011)
petani yang lahannya lebih luas membutuhkan investasi yang lebih besar dalam
usahataninya, sehingga cenderung lebih cermat dalam memperhitungkan setiap
alternatif yang ada. Tabel 7.
menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,095 dan nilai signifikansi
sebesar 0,412 lebih besar dari alpha 5 % (0,05). Hal ini dapat dikatakan bahwa
besar kecilnya luas lahan mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan
motivasi berprestasi anggota kelompok. Perbedaan luas tersebut tidak
berhubungan dengan tingkat motivasi berprestasi anggota kelompok, hal itu salah
satunya dikarenakan kepemilikan lahan garapan tersebut. Petani yang menyewa
lahan baik dalam kategori lahan sempit, sedang atau luas tentunya akan berpikir
matang untuk menerima teknologi baru. Petani akan berpikir apakah hal tersebut
menimbulkan resiko yang lebih besar atau tidak karena keterbatasan waktu dalam
penguasaan lahan tersebut.
5.
Hubungan pengalaman usaha tani dengan motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok.
Tabel 7. menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar -0,135
dan nilai signifikansi sebesar 0,239 lebih besar dari alpha 5 % (0,05). Hal ini
dapat dikatakan bahwa lama tidaknya pengalaman usahatani mempunyai hubungan
yang tidak signifikan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok. Petani
dengan pengalaman usahatani yang lama biasanya cenderung susah untuk menerima
hal baru dalam usahataninya karena mereka menganggap bahwa selama ini mereka
telah merasakan pahit manisnya berusahatani dan merasa lebih
berpengalaman. Akan tetapi ada pula
petani yang memiliki pengalaman usahatani yang banyak namun merasa belum
menemukan kepuasan dalam berusahatani sehingga perlu mencoba hal-hal baru yang
akan memberikan hasil yang lebih banyak dan bagus dari hasil usahataninya
selama ini.
6. Hubungan peran pamong desa dengan motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok.
Pamong desa merupakan pejabat yang juga sebagai pembina kelompok tani di
wilayahnya. Kehadiran pamong desa merupakan social
fasilitation bagi petani anggota kelompok. Tabel 7. menunjukkan bahwa nilai
koefisien korelasi sebesar 0,217 dan nilai signifikansi sebesar 0,076 lebih
besar dari alpha 5 % (0,05). Hal ini dapat dikatakan bahwa peran pamong desa
mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan motivasi berprestasi anggota
kelompok. Pamong desa di Desa Kataan pada umumnya kurang mendampingi
pelaksanaan kegiatan kelompok tani. Hal ini dikarenakan pamong desa menyerahkan
langsung ke setiap kelompok tani untuk melaksanakan kegiatan secara mandiri.
7. Hubungan peran petugas penyuluh lapangan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok.
Tabel
7.vmenunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,206 dan nilai
signifikansi sebesar 0,101 lebih besar dari alpha 5 % (0,05). Hal ini dapat
dikatakan bahwa peran petugas penyuluh lapangan mempunyai hubungan yang tidak
signifikan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok. Metode penyuluhan yang
digunakan PPL di Gapoktan Ngudi Makmur kurang memberikan respon yang positif kepada
anggota kelompok tani. PPL kurang dapat mempengaruhi petani sebagai anggota
kelompok karena selama ini metode penyuluhan yang digunakan jarang menyinggung
aspek teknis dilapangan. Petani anggota membutuhkan informasi serta inovasi
yang disajikan secara nyata dalam bentuk bimbingan lapangan.
V. KESIMPULAN
1. Motivasi berprestasi anggota kelompok
terhadapat fungsi kelompok secara keseluruhan berada dalam kategori tinggi yang
digambarkan oleh motivasi berprestasi aspek kesediaan mengorbankan waktu
(tinggi), motivasi berprestasi aspek kesediaan mengorbankan biaya (tinggi),
motivasi berprestasi aspek kesediaan menanggung resikoatas adopsi inovasi
(tinggi) dan motivasi berprestasi aspek kesediaan mencari informasi (tinggi).
2. Faktor
internal petani yang mempunyai hubungan signifikan dengan motivasi berprestasi
anggota kelompok terhadap fungsi kelompok yaitu umur dan pendidikan, sedangkan
jumlah tanggungan dalam keluarga, luas lahan dan pengalaman usahatani mempunyai
hubungan yang tidak signifikan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok
terhadap fungsi kelompok. Faktor eksternal petani baik peran pamong desa maupun
peran petugas penyuluh lapangan mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan
motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT dan ucapan
banyak terima kasih kepada pihak - pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini. Ir.
Sri Widarni, M.Si. selaku dosen pembimbing, segenap
civitas akademika Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Jenderal Soedirman, serta teman-teman yang telah memberi banyak
dukungan demi lancarnya proses penelitian ini dari awal hingga akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Pembinaan Kelompok Tani. (On-line), http://www.deptan.go.id/bpsdm/peraturan/permentan%202732007%20lampiran%201.
diakses pada tanggal 21 Oktober 2015.
Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian. 2013. Statistik SDM
Pertanian dan Kelembagaan Petani. Sekretariat Jenderal - Kementerian
Pertanian, Jakarta.
Rifki, A.N. 2011. Respon Petani terhadap
Kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmu – ilmu Pertanian. Vol 7. No.
2, 2011: Hal 48 – 60.
Sugiyono. 2004. Statistik
Nonparametris. Alfabeta, Bandung.