CONTOH PROPOSAL PKM GT (GAGASAN TERTULIS) / MODIFIKASI ATMOSFER DAERAH PERAKARAN UNTUK PRODUKSI STROBERI SECARA HIDROPONIK DI DATARAN RENDAH TROPIS
USULAN PROGRAM
KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM:
MODIFIKASI ATMOSFER DAERAH
PERAKARAN UNTUK PRODUKSI STROBERI SECARA HIDROPONIK DI DATARAN RENDAH TROPIS
BIDANG
KEGIATAN:
PKM-GT
Diusulkan Oleh:
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
RINGKASAN
Tanaman stroberi merupakan tanaman yang tumbuh baik pada suhu rendah. Stroberi merupakan salah satu buah yang sangat menarik minat banyak orang untuk
mengkonsumsinya, selain itu stroberi
sendiri memiliki warna khas merah kecerahan atau merah muda yang menjadikannya
sebagai salah satu buah yang memiliki warna yang sangat indah. Buah yang satu
ini sendiri banyak dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan penambah rasa pada
es krim, permen, sirup bahkan obat-obatan di dalam kehidupan sehari-hari. Produksi
stroberi masih belum sebanding dengan permintaan stroberi. Produksi buah
stroberi yang dihasilkan sekarang belum bisa memenuhi permintaan pasar. Seperti
yang terjadi, pemasok buah ke beberapa pasar swalayan di Jakarta dan luar kota
dari Ciwidey hanya bisa menyuplai 15-30 kg stroberi dari jumlah permintaan 60
kg per hari. Hal serupa dialami oleh pengepul di Lembang. Mereka harus
menampung hasil panen dari petani di sekitar kebun, Ciwidey dan Pangalengan
agar dapat memenuhi permintaan minimal 500 kg setiap tiga hari ke pabrik selai
di Jakarta. Dari permasalahan tersebut, dilakukan pembudidayaan tanaman stroberi di
dataran rendah tropis melalui rekayasa suhu dengan metode hidroponik substrat
di dalam greenhouse. Sistem hidroponik substrat merupakan metode budidaya tanaman di mana
akar tanaman tumbuh pada media porus selain tanah yang dialiri larutan nutrisi
sehingga memungkinkan tanaman memperoleh air, nutrisi, dan oksigen secara
cukup.
PENDAHULUAN
Stroberi
(Fragaria sp.) merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang penting di dunia,
terutama untuk negara-negara beriklim subtropis. Seiring perkembangan ilmu dan teknologi
pertanian yang semakin maju, kini stroberi mendapat perhatian pengembangannya di
daerah beriklim tropis. Di Indonesia,
walaupun stroberi bukan merupakan tanaman asli Indonesia, namun pengembangan
komoditas ini yang berpola agribisnis dan agroindustri dapat dikategorikan
sebagai salah satu sumber pendapatan dalam sektor pertanian.
Stroberi
ternyata dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik dalam kondisi iklim seperti
di Indonesia. Stroberi
merupakan salah satu jenis buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi
dan mempunyai banyak manfaat. Bagian yang dapat dimakan dari buah stroberi mencapai
96%.
Stroberi
tidak hanya dikonsumsi dalam keadaan segar tetapi dapat diolah menjadi selai, dodol, manisan, jus, yoghurt, kue, dan bahan baku
pembantu pembuat es krim. Kandungan gizinya tinggi dan komposisi gizinya cukup
lengkap. (Budiman dan
Saraswati, 2008).
Produksi stroberi masih belum sebanding dengan permintaan
stroberi (Amitarwati, 2007). Produksi buah stroberi yang dihasilkan sekarang belum
bisa memenuhi permintaan pasar. Seperti yang terjadi, pemasok buah ke beberapa
pasar swalayan di Jakarta dan luar kota dari Ciwidey hanya bisa menyuplai 15-30
kg stroberi dari jumlah permintaan 60 kg per hari. Hal serupa dialami oleh
pengepul di Lembang. Mereka harus menampung hasil panen dari petani di sekitar
kebun, Ciwidey dan Pangalengan agar dapat memenuhi permintaan minimal 500 kg
setiap tiga hari ke pabrik selai di Jakarta (Budiman dan Saraswati, 2008).
Oleh karena itu perlu adanya usaha peningkatan produksi
stroberi. Hal ini dapat dicapai dengan teknik budidaya yang baik, pengendalian
lingkungan tumbuh tanaman, dan pemberian nutrisi yang optimal (Morgan dan
Lennard, 2000). Stroberi memiliki nilai gizi yang tinggi dan efektif mencegah
perkembangbiakan sel-sel kanker (Widiastuti, 2006). Jumlah vitamin C, dan folat
pada stroberi lebih tinggi dibandingkan pada apel, anggur, pisang dan Jeruk
(CSC, 2004).
Budidaya stroberi umumnya dilakukan di dataran tinggi
dengan lahan yang terbuka. Budidaya stroberi di lahan terbuka memiliki kendala
faktor iklim yang fluktuatif akibat hujan dan angin. Petani stroberi dapat mengalami
kerugian mencapai Rp. 32.941.200,00/ha/tahun akibat kerusakan buah stroberi
sebesar 2.196.08 kg/ha/tahun (Kuncoro dan Rosyad, 2007). Stroberi yang
dihasilkan melalui budidaya di lahan terbuka tersebut mempunyai tingkat
keseragaman kualitas yang rendah, yaitu sekitar 30%.
Kendala budidaya stroberi di lahan terbuka adalah
curah hujan yang tinggi, sehingga jumlah air yang banyak dalam waktu singkat
dapat mengakibatkan sebagian atau seluruh tanaman rusak, timbulnya hama dan
penyakit tanaman, serta terpaan angin. Gambar 1 menyajikan kerusakan tanaman stroberi
di Serang Kabupaten Purbalingga akibat faktor
lingkungan, serangan hama dan penyakit di lahan terbuka. Fluktuasi hasil
yang disebabkan oleh faktor lingkungan berpengaruh terhadap keseragaman buah
(Gunadi et al., 2006).
Gambar 1. Kerusakan tanaman stroberi akibat penyakit dan
faktor lingkungan di lahan terbuka.
Stroberi merupakan tanaman yang responsif terhadap
pemberian air. Pemberian air irigasi dilakukan dengan penyiraman secara
konvensional melalui alur antar guludan pada musim kemarau atau mengandalkan
air hujan sebagai sumber pengairan. Masalah yang sering dihadapi adalah
kebecekan karena kelebihan air pada alur-alur guludan sehingga dapat
menyebabkan tumbuhnya jamur dan buah menjadi busuk. Kendala yang sering
dihadapi pada pemberian air di musim kemarau adalah terbatasnya air irigasi
selama masa pemberian air, sehingga diperlukan metode pemberian air irigasi
yang lebih efisien untuk meningkatkan hasil dan kualitas stroberi.
Pembudidayaan tanaman stroberi dengan metode
hidroponik substrat bertujuan untuk mengurangi kerusakan pada tanaman,
mengurangi pertumbuhan jamur yang dapat menyebabkan kebusukan buah, memberi
pengairan yang cukup saat musim kemarau, dan meningkatkan produksi tanaman.
Dengan peningkatan produksi hasil tanam, maka kebutuhan masyarakat terhadap
buah stroberi akan terpenuhi.
GAGASAN
Tanaman stroberi merupakan
tanaman yang disukai para perkebun ataupun masyarakat perumahan untuk
dibudidayakan. Tanaman stroberi
sangat cocok dikembangkan pada iklim tropis, dan hanya memerlukan biaya murah,
serta akan dapat kita panen sekitar 13 bulan dari awal kita tanam. Tanaman stroberi dapat berbuah
sepanjang tahun dan produktif berbuah hingga empat tahunan.
Stroberi merupakan
tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah
satu spesies tanaman stroberi
yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan
Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas
dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi
ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
Klasifikasi
botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria
spp.
Buah stroberi
dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan
yang terbuat dari stroberi telah
banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi.
Syarat
Pertumbuhan
a.
Iklim
1.
Tanaman stroberi
dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun.
2.
Lamanya penyinaran
cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8-10 jam setiap
harinya.
3.
Stroberi adalah
tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis
yang memiliki temperatur 17-20oC.
4.
Kelembaban udara
yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%.
b.
Media
Tanam
1.
Jika ditanam di
kebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur,
mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik.
2.
Derajat keasaman
tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5,4-7,0,
sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6,5-7,0.
3.
Jika ditanam
dikebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari
permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros,
mudah merembeskan airdan unsur hara selalu tersedia.
Stroberi adalah salah satu jenis tanaman
perdu yang memerlukan banyak air dalam masa pertumbuhannya. Ketinggian tempat
yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl. Salah satu
metode irigasi (pemberian air) yang
dikembangkan untuk budidaya stroberi yaitu sistem irigasi kendi. Sistem irigasi
kendi memungkinkan tanah selalu dalam keadaan lembab dan terkontrol.
Sistem irigasi kendi (SIK) adalah sistem
irigasi tanaman hortikultura sederhana yang dikenal memiliki beberapa
keunggulan. Keunggulan dari system irigasi kendi yaitu menyimpan dan merembeskan
air ke daerah perakaran tanaman. Kendi tanah liat ditanam berbaris sampai batas
leher dan air akan merembes keluar secara perlahan. Prinsip irigasi kendi
adalah peresapan air seeara perlahan melewati pori-pori permukaan kendi
langsung ke tanah di daerah perakaran tanaman.
Kelemahan sistem irigasi kendi dalam hal kepadatan
tanah liat sebagai bahan baku pembuatan kendi adalah apabila struktur kendi yang
semakin padat, maka akan membuat air semakin lama untuk merembes ke permukaan
tanah. Tanaman akan cepat layu apabila perembesan
air ke permukaan lama, karena tanaman stroberi sangat membutuhkan banyak air
dalam pertumbuhannya, Penerapan sistem irigasi kendi ini masih kurang efektif
karena biaya investasi awal yang cukup
besar.
Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk
budidaya tanaman stroberi dataran rendah melaluli modifikasi atmosfer daerah
perakaran tanaman stroberi adalah untuk meningkatkan kualitas tanaman tersebut
di dataran rendah.
Metode lain yang
dapat di terapkan untuk membudidayakan tanaman stroberi yaitu secara hidroponik
substrat. Sistem hidroponik substrat merupakan metode budidaya tanaman di mana
akar tanaman tumbuh pada media porus selain tanah yang dialiri larutan nutrisi
sehingga memungkinkan tanaman memperoleh air, nutrisi, dan oksigen secara
cukup.
1. Kelebihan
hidroponik jenis ini yaitu:
a.
Dapat menyerap dan
menghantarkan air
b.
Tidak mempengaruhi pH air
c.
Tidak berubah warna
d.
Tidak mudah lapuk
2. Teknik:
a.
Memilih substrat yang sesuai
dengan tanaman yang akan dibudidayakan. Misalnya: arang sekam, pasir, pecahan
batu bata
b.
Bila menggunakan lebih dari
satu macam substrat, maka harus dilakukan perbandingan yang sesuai. Misalnya substrat
pasir dan arang sekam dengan perbandingan 1:1.
c.
Memasukkan substrat pada
pot/polybag
d.
Menanam bibit tanaman yang
disediakan pada pot/polybag
e.
Merendam pot/polybag tersebut
dalam wadah yang berisi nutrisi sedalam ± 5 cm
1.
Suhu
Kondisi suhu di dalam rumah kaca sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan di dalamnya. Untuk
itu bentuk rumah kaca harus sesuai sehingga tidak menimbulkan peningkatan suhu
yang menjadikan penghambat pertumbuhan tanaman.
2.
Kelembaban
Kelembaban sangat dipengaruhi oleh suhu.
Kelembaban di sini akan berpengaruh terhadap proses-proses yang berlangsung di
dalam pertumbuhan tanaman. Untuk itu, dalam hidroponik substrat harus diketahui
apakah kelembaban yang terbentuk telah sesuai dengan syarat tumbuh tanaman,
bila belum hendaknya perlu ditambahkan peralatan-peralatan yang mendukung
kestabilan kelembaban.
3.
Sirkulasi udara
Yang sangat perlu diperhatikan dalam
hidroponik substrat adalah sistem sirkulasi udara. Hal ini diperlukan perhatian
khusus karena pada saat budidaya tanaman berlangsung, akan terjadi peningkatan
suhu, sehingga diperlukan pula sistem sirkulasi udara yang sesuai.
4.
Pupuk
Dalam hidroponik substrat, tentunya hal pertama
yang harus dilihat adalah kondisi tanah. Apabila tanah kurang subur dapat
digunakan pupuk cair untuk meningkatkan produktivitas tanaman
Greenhouse
adalah suatu bangunan atau konstruksi yang
berfungsi untuk memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman dapat tumbuh
optimal. Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari
kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan
yang dikehendaki.
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki pada
proses budidaya tanaman antara lain:
a.
Ekses radiasi sinar matahari
seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.
b.
Suhu udara dan kelembaban yang
tidak sesuai.
c.
Kekurangan dan kelebihan curah
hujan.
d.
Gangguan hama dan penyakit.
e.
Tiupan angin yang terlalu kuat
sehingga dapat merobohkan tanaman.
f.
Tiupan angin dan serangga yang
menyebabkan kontaminasi penyerbukan.
g.
Ekses polutan akibat polusi
udara.
Sementara kondisi lingkungan yang
dikehendaki pada proses budidaya tanaman antara lain:
a.
Kondisi cuaca yang mendukung
rentang waktu tanam lebih panjang.
b.
Suhu, kelembaban dan intensitas
cahaya sesuai dengan kebutuhan tanaman.
c.
Suplai air dan pupuk dapat
dilakukan secara berkala dan terukur.
d.
Sanitasi lingkungan sehingga
tidak kondusif bagi hama dan penyakit.
e.
Kondisi nyaman bagi
terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
f.
Bersih dari ekses lingkungan
seperti polutan dan minimnya residu pestisida.
g.
Hilangnya gangguan fisik baik
oleh angin maupun hewan.
KESIMPULAN
Metode hidroponik substrat di dalam greenhouse dapat diterapkan untuk meningkatkan
produksi tanaman stroberi di dataran rendah tropis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. 3 Manfaat Buah Stroberi Bagi Kesehatan. http://bandartaruhan.org/3-manfaat-buah-stroberi-bagi-kesehatan/
Amitarwati, D.P.
2007. Fluktuasi Suhu Stroberi selama Rantai Distribusi dan Pendugaan Umur
Simpan Berdasarkan Perubahan Warna (studi kasus di Desa Serang Kabupaten
Purbalingga). Skripsi. Fakultas Pertanian Unsoed.
ARN Pangan. 2010. Kendi Berkah dari Lumpur Bencana. http://www.bic.web.id/login/inovasi-indonesia-unggulan/449-kendi-berkah-dari-lumpur-bencana
Budiman,
S., dan D.,Saraswati, 2008. Berkebun
Stroberi Secara Komersial. Penebar
Swadaya, Jakarta CSC. 2004. Stroberi
Lesson Plan Grades 9-12. www. calstroberi. Com. Diakses tanggal 1 Juni 2006.
Gunadi,
N., T. K. Moekasan, L. Prabaningrum, H. D. Putter, dan A. Everaarts. 2006.
Budidaya Tanaman Paprika (Capsicum annuum var.grossum) di dalam Rumah Plastik.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura. Bogor.
Kuncoro,
H.P dan A. Rosyad. 2007. Study on Stroberry Farming at Serang Village and its
Product Distribution within Farmer Level. Research
project report. Unsoed. Purwokerto.
Menteri Negara Riset dan Teknologi. 2005. Stroberi
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=2&doc=2a25.
Morgan,
L. Dan S. Lennard. 2000. Hydroponics Production. A Comprehensive, Prectical,
and Scientific Guide to Commercial Hydroponics Production. Casper Publications
Pty Ltd, Narrabeen, Australia.
Setiawan,
Budi Indra, dkk. 1998. Sistem Irigasi
Kendi Untuk Tanaman Sayuran Di Daerah Kering. http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/115728
Solbi
Agro. . http://www.solbiagro.com/id/content/37-budidaya-stroberi.
Warintek. 2000. Stroberi.
http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/stroberi.pdf
Widiastuti, S.
2008. Ekstrak Strawberry Organik Lebih Efektif Mencegah Kanker. www. Pertanian
organik. Com.