LAPORAN PKL MANAJEMEN PRODUKSI BENIH PADI PADA PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) KECAMATAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Peningkatan jumlah penduduk dunia di tiap tahunnya
terjadi pula pada negara berkembang seperti Indonesia yang diikuti dengan
meningkatnya kebutuhan manusia akan pangan. Hal tersebut menjadikan kemampuan
sumber daya alam sebagai penghasil pangan sangat terbatas. Adanya pengembangan
sumberdaya alam yang ditujukan bagi peningkatan produksi pangan sangat
dibutuhkan saat ini. Salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan produktivitas
tanaman pangan secara intensif.
Tanaman pangan merupakan salah satu tanaman yang
memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat di Indonesia. Tak heran jika
mayoritas petani di Indonesia berusahatani tanaman pangan karena hasil olahan
tanaman pangan memang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Tanaman
pangan yang menjadi primadona di Indonesia yaitu padi, sempat membawa Indonesia
menjadi negara berswasembada beras yang mampu meningkatkan produksi padi
nasional hampir tiga kali lipat pada tahun 1990-an (Las, 2009). Namun saat ini
Indonesia berusaha mencapai titik ketahanan pangannya. Rendahnya produktivitas
hasil pertanian menjadi salah satu kendala tercapainya ketahanan pangan
nasional. Belum lagi tingginya alih fungsi lahan pertanian serta masih
banyaknya petani yang kehilangan hasil pertanian saat melakukan panen. Program pemerintah
untuk mencapai ketahanan pangan yang salah satunya ditempuh dengan cara
diversifikasi pangan belum membuahkan hasil yang berarti karena masyarakat
Indonesia masih sangat bergantung pada konsumsi beras yang tetap menjadi
pilihan bahan makanan pokok mereka. Oleh sebab itu, beras saat ini masih
menjadi bahan pangan pokok yang harus tetap diproduksi dan impor pun menjadi
pilihan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan beras.
Ketergantungan negara agraris seperti Indonesia terhadap impor bahan pangan
terutama beras semakin besar di tiap
tahunnya. Beras menjadi bahan makanan pokok yang memegang peranan penting dalam
perekonomian nasional dan beras secara tidak langsung dapat mempengaruhi
situasi bahan konsumsi lainnya yakni saat harga beras di pasaran
meningkat, maka harga barang konsumsi lainnya juga cenderung meningkat.
Kemampuan Indonesia meningkatkan produksi pertanian untuk swasembada dalam
penyediaan pangan sangat ditentukan oleh banyak faktor eksternal maupun
internal. Satu-satunya faktor eksternal yang tidak dapat dipengaruhi oleh
manusia adalah iklim, walaupun dengan kemajuan teknologi saat ini pengaruh
negatif dari cuaca buruk terhadap produksi pertanian dapat diminimalisir.
Faktor-faktor internal yang dapat dipengaruhi oleh manusia di antaranya
adalah luas lahan, benih, pupuk, ketersediaan dan kualitas infrastruktur, dan
jumlah serta kualitas tenaga kerja. Kombinasi dari faktor-faktor tersebut dalam
keterkaitannya yang optimal, akan menentukan tingkat produktivitas lahan. Saat
ini Indonesia, terutama pada bahan pangan beras belum mencukupi kebutuhan
permintaan dalam negeri yang berarti bahwa Indonesia harus meningkatkan daya
saing dan kapasitas produksi untuk meningkatkan produktivitas pertanian
khususnya padi.
Produksi bahan pangan tidak akan mencukupi kebutuhan
manusia jika hanya mengandalkan cara berproduksi yang sama tanpa adanya suatu
perubahan. Pemilihan dan penggunaan benih yang unggul mampu meningkatkan
produktivitas padi secara optimal. Pengelolaan benih padi yang baik berdampak
baik pula pada produksi padi secara continue.
Padi merupakan tanaman yang hidupnya mengehendaki iklim tropik atau sub-tropik
seperti Indonesia sehingga padi tumbuh subur di wilayah Indonesia. Di Indonesia
dengan iklim tropiknya yang lembab membuat bahan pangan sulit untuk disimpan
dalam jangka waktu yang lama, namun padi dapat bertahan lama jika disimpan
dalam bentuk bulir atau gabah dengan cara penyimpanan yang baik pula.
Benih bermutu tinggi yang berasal dari varietas
unggul merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya
hasil per satuan luas pertanaman. Dalam rangka usaha memelihara dan
meningkatkan produksi tanaman padi, pengadaan benih bermutu secara mantap dan
teratur sangat penting untuk dilaksanakan. Dalam mendapatkan mutu benih yang
baik diperlukan adanya suatu manajemen yang baik agar kualitas benih padi tetap
terjaga. Tanpa manajeman yang efektif, suatu organisasi tidak akan mampu
menjawab setiap tantangan yang timbul sebagai akibat dari perubahan teknologi,
perubahan organisasi dan lingkungan dalam aspek kegiatan industri.
Manajemen merupakan suatu seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, sedangkan manajemen produksi menurut Handoko,
1991 merupakan usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumberdaya, tenaga
kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dan sebagainya dalam proses
transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.
Oleh karena itu dengan adanya manajemen produksi dalam suatu perusahaan
khususnya perusahaan benih akan membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan
yang matang, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan
pengendalian produksi agar benih yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan
petani atau masyarakat dan stock
benih pun selalu tersedia untuk kebutuhan pasar.
Pemilihan tempat praktik kerja lapangan di PT Sang
Hyang Seri (Persero) Sumpiuh dikarenakan benih yang diproduksi telah
disertifikasi sehingga mendapat respon pasar yang positif. Berdasarkan hal
tersebut, maka penulis terdorong untuk dapat mengetahui tentang manajemen
produksi benih padi pada PT Sang Hyang Seri (Persero) Kecamatan Sumpiuh,
Kabupaten Banyumas.
B. Tujuan
Praktik Kerja Lapangan
Tujuan praktik kerja lapangan adalah sebagai berikut
:
1. Mempelajari dan mengikuti kegiatan
produksi benih padi pada PT Sang Hyang Seri (Persero) Kecamatan Sumpiuh,
Kabupaten Banyumas.
2. Mempelajari manajemen produksi benih
padi yang dilakukan pada PT Sang Hyang Seri (Persero) Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.
3. Mengenali permasalahan yang ada dalam
manajemen produksi benih padi pada PT Sang Hyang Seri (Persero) Kecamatan
Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.
4. Mendapatkan
pengalaman kerja dengan membandingkan teori yang diperoleh dalam perkuliahan
dan kenyataan yang ada di lapangan khususnya pada manajemen produksi.
C. Sasaran
Praktik Kerja Lapangan
Sasaran Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan
produksi pengolahan benih padi yang dilaksanakan pada PT
Sang Hyang Seri (Persero) Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.
2. Kegiatan
manajemen produksi benih padi pada PT Sang Hyang Seri
(Persero) Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.
D. Manfaat
Praktik Kerja Lapangan
Praktik kerja lapangan yang dilaksanakan
diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Menambah pengetahuan
tentang kegiatan produksi benih padi termasuk di dalamnya prinsip manajemen
produksi yang diterapkan pada PT Sang Hyang Seri (Persero)
Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.
2. Mengetahui pelaksanaan manajemen suatu
perusahaan.
3. Hasil
Praktik Kerja Lapangan ini dapat digunakan sebagai bahan pengembangan bagi PT
Sang Hyang Seri (Persero) Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas dan informasi
bagi pembaca khususnya mengenai manajemen produksi benih padi.
4. Sumber informasi untuk
penelitian dan penulisan ilmiah.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
A. Deskripsi Benih
Indonesia
tergolong salah satu negara berpenduduk paling besar ke-4 di dunia berdasarkan
hasil Sensus Penduduk tahun 2012, dengan populasi diatas 245 juta jiwa.
Berdasarkan hal tersebut beras merupakan komoditas yang memiliki potensi
penting dengan tingkat konsumsi penduduk yang masih belum stabil (Nurainal,
2012). Dari sekian banyak jumlah penduduk yang ada mayoritas mengkonsumsi beras
untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Melihat hal tersebut, produksi akan beras
masih terus ditingkatkan terlebih lagi dalam memproduksi dan menjaga kualitas
benih padi yang menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan tumbuhnya
tanaman padi.
Benih
merupakan faktor penting pada suatu pertanaman karena benih merupakan awal
kehidupan dari tanaman yang bersangkutan. Benih adalah biji tanaman yang
sengaja diproduksi dengan teknik-teknik tertentu, sehingga memenuhi persyaratan
untuk digunakan sebagai bahan pertanaman selanjutnya (Kartasapoetra, 2003).
Benih adalah simbol dari suatu permulaan. Benih merupakan inti dari kehidupan
di alam karena kegunaannya sebagai penerus dari generasi tanaman.
Biji
merupakan bagian terbesar dari benih dan di dalam biji mengandung tanaman mini,
yang dilengkapi dengan struktur dan fisiologi yang sesuai dengan perannya
sebagai unit penyebaran atau perbanyakan. Di samping itu telah dilengkapi
secara sempurna dengan cadangan makanan, untuk mendukung tanaman muda sampai
dia mampu memenuhi kebutuhan sendiri sebagai organisme autotrophic. Dalam konteks agronomi, benih harus mampu menghasilkan
tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju, karenanya
benih dituntut agar memiliki mutu yang tinggi. Mutu atau kualitas benih yang
baik, adalah kemampuan benih untuk memperlihatkan persentase perkecambahan yang
tinggi, persentase biji rumput-rumputan yang rendah, kekuatan tumbuh yang
tinggi, bebas dari hama dan penyakit serta kontaminan - kontaminan lainnya
(Kuswanto, 1996).
Kegagalan
benih untuk memenuhi satu atau lebih faktor-faktor di atas, dapat dipandang
bahwa benih tersebut berkualitas kurang baik. Kebenaran varietas (benih yang
benar), adalah benih yang mempunyai sifat-sifat genetis yang sesuai dengan
hasil sertifikasi yang dilakukan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB).
Menurut
Wirawan dan Sri Wahyuni (2002) kelas benih dikelompokkan menjadi empat yaitu :
1. Benih Penjenis (BS)
Adalah
benih yang diproduksi dan dibawah pengawasan langsung pemulia tanaman dan
merupakan sumber untuk perbanyakan Benih Dasar (FS), Benih Pokok (SS), dan
Benih Sebar (ES).
2. Benih Dasar (FS)
Adalah
keturunan pertama dari benih penjenis yang diproduksi dibawah bimbingan yang
intensif dan pengawasan yang kuat sehingga kemurnian varietas yang tinggi dapat
dipelihara. Benih Dasar (FS) diproduksi oleh intansi atau badan yang ditetapkan
oleh Badan Benih Nasional (BBN) dan yang merupakan sumber kelas Benih Pokok
(SS) atau Benih Sebar (ES). Benih dasar diberi label sertifikasi berwarna putih.
3. Benih Pokok (SS)
Adalah
keturunan dari Benih Penjenis (BS) atau Benih Dasar (FS) yang diproduksi dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan serta telah disertifikasi sebagai
benih pokok oleh team pengawas mutu benih. Benih pokok diberi label sertifikasi berwarna ungu.
4. Benih Sebar ( ES )
Adalah
keturunan dari benih pokok yang diproduksi oleh instansi atau penangkar benih
yang dipandang mampu sesuai ketetapan Badan Benih Nasional ( BBN ). Benih sebar
diberi label
sertifikasi berwarna biru.
B.
Deskripsi
dan Karaktersitik Tanaman Padi
Padi
merupakan tanaman yang masih banyak diminati masyarakat untuk diproduksi
mengingat beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Pada umumnya
tanaman padi menghendaki iklim tropik atau sub tropik dalam hidupnya serta
tempat dan lingkungan yang terbuka dengan banyak mendapatkan sinar matahari.
Padi dapat tumbuh baik di daerah yang panas dan udaranya banyak mengandung uap
air. Padi ditanam dari dataran rendah sampai dengan 1.300mdpl. Padi dapat
diusahakan di tanah kering maupun tanah sawah (Ismunadji, 1990).
Tanaman
yang memiliki nama latin Oryza sativa
menurut Soemartono et al 1984 ini
memiliki akar tunggang yang terjadi dari akar lembaga terus masuk ke dalam
tanah. Namun 5-6 hari sesudah lembaga tumbuh, pangkal batang muda mengeluarkan
akar serabut yang berangsur-angsur bertambah banyak. Akar-akarnya masuk ke
dalam tanah hanya sedalam lapisan tanah yang dikerjakan, jadi umumnya tidak
lebih dalam dari 25cm.
Batang
tanaman ini beruas-ruas yang sebagian besar kosong hanya bagian atas dekat
dengan buku berisi empulur yang lunak dan berwarna putih. Tinggi tanaman dari
berbagai jenis tidak sama. Tinggi tanaman padi maksimum ±1,5 meter sedangkan
tinggi rata-rata adalah 80-120cm.
Daun
padi terdiri dari pelepah yang membalut batang dan helai daun. Pada perbatasan
antara kedua bagian ini di tengahnya terdapat lidah dan di sisinya telinga daun.
Sambungan antara pelepah dan helai daun berupa sendi. Adanya lidah pada daun
padi membuat air hujan yang mengalir dari helai daun tidak dapat masuk di sela
antara batang dan pelepah. Permukaan helai daun sebelah atas berbulu sedangkan
yang bawah tidak.
Padi
memiliki bunga yang biasa disebut malai. Bunga malai adalah bulir majemuk yakni
ibu tangkai bunga bercabang-cabang dan masing-masing cabang mendukung bunga
dengan susunan seperti bulir. Tangkai bunga malai sebagian terbalut oleh daun.
Jumlah cabang dan jumlah bunga tergantung dari varietas yang ditanam. Jumlah
cabang rata-rata 15-20, minimum 7 dan maksimum 30. Beras adalah putih lembaga (endosperm) dari sebutir buah yang erat
terbalut oleh kulit ari.
Kulit ari sebenarnya terdiri dari kulit biji dan dinding buah yang berpadu
menjadi satu.
Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan, taksonomi padi dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Nurainal, 2012) :
Kingdom
: Plantae
Divisi
:
Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotiledonae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Oryza
Spesies : Oryza
sativa L.
Tanaman
padi memiliki banyak varietas, namun secara umum padi dibedakan menjadi 3
varietas yaitu (Purnomo, 2012) :
1.
Varietas Padi Hibrida. Varietas padi ini memiliki hasil yang maksimal apabila sekali
ditanam, tetapi apabila keturunannya ditanam kembali maka hasilnya akan
berkurang jauh. Varietas ini memang dibuat atau direkayasa oleh pemiliknya
untuk sekali tanam saja. Contoh Padi Hibrida antara lain
Intani 1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, Sembada B3, B5, B8 dan B9,
Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11, Long
Ping (Pusaka 1 dan
2), Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5,
MIKI-1,2,3, SL 8 SHS, SL 11 HSS.
2.
Varietas Padi Unggul. Varietas ini adalah varietas yang mampu berkali-kali ditanam
dengan perlakuan yang baik. Hasil panen varietas ini dapat dijadikan benih
kembali. Contoh dari varietas ini antara lain Ciherang (bisa mencapai 47 % dari
total varietas yang ditanam), IR-64, Mekongga, Cimelati, Cibogo, Cisadane, Situ
Patenggang, Cigeulis, Ciliwung, Membramo, Sintanur, Jati luhur, Fatmawati, dan
Situbagendit.
3.
Varietas Padi Lokal. Varietas padi lokal adalah
varietas padi yang sudah lama beradaptasi di daerah tertentu, sehingga varietas
ini mempunyai karakteristik spesifik lokasi di daerah tersebut. Contoh varietas
padi lokal antara lain varietas Kebo, Dharma Ayu, Pemuda Idaman (Indramayu),
Gropak, Ketan Tawon, Gundelan (Malang), Merong (Pasuruan), Simenep, Srimulih,
Andel Jaran, Ketan Lusi, Ekor Kuda, hingga Gropak (Kulon Progo-Jogja), Angkong,
Bengawan dan Engseng.
Pada
pengolahan tanaman padi, banyak tidaknya hasil padi sebagian bergantung pada
varietas yang ditanam dan sudah pasti diimbangi pula dengan kegiatan
pengelolaan yang baik dalam pengolahan.
C.Manajemen
Produksi
Proses
produksi yang baik dan lancar tidak terlepas dari sistem manajemen yang baik,
sehingga dalam hal ini untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai
dengan yang diharapkan maka dibutuhkan suatu manajemen yang bisa mengelola
keseluruhan kegiatan produksi tersebut.
Manajemen atau yang sering disebut dengan pengelolaan atau tata laksana
merupakan suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian serta pengendalian. Dengan demikian unsur-unsur yang
terkandung di dalam manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian serta pengendalian.
a.
Perencanaan
Perencanaan
adalah serangkaian keputusan yang diambil sekarang, untuk dikerjakan pada waktu
yang akan datang. Perencanaan ini mempunyai arti yang sangat penting bagi
seluruh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Titik berat dari
penyusunan perencanaan ini terdapat pada pembuatan keputusan, dimana keputusan-keputusan
tersebut akan dilaksanakan oleh perusahaan pada waktu yang akan datang, yaitu
pada periode pelaksanaan perencanaan tersebut.
b.
Pengorganisasian
Organisasi
seringkali diartikan sebagai kerjasama dari dua orang atau lebih, dengan atau
tanpa peralatan lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam sebuah
perusahaan, kerjasama sangat mutlak diperlukan, karena kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan pada suatu perusahaan tersebut merupakan kegiatan yang sangat
komplek. Faktor yang paling penting dalam masalah pengorganisasian ini adalah
bagaimana kerjasama yang baik dapat diciptakan dalam lingkungan perusahaan.
c.
Pengarahan
Dalam
suatu perusahaan, pengarahan ini sangat diperlukan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan baik. Tanpa adanya pengarahan yang baik, maka pelaksanaan
kerja dalam suatu organisasi perusahaan akan mengikuti aspirasinya
sendiri-sendiri, atau paling tidak akan mengikuti aspirasi dari bagiannya
masing-masing, sehingga tujuan kerja tidak dapat tercapai.
d.
Pengkoordinasian
Pelaksanaan
kegiatan di dalam perusahaan tidaklah berjalan dengan baik tanpa adanya
koordinasi antar bagian yang baik pula. Kegiatan-kegiatan dalam suatu
perusahaan akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga
keberhasilan dari suatu kegiatan akan berpengaruh pula pada kegiatan yang lain.
e.
Pengawasan
atau pengendalian
Semua
kegiatan dalam sebuah perusahaan memerlukan adanya pengendalian. Pengendalian
diartikan sebagai pengawasan, dan sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan
untuk melakukan perbaikan apabila terjadi penyimpangan dalam proses produksi (Ahyari 1999).
Adanya manajemen yang diterapkan dalam
kegiatan produksi suatu perusahaan, maka dapat menghasilkan output yang baik
pula. Manajemen yang digunakan tersebut disebut manajemen produksi. Menurut
Fahmi 2012, manajemen produksi merupakan suatu ilmu yang membahas secara
komprehensif bagaimana pihak produksi perusahaan mempergunakan ilmu dan seni
yang dimilikinya dengan mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk mencapai
suatu hasil produksi yang diinginkan. Assauri (1999) menyatakan bahwa manajemen produksi merupakan suatu proses
manajemen yang meliputi beberapa keputusan dalam bidang-bidang persiapan
produksi termasuk diantaranya adalah perencanaan sistem produksi, sistem
pengendalian produksi, serta sistem informasi produksi. Ketiga hal tersebut
diatas merupakan ruang lingkup dari suatu manajemen produksi, yaitu :
1.
Perencanaan sistem produksi
Sistem
produksi merupakan pelaksanaan kegiatan produksi dalam suatu perusahaan dimana
diperlukan serangkaian unit ataupun elemen-elemen terpadu dan saling menunjang
untuk pelaksanaan proses produksi. Setiap kegiatan proses produksi akan selalu
berhubungan satu sama lain, oleh karena itu untuk memperoleh hasil
sebaik-baiknya, perlu untuk diadakan perencanaan. Hal-hal yang perlu dibahas
dalam perencanaan sistem produksi adalah perencanaan produk, perencanaan lokasi
pabrik, perencanaan letak dan fasilitas produksi, perencanaan lingkungan kerja
dan perencanaan standar produksi.
2.
Sistem pengendalian produksi
Hal-hal
yang perlu dibicarakan dalam sistem pengendalian produksi adalah masalah
pengendalian proses produksi, pengendalian bahan baku, pengendalian tenaga
kerja, pengendalian biaya produksi, pengendalian kualitas serta pemeliharaan.
Sistem pengendalian yang baik sangat diperlukan dalam kegiatan-kegiatan operasi
perusahaan, dengan tujuan agar proses produksi dalam perusahaan tersebut dapat
berjalan dengan baik.
3.
Sistem informasi produksi
Pelaksanaan
kegiatan produksi dalam suatu perusahaan pada dasarnya merupakan
kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Oleh
karena itu sistem informasi yang memadai sangat diperlukan dalam mencari
penyelesaian atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh perusahaan.
Pada
dasarnya fungsi dasar yang harus dipenuhi oleh aktivitas perencanaan dan
pengendalian produksi adalah (Kusuma, 2009) :
1.
Meramalkan permintaan produk yang
dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu.
2.
Menetapkan jumlah dan saat pemesanan
bahan baku serta komponen secara ekonomis dan terpadu.
3.
Menetapkan keseimbangan antara tingkat
kebutuhan produksi, teknik pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan
produk jadi setiap saat, membandingkannya dengan rencana persediaan dan
melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.
4.
Membuat jadwal produksi, penugasan,
pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas
dan fluktuasi permintaan pada suatu periode.
Manajemen
produksi dan operasi berusaha mengkombinasikan dan mengolah faktor-faktor
produksi dengan teknik pengelolaan yang sedemikian rupa, sehingga dapat
dihasilkan barang dan jasa secara efektif dan efisien baik dalam jumlah,
kualitas atau mutu, waktu dan biaya yang diharapkan. Teknik manajemen produksi
dan operasi yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu dapat
tetap terjamin kelangsungan hidupnya dan berkembang melalui keuntungan usaha
yang diperoleh.
III.
METODE
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
1.
Tempat
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan di PT Sang Hyang Seri
(Persero) Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.
2.
Waktu
Praktik kerja lapangan telah dilaksanakan selama 25 hari kerja,
dimulai pada 20
Januari 2014
sampai dengan 18 Februari
2014.
B. Materi Praktik Kerja Lapangan
Materi yang dikaji dalam pelaksanaan praktik kerja
lapangan di PT Sang Hyang Seri (Persero) Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas
meliputi aspek manajemen produksi benih padi serta permasalahan yang dihadapi
dalam manajemen produksi.
C. Metode Pelaksanaan
1. Metode
pelaksanaan praktik kerja lapangan
Metode
yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini adalah metode observasi
partisipasi, yaitu suatu metode pelaksanaan praktik kerja lapangan dengan
mengikuti kegiatan secara aktif yang dilakukan di PT Sang Hyang Seri (Persero)
Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.
2. Metode
Pengambilan Data
Metode
pengambilan data yang dilakukan dalam praktik kerja lapangan ini adalah:
a.
Pengambilan data primer yaitu data
diperoleh dengan cara mengadakan wawancara dengan karyawan dan observasi
langsung di PT Sang Hyang Seri (Persero) Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.
b.
Mencari informasi data sekunder yaitu
data diperoleh dari catatan-catatan dan dokumen perusahaan atau literatur yang
berkaitan dengan aspek manajemen produksi pada PT Sang Hyang Seri (Persero)
Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. Sang Hyang
Seri (Persero)
1. Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1940 perusahaan ini berbentuk
perkebunan besar milik swasta asing (Inggris) dengan nama Pamanukan &
Tjiasem Lands (P & T Lands). Adanya “Nasionalisasi” pada tahun 1958 P &
T Lands dikelola oleh Yayasan Pembangunan Daerah Jawa Barat (YPDB) yang diubah
pada tahun 1966 menjadi “Proyek Produksi Pangan Sukamandi Jaya”, di samping itu
dibentuk pula “Proyek Penelitian dan Mekanisasi serta Proyek Perhewani”. Ketiga
lembaga tersebut pada tahun 1968 dilebur menjadi “Lembaga Sang Hyang Seri”.
Melalui Peraturan
Pemerintah No.22 tahun 1971 dibentuklah Perum Sang Hyang Seri,
sebagai salah satu sub sistem perbenihan nasional yang dengan bantuan pinjaman
dana dari Bank Dunia telah menjadikannya perusahaan perbenihan yang modern dan
terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.
Sejak tahun 1995 status Perum diubah menjadi Persero melalui PP 18/1995 tanggal
28 Juni 1995 yang bersamaan
dengan di bentuknya Institusi Pembenihan Nasional yaitu Badan Benih Nasional
(BBN), Lembaga Pusat Penelitian Sukamandi yang sekarang menjadi Badan
Penelitian Padi (BALITPA) Sukamandi, Dinas Pengawasan dan Sertifikasi Benih di
Jakarta yang kini menjadi BPSB.
PT
Sang Hyang Seri mengembangkan wilayah pelayanannya yakni pada tahun 1973
mendirikan Distrik Benih di Klaten Jawa Tengah, tahun 1977 mendirikan Distrik
Benih di Malang dengan 7 Unit Produksi Benih (UPB) dan pada tahun 1982
mendirikan cabang di luar Jawa (Lampung, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan
Sumatera Barat). Pada tahun 1997 PT SHS memasuki bisnis benih
hortikultura dan pada tahun 2001 mulai mengembangkan bisnis agroinput yang
berupa sarana produksi dan agrooutput yang berupa hasil pertanian. Pada
tahun
2003 core business dikembangkan
dari benih tanaman pangan menjadi benih pertanian dalam arti luas, yaitu
meliputi benih tanaman pangan, hortikultura (sayur, buah, bunga, dan obat-obatan), perkebunan,
kehutanan, peternakan, dan perikanan.
PT Sang Hyang Seri Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas
didirikan pada bulan November 1984 yang merupakan areal cabang dari kantor
regional II (Cabang Klaten). Didirikannya PT Sang Hyang Seri, Sumpiuh, Banyumas
ditujukan agar dapat meningkatkan produksi padi dan palawija melalui penggunaan
benih unggul dan untuk memenuhi kebutuhan benih padi dan palawija yang bermutu
bagi masyarakat Banyumas dan sekitarnya. PT Sang Hyang Seri, Sumpiuh, Banyumas
memiliki cakupan areal kerja yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas,
Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten
Wonosabo. PT Sang Hyang Seri (Persero) sampai saat ini
menjadi perusahaan yang bergerak di bidang perbenihan dan sarana produksi pertanian.
2. Struktur Organisasi PT Sang
Hyang Seri, Sumpiuh, Banyumas
PT
Sang Hyang Seri, Sumpiuh, Banyumas merupakan salah satu cabang Regional
II yang berpusat di Klaten.
PT Sang Hyang Seri, Sumpiuh, Banyumas dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai tugas
menyelenggarakan kegiatan pengelolaan KUP/KCP (Kantor Unit Produksi dan Kantor Cabang Pemasaran)
dengan cara menyusun, merencanakan, mengawasi dan mengendalikan kegiatan
produksi dan pemasaran.
Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan
Manajer
Sang Hyang Seri cabang Banyumas
bertanggungjawab
kepada Kepala Wilayah Regional II. Manajer cabang dibantu oleh Asisten
Manajer Produksi yang membawahi
pengelola wilayah,
penyelia pertama pengolahan
benih, simpan kemas, kendali mutu, dan pemeliharaan mesin.
Manajer cabang
juga dibantu oleh Asisten Manajer Pemasaran yang bertanggungjawab atas pasar ritel dan pasar korporat.
a.
Asisten
Manajer Produksi
Asisten Manajer Produksi bertugas untuk membantu manajer
dalam hal produksi benih. Kegiatan yang diawasi oleh asisten manajer produksi
dimulai dari kegiataan perencanaan produksi di lapang dan pengolahan, pengadaan
bahan baku produksi, kegiatan produksi, hingga pengawasan terhadap kegiatan
produksi. Asisten manajer produksi dibantu oleh beberapa petugas yaitu petugas pengelola wilayah,
penyelia pertama pengolahan
benih, simpan kemas, kendali mutu, dan pemeliharaan mesin.
Petugas pengelola
wilayah bertugas untuk
melaksanakan kegiatan kerjasama (mitra) areal pertanaman benih dengan cara
merencanakan, mengatur, membina, dan membagi tugas kepada pembina wilayah agar
menghasilkan calon benih hasil kerjasama yang dapat dibeli sesuai dengan
standar yang berlaku.
Penyelia pertama pengolahan benih bertanggung
jawab terhadap proses calon benih menjadi benih lulus uji.
Tugas tersebut meliputi pengeringan, sortasi atau pembersihan, penyimpanan,
hingga menghasilkan benih lulus uji atau tidak. Dalam pelaksanaannya penyelian
pertama pengolahan benih dibantu oleh Petugas Mesin dan Listrik serta Petugas
Mekanik
(pemeliharaan mesin).
Petugas simpan kemas benih bertanggung
jawab terhadap jalannya pengelolaan stok benih di gudang, tata letak
penyimpanan benih, pemeliharaan benih di gudang, pengemasan benih, dan
bertanggung jawab atas keluarnya benih dari gudang dengan melakukan koordinasi
pengangkutan benih dengan bagian pemasaran untuk selanjutnya di distribusikan.
Kendali mutu benih bertanggung jawab terhadap
jalannya pengadaan benih berkualitas, mengawasi kualitas benih yang diproduksi dengan melaksanakan uji
lab intern yang meliputi pengujian daya tumbuh, butir apung, kemurnian benih, kadar
air, dan campuran varietas lain
agar
dapat lulus uji benih bersertifikat oleh BPSB.
b. Asisten
Manajer Pemasaran
Asisten
Manajer Pemasaran bertugas melaksanakan kegiatan pembinaan pasar dengan cara
memberikan bimbingan kepada penyalur dan kios-kios dalam menyimpan dan menjual
benih agar pembinaan pasar di daerahnya berjalan lancar dan juga merencanakan
varietas-varietas apa saja yang akan diproduksi sesuai dengan permintaan pasar,
mempromosikan dan memasarkan benih yang telah selesai diproses. Asisten Manajer
Pemasaran dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh supervisor penjualan serta Marketing
Development Organization (MDO)
dalam
memasarkan benih.
c. Supervisor
Keuangan dan Sumber Daya Manusia
Bertanggungjawab
dalam menyelenggarakan kegiatan yang bersangkutan dengan administrasi dan
keuangan perusahaan serta masalah-masalah personalia, pengadaan transportasi,
pengadaan peralatan kerja, pengurusan pemasukan dan pengeluaran, melayani
pembayaran gaji karyawan dan pengolahan data serta pengaturan kas rumah tangga
perusahaan. Selain itu, supervisor keuangan dan SDM bertanggung jawab terhadap
karyawan yang bekerja di PT Sang Hyang Seri. Dalam pelaksanaannya dibantu oleh
Petugas Kesekertariatan, Administrasi
dan Keuangan.
1. Fungsi dan Tugas Pokok PT
Sang Hyang Seri
PT Sang Hyang Seri mempunyai fungsi dan tugas
pokok yang semakin meningkat dan dikembangkan dalam wawasan yang lebih luas
antara lain:
a.
PT
Sang Hyang Seri dalam rangka penerbitan arus benih (seed stream) telah
mulai memproduksi selain benih sebar (ES), juga kelas benih pokok (SS) dan
benih dasar (FS) agar pengadaan dan penyaluran benih-benih dasar dan benih
pokok berasal dari satu sumber, serta mudah dikendalikan dan diawasi.
b.
Benih
dasar dan benih pokok hasil produksi PT Sang Hyang Seri terutama digunakan
untuk memenuhi kebutuhan PT Sang Hyang Seri.
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1995 PT Sang Hyang Seri mempunyai tugas pokok :
1)
Memproduksi, memasarkan dan
memperdagangkan benih pertanian.
2)
Melaksanakan penelitian, sertifikasi,
pendidikan, penyuluhan dan jasa dalam bidang perbenihan.
3)
Melaksanakan kegiatan lain yang langsung
menunjang usaha perbenihan.
2. Lokasi dan Wilayah Kerja PT Sang Hyang Seri, Sumpiuh,
Banyumas
PT Sang
Hyang Seri, Sumpiuh, Banyumas terletak di desa Kebokura Kecamatan Sumpiuh
Kabupaten Banyumas, sekitar 1,5 km dari pusat pemerintahaan kecamatan dengan
batas-batas:
a.
Sebelah Utara : Desa Lebeng
b.
Sebelah Timur : Kelurahan Sumpiuh
c.
Sebelah Selatan : Desa Pandak
d.
Sebelah Barat : Desa Selanegara
Terletak
pada ketinggian tempat kurang lebih 150 meter dpl dengan suhu rerata 24oC
sampai dengan
34oC. Wilayah
kerja PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas meliputi Wonosobo, Banjarnegara,
Kebumen, Cilacap, Purbalingga, dan Banyumas dimana sampai bulan Januari 2014
luas areal penangkaran yang sudah ditanam seluas 340 ha yang terdiri dari
Cilacap 124 ha, Kebumen 184 ha, Banjarnegara 12 ha, dan Purbalingga 20 ha. PT
Sang Hyang Seri cabang Banyumas memiliki areal baku pertanaman seluas 550 ha
yang terbagi di wilayah kerjanya yaitu Cilacap 150 ha, Banyumas 50 ha,
Purbalingga 100 ha, Banjarnegara 50 ha dan Kebumen 200 ha, namun untuk Wonosobo
tidak terdapat areal baku pertanaman karena Wonosobo hanya sebagai wilayah
pemasaran benih.
PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas memiliki aset tanah seluas 2 Ha. Penggunaan sumberdaya tanah oleh perusahaan dapat
dilihat pada Tabel 1 dan denah perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.
Tabel 1. Penggunaan Sumberdaya Tanah PT Sang Hyang Seri Cabang Banyumas.
No.
|
Penggunaan
|
Luas Bangunan (m2)
|
Panjang (m)
|
1.
|
Gudang Pengolahan
|
1.254,50
| |
2.
|
Gudang Pengemasan
|
1.012,02
| |
3.
|
Gudang Penyimpanan
|
1.012,02
| |
4.
|
Kantor
|
224,40
| |
5.
|
Lantai Jemur
|
1.021,28
| |
6.
|
Drainase
|
674,40
| |
7.
|
Pagar
|
345,05
| |
Jumlah
|
4.524,22
|
1019,45
|
Sumber: PT Sang Hyang seri (Persero), 2013
Penggunaan tanah pada PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas yang telah terdata yaitu seluas 4.524,22 m2 dan sisanya merupakan tanah
yang belum terdata atau diarsipkan penggunaannya oleh perusahaan. Adapun tanah yang
belum terdata antara lain digunakan untuk tempat
parkir, sawah, lapangan voli, pos keamanan, gudang penyimpanan saprotan,
bangunan mushola, rumah dinas, dan ruang terbuka lainnya.
1. Visi – Misi, Kebijakan Operasional dan Arah Pengembangan Perusahaan
Untuk
meningkatkan kualitas dan pelayanan dimasa yang akan datang PT Sang Hyang Seri
menetapkan visi dan misi sebagai pegangan dalam pengembangan perusahaan untuk
mengantisipasi tantangan globalisasi. Visi PT Sang Hyang Seri yaitu Menjadi
Perusahaan Agroindustri Benih Nasional Kelas Dunia. Misinya adalah menghasilkan produk agroindustri
bermutu melalui pemanfaatan sumberdaya perusahaan secara efisien dan efektif untuk
memberikan manfaat optimal bagi stakeholders.
Kebijakan operasional dalam pengolahan benih yaitu dengan
menetapkan design produk, peningkatan
rendemen dan mutu benih serta meningkatkan efisiensi biaya produksi dan
pengawasan dini. Operasional produksi benih dilaksanakan
melalui dua sistem yaitu :
1)
Sistem Swakelola dimana seluruh kegiatan
produksi dari mulai tanam sampai dengan pengolahan seluruhnya dilaksanakan oleh
dan di lahan milik PT Sang Hyang Seri.
2)
Sistem kerjasama dimana proses pengadaan
calon benih dilaksanakan dengan cara kerjasama dengan para petani penangkar
sekitar wilayah kerja.
Pengadaan benih dan penyaluran benih kepada
petani PT Sang Hyang Seri selalu berpegang pada Sapta Usaha Benih yaitu:
1.
Tepat Jumlah yaitu benih tersebut
tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai dengan perkiraan volume permintaan
pasar.
2.
Tepat Varietas yaitu benih tersebut
dalam komposisi jenis dan varietas sesuai dengan anjuran pemerintah serta
sesuai dengan kebutuhan konsumen.
3.
Tepat Mutu yaitu benih tersebut sesuai
dengan standar mutu yang telah ditetapkan pemerintah berdasarkan peraturan
pemerintah yang berlaku.
4.
Tepat Waktu yaitu benih tersebut
tersedia tepat pada saat dibutuhkan oleh petani.
5.
Tepat Harga yaitu benih tersebut
tersedia dengan harga layak sesuai dengan mutunya dan dapat terjangkau oleh
petani.
6.
Tepat Tempat yaitu benih tersebut
tersedia di tempat terdekat dan mudah dijangkau oleh petani.
7.
Tepat Pelayanan yaitu memberikan
pelayanan penjualan dan penyaluran yang sebaik-baiknya kepada petani termasuk
pelayanan purna jual dimana senantiasa tanggap dan cepat bertindak dalam
melayani keluhan atau klaim mutu benih.
Grand strategy PT Sang Hyang Seri adalah tetap
mempertahankan pertumbuhan perusahaan secara konsentrik yang didasarkan atas
keunggulan teknologi. Strategi tersebut didukung dengan konsep perusahaan yaitu
pengembangan PT Sang Hyang Seri dari bagus (good)
ke hebat (great). Konsep pengembangan
yang dilaksanakan oleh perusahaan dilakukan dilihat dari beberapa aspek, yaitu
aspek perusahaan, aspek produksi dan pasar. Aspek perusahaan dilakukan dengan
cara pendekatan program mempersiapkan perusahaan induk yang lebih baik,
mengembangkan perusahaan dengan membentuk cabang atau anak perusahaan. Konsep
pengembangan perusahaan melalui aspek produksi dan pasar dilakukan dengan
peningkatan kapasitas produksi, pengembangan produk, peningkatan pasar, dan
pengembangan budaya perusahaan.
Dalam pelaksanaannya, perusahaan memiliki kebijakan
berkomitmen dalam kinerja. Komitmen sangat diperlukan demi terwujudnya
perusahaan yang memiliki kinerja baik dan memiliki karyawan berdedikasi tinggi.
Komitmen tersebut yaitu :
1.
Keuangan
dan SDM mampu menciptakan cash flow
sehat, laporan keuangan dan administrasi sehat dan accountable, SDM yang berintegritas berdedikasi dan professional,
serta efisien dan efektif.
2.
Produksi
menghasilkan benih berkualitas prima, kuantitas benih tersedia setiap saat
dibutuhkan, memiliki produktivitas optimal, efisien dan efektif.
3.
Pemasaran
memiliki market share yang optimal, network prima dan loyal, menjual seluruh
produk yang tersedia, turn over
cepat, efisien dan efektif.
4.
Litbang
mampu menciptakan produk unggulan bernilai tinggi, fanatisme dan image terhadap perusahaan meningkat,
efisien dan efektif.
Komitmen tersebut dapat terlaksana dengan didukung
oleh super tim dalam perusahaan, keunggulan teknologi, leverage professional services organization, franchise dan outsourcing.
A. Prosedur
Operasional Produksi Benih pada PT Sang
Hyang Seri, Banyumas
PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas menggunakan sistem
kerjasama untuk operasional benih yang dihasilkan. Sistem ini digunakan melalui
cara bermitra dengan petani di daerah cakupan kerja PT Sang Hyang Seri cabang
Banyumas. Sistem kerjasama ini dilakukan agar ketersediaan benih padi tetap ada
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan menguntungkan pula bagi para petani
mitra dimana PT Sang Hyang Seri memberikan pinjaman benih kelas FS (BD) kepada
petani yang pembayarannya dapat dilakukan saat panen atau dapat secara tunai
langsung dan hasil panen dibeli oleh PT Sang Hyang Seri dengan harga yang telah
disepakati bersama. Sistem kerjasama ini meliputi kerjasama areal penangkaran,
kerjasama mitra binaan, serta penerapan teknologi.
Prosedur kerjasama penangkaran bertujuan untuk
mendapatkan kepastian dan menjamin bahwa benih hasil kerjasama telah melalui
proses sesuai sistem jaminan mutu. Prosedur dalam kerjasama penangkaran ini
yaitu :
1.
Musyawarah
dan koordinasi dengan petani atau kelompok tani untuk dapat menyamakan persepsi
dengan petani dan koordinasi pelaksanaan kegiatan dapat berjlan lancar.
2.
Inventarisasi
areal dan petani meliputi penentuan luas areal, batas areal, status kepemilikan
lahan, pola tanam, waktu tanam, penggunaan varietas, pendataan jumlah petani,
dan kondisi umum petani yang berpengaruh terhadap kerjasama.
3.
Akad
perjanjian kerjasama dengan petani atau kelompok tani.
Penguatan
ikatan kerjasama antara PT Sang Hyang Seri dengan kelompok tani dibuat dalam
bentuk surat perjanjian. Kelompok tani berkewajiban untuk melaksanakan semua
petunjuk dari pembinaan lapangan sedangkan PT Sang Hyang Seri berkewajiban
untuk menyediakan pinjaman benih sumber, pembinaan, serta menguasai calon benih
dalam bentuk gabah kering panen (GKP).
4.
Penyusunan
jadwal kegiatan.
Penyusunan
jadwal dilakukan agar kegiatan penangkaran dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan prosedur yang ada guna mendapatkan benih unggul.
5.
Penyediaan
dan Distribusi Benih Sumber.
Benih sumber
atau benih pokok sudah harus tersedia sesuai dengan varietas dan kebutuhan
dalam rencana penangkaran dan 1 minggu sebelum sebar, benih sumber sudah
diterima oleh kelompok tani penangkar.
Selain kerjasama penangkaran, kerjasama mitra binaan
juga dilakukan oleh PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas dengan tujuan mendapatkan
calon benih (GKP) atau benih lulus dari penangkar diluar areal kerjasama yang
sesuai standar mutu dan telah dinyatakan lulus sertifikasi oleh Badan Pengawas
dan Sertifikasi Benih (BPSB) setempat. Prosedur dalam kerjasama mitra binaan
yaitu :
1.
Mengidentifikasi
penangkaran yang akan dikuasai.
2.
Menginvestigasi
dan mengamati calon benih yang akan dikuasai terkait dengan penerapan prosedur
sertifikasi sampai dengan panen dan untuk benih lulus mulai dari pengolahan sampai
dinyatakan lulus yang dibuktikan dengan catatan dan rekaman dokumen dari BPSB
setempat.
3.
Setiap
penguasaan baik calon benih maupun benih lulus harus dibuat surat pelimpahan
hak kepemilikan atau berita acara.
B. Proses
Produksi Benih Padi Non Hibrida pada PT Sang Hyang Seri, Banyumas
PT
Sang Hyang Seri cabang Banyumas
dalam memproduksi
benih menggunakan
sistem kerjasama
dengan kelompok-kelompok tani penangkar benih disekitar wilayah kerja. PT Sang Hyang Seri bertindak
sebagai penyedia benih
dan penangkar dimana varietas padi yang akan ditanam oleh petani penangkar
ditentukan oleh perusahaan. Proses tanam hingga pemeliharaan tanaman dilakukan
oleh petani penangkar namun perusahaan tetap memberikan pengarahan, pengawasan
dan pembinaan.
Benih yang dapat dihasilkan oleh PT Sang Syang Seri
harus melewati berbagai tahapan agar terciptanya benih unggul yang lulus uji
dan mendapatkan sertifikasi. Adapun
proses produksi benih unggul sebagai berikut :
1.
Proses
Pra Panen
Benih yang digunakan sebagai benih
induk dalam produksi
benih yang diberikan kepada petani penangkar adalah kelas
benih pokok atau kelas benih Stock Seed yang berlabel ungu. Kebutuhan benih dalam 1 ha yaitu 25 kg. Budidaya
tanaman yang diterapkan secara keseluruhan diserahkan kepada petani penangkar
dibawah pengawasan dan pembinaan perusahaan. Kegiatan pra panen meliputi:
a.
Persiapan
lahan dan fase pendahuluan
Hal yang dilakukan
PT
Sang Hyang Seri dalam memproduksi benih unggul bersertifikat, yaitu mempersiapkan dan mengecek areal tanam serta mengajukan
permohonan sertifikasi kepada Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih sebelum dilakukannya produksi benih. Lahan yang akan
digunakan mendapat pemerikasaan pendahuluan oleh BPSB yang meliputi letak
areal, sejarah lapangan, batas areal, benih yang digunakan, dan rencana
penanaman guna mengetahui apakah kondisi lahan yang akan digunakan sebagai
wilayah penangkaran layak untuk ditanami.
b.
Pengolahan
tanah
Pengolahan
tanah yang dilakukan dengan baik akan sangat menentukan produktifitas tanaman
untuk menghasilkan calon benih yang baik.
c.
Pembuatan
pesemaian
Luas pesemaian
yakni 5% dari tiap luas areal tanam, bedengan dibuat selebar 1-1,2 m dan
panjang sesuai kebutuhan dimana tiap bedengan berjarak 40 cm dan ketinggian
bedengan tersebut yaitu 20-25 cm, lalu tabur kompos granul di atas bedengan 150
gr per m2 atau 75 kg per 500 m2. Perlakuan benih pertama
yaitu benih direndam selama 24 jam dan pisahkan benih yang terapung lalu
inkubasi selama 36 jam serta tabur benih diatas bedengan dengan kerapatan 60-65
gr/m2 secara merata dan setelah terbentuk daun 3 helai pupuk dengan
urea 5-7,5 kg per 500 m2.
d.
Penanaman
Bibit
dipindahkan dari pesemaian pada umur 17 hari dan tanam 2-3 batang per lubang
dengan kedalaman tanam 2-3 cm.
e.
Penyulaman
Penyulaman
dilakukan apabila ditemukan tanaman mati dan tanaman tersebut disulam paling
lambat 1 minggu setelah tanam.
f.
Pemeliharaan
Kegitaan
pemeliharaan meliputi pemupukan, penyiangan, pengendalian OPT, dan pengairan. Dosis
dan jenis pupuk yang digunakan dalam kegiatan pemupukan berbeda beda. Pupuk
dasar diberikan 3-4 hari sebelum tanam. Pupuk susulan pertama ditebar merata
pada areal pertanaman dan pupuk susulan kedua yaitu pupuk cair disemprotkan
merata pada tanaman (dibawah permukaan daun). Kegiatan penyiangan dilakukan 2-3
kali tergantung pertumbuahn gulma. Kegitan pengendalian OPT dilaksanakan pula
dengan prinsip pengendalian hama dan penyakit terpadu. Pengairan dilakukan
dengan cara air dimasukkan kedalam petakan 7-10 hari setelah tanam, selanjutnya
sekitar 3 minggu setelah tanam ketinggian air ditingkatkan menjadi 3-4 cm dan
seterusnya dipertahankan saat berbunga sampai pengisian gabah.
g. Fase vegetatif
Fase
vegetatif terjadi saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam. Pada fase ini terlihat
apakah tanaman terserang hama penyakit atau tidak dan apakah terlihat adanya
campuran varietas lain dalam areal tanam. Dalam fase ini, perusahaan melakukan
pemerikasaan dan mengajukan permohonan pemeriksaan lapangan fase vegetatif ke
BPSB dan pemerikasaan yang dilakukan yaitu mengambil sampel lapangan (areal
tanam) secara diagonal untuk melihat apakah tanaman terserang hama penyakit dan
terdapat campuran varietas lain atau tidak.
h. Fase Berbunga
Fase berbunga yaitu fase dimana tanaman berumur 60
hari setelah tanam. Dalam fase ini perusahaanpun melakukan pemeriksaan dan
mengajukan permohonan kembali kepada BPSB untuk dilakukan pemeriksaan lapangan
kembali untuk melihat apakah keadaan tanaman sifatnya sesuai dengan
varietasnya, populasi pertanamannya dalam sampel pemeriksaan, serta keadaan
hama penyakit dan campuran varietas lainnya dalam suatu areal tanam.
i.
Fase
Menjelang Panen
Fase menjelang panen yaitu fase dimana tanaman berumur
25-30 hari setelah fase berbunga. Saat tanaman sudah memasuki fase ini,
perusahaan segera melakukan pemerikasaan lapangan dan mengajukan permohonan
pemeriksaan lapang kepada BPSB agar BPSB juga meninjau areal tanam dan
memeriksa alat panen serta alat processing.
Pemeriksaan lapang yang dilakukan sama seperti pemeriksaan saat fase
berbunga.
2.
Panen
Panen dilaksanakan setelah lulus pemeriksaan lapangan
fase menjelang panen oleh BPSB. Kondisi calon benih sebelum diangkut untuk
diolah harus memiliki standar kadar air 23-30%, kotoran ≤ 7%, butir hijau ≤ 5 %
dan campuran varietas lain 0,5%. Calon benih dikemas dengan kantong baru atau
kantong yang diyakini bukan bekas varietas lain. Setelah calon benih dipanen
sampai dengan diangkut tidak lebih dari 2 x 24 jam dan dalam kondisi terlindung
dari hujan serta lamanya pengangkutan sampai dibongkar di pabrik tidak boleh
lebih dari 24 jam. Selama proses produksi calon
benih, pertanaman dilapangan mendapat
pengawasan yang ketat dari petugas BPSB Jawa Tengah.
3. Proses Pasca Panen
Setelah keempat fase dalam proses pra panen dilakukan, maka selanjutnya proses pasca panen (pengolahan) dilakukan dengan mengolah GKP hingga menjadi benih kantong yang siap dipasarkan. Adapun proses pengolahan calon benih menjadi benih unggul terlihat pada Gambar 3.
Proses pengolahan benih padi non hibrida dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a.
Penerimaan
calon benih
Penerimaan calon benih di pabrik yang dilakukan dengan pengecekan dan
penimbangan sesuai dengan label yang tercantum dalam Surat Pengantar Hasil
(SPH) dari kebun. Gabah yang diterima merupakan Gabah Kering Panen (GKP)
bermutu baik dan penerimaan calon
benih disesuaikan dengan kapasitas mesin pengolah.
b.
Pengujian
1
Pengujian laboratorium pertama dilakukan terhadap
calon benih sebelum diolah lebih lanjut. Pengujian ini dilakukan saat GKP tiba di pabrik
untuk mengetahui kadar air, campuran
varietas
lain, butir hijau, benih murni, butir tumbuh dan butir kusam. Sampel untuk
pengujian diambil dari gabah kering panen (GKP) seberat 1 kg, kemudian dicampur
secara homogen dengan menggunakan mechanical devider sebanyak tiga
ulangan.
Pengujian kadar air digunakan dengan menggunakan dole
moisture tester. Pengujian terhadap kemurnian benih, butir hijau, butir
tumbuh dan butir kusam dilakukan dengan mengambil sampel kerja seberat 100 gram
kemudian dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel tersebut. Apabila
pengujian laboratorium pertama memenuhi persyaratan untuk dijadikan benih
bersertifikat maka gabah kering panen (GKP) tersebut dapat diproses lebih
lanjut untuk dijadikan benih. Standar penampilan benih di laboratorium PT Sang
Hyang Seri pada berbagai kelas benih tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Standar penampilan benih di laboratorium PT Sang
Hyang Seri
Kelas Benih
|
Butir Apung Maksimal*
|
Butir Tumbuh Maksimal*
|
Butir Hijau Maksimal*
|
Butir Kusam Maksimal*
|
Butir Bekas Serangan Hama Maksimal**
|
Benih Dasar
|
50 butir
|
1%
|
5%
|
3%
|
Tidak Ada
|
Benih Pokok
|
50 butir
|
1%
|
5%
|
3%
|
Tidak Ada
|
Benih Sebar
|
50 butir
|
1%
|
5%
|
3%
|
Tidak Ada
|
Ket
: *) Diukur pada saat penerimaan GKP
**)
Diukur pada saat benih akan dikemas
Sumber :
PT Sang Hyang Seri (Persero) UBD Banyumas
c. Pengeringan
Proses pengeringan dimaksudkan untuk menurunkan kadar air calon benih yang masih tinggi. Layout areal pengeringan dan sortasi dapat dilihat pada Gambar 4.
Proses
pengeringan benih di PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas dilakukan dengan
menggunakan Box
Dryer dan lantai jemur. Apabila cuaca memungkinkan maka pengeringan dilakukan
di lantai jemur dimana lantai jemur dibersihkan dahulu dari bekas bulir padi
sebelumnya terutama dari varietas lain sebelum digunakan, GKP tidak lebih dari
7 cm dan tiap ½ jam sekali harus dibolak balik sampai kadar air 11-12%. Apabila
cuaca tidak memungkinkan untuk menggunakan lantai jemur, maka pengeringan
dilakukan dengan menggunakan Box Dryer.
Box Dryer
terdiri dari beberapa bagian yaitu oil burner dan blower yang
berfungsi sebagai sumber panas dan penghembus udara panas sampai ketempat
pengeringan. Sumber panas berasal dari katoda sumber tenaga listrik maupun
solar dan dilengkapi dengan alat pengatur suhu yang apabila suhu sudah mencapai
43o C maka pemanas tersebut secara otomatis akan mati dan dilakukan proses pembalikan untuk
menjamin keringnya benih yang merata. Lama pengeringan ini juga sangat
tergantung pada kadar air awal dan tebal tipisnya lapisan benih dalam Box Dryer.
Proses
pengeringan
dilakukan dengan mengalirkan udara yang kering dan panas dari oil burner yang
dihembuskan melalui blower. Kecepatan pengeringan benih ini sangat
dipengaruhi kadar air awal dan tingginya tumpukan benih dalam Box Dryer, sehingga
apabila tumpukan gabah terlalu tinggi dilakukan pembalikan secara teratur untuk
memperoleh pengeringan yang merata. Kadar air yang ditetapkan pada calon benih
adalah 11-12%. Kadar air rendah ditetapkan untuk
menjaga kadar air benih selama proses lebih lanjut dan penyimpanan tidak
melewati 13%, mengingat bahwa gabah bersifat higroskopis sehingga selama proses
dan penyimpanan, benih dapat menyerap air sehingga kadar airnya meningkat. Pada
kadar air yang tinggi dapat mengakibatkan benih tidak tahan lama untuk disimpan.
a.
Pembersihan
dan Sortasi
Proses
pembersihan dan sortasi
calon benih PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas dilakukan secara
mekanis melalui mesin Pre
Cleaner
dan Air Screen
Cleaner. Pre
Cleaner
merupakan mesin yang
berfungsi untuk menghasilkan calon benih setengah bersih dan Air
Screen
Cleaner merupakan
mesin
pembersih dan pemilah yang memiliki
dua macam ayakan yaitu ayakan atas (top screen)
yang berfungsi sebagai scalper
(pembersih kotoran yang lebih besar dari benih) dan ayakan bawah yang berfungsi
grader (pemilah dan pembersih kotoran yang lebih kecil dari benih).
Proses pembersihan dan pemilahan dilakukan melalui dua tahap yaitu pembersihan
pertama melalui
pre
cleaner yang menghasilkan benih setengah bersih yang telah
terpisah dari jerami kasar dan jerami halus. Benih setengah bersih kemudian
diproses dalam pembersihan tahap kedua melalui air screen cleaner
yang menghasilkan benih bersih yang telah terpisah dari jerami kasar, jerami
halus, gabah hampa, gabah setengah isi, debu dan batuan. Kotoran benih yang sulit terpisah
dari benih sebelum jatuh bersama benih terlebih dahulu disedot dan disalurkan
ke cyclone yang berada diluar ruang pengolahan. Benih bersih yang dihasilkan harus memiliki kriteria
mengandung kotoran maksimum 1% dan memiliki butir apung maksimum 100-150 butir
per 50 gram sampel agar dapat masuk ke proses selanjutnya. Benih
bersih (BB) hasil pengolahan kemudian dikemas menggunakan karung 70 kg dan
disimpan untuk menunggu patahnya masa dormasi dan dilakukan pengujian benih
untuk sertifikasi. Benih
dinyatakan baik apabila memiliki rendemen 76% yang dihitung dari GKP hingga
menjadi benih bersih.
b.
Pengujian
2
Pemeriksaan
laboratorium kedua merupakan pengujian yang dilakukan secara rutin untuk
pengawasan mutu dan untuk menghindari tidak lolosnya benih dalam pengujian oleh
laboratorium BPSB. Pengujian laboratorium kedua ditujukan untuk mengetahui
kadar air benih, daya tumbuh,
kemurnian benih, campuran varietas lain, benih murni dan kotoran lain. Tahap
pengujiannya meliputi kegiatan-kegiatan:
1.
Pengambilan Sampel
Pengambilan
sampel benih merupakan langkah pertama dalam pengujian benih sebelum dilakukan pengujian
terhadap variabel-variabel yang lain. Pengambilan sampel dilakukan secara acak
dan diusahakan dapat mewakili seluruh bagian benih dalam satu lot benih dan
pengambilan sampel sesuai dengan peraturan dari BPSB yaitu, Jumlah Sampel = 10% dari jumlah karung + 5
karung. Misalnya dalam 1 lot benih terdapat 60 karung benih maka,
Jumlah sampel = (10% x 60) +
5
=
11 karung
Berdasarkan perhitungan
tersebut jumlah sampel yang diambil sebanyak 11 karung dalam satu lot benih dimana
total sampel
primer yang diambil seberat satu kilogram.
Pengambilan
sampel dari satu lot benih maksimal sebanyak 30 karung. Sampel primer diambil
dari lot-lot benih dengan menggunakan alat yang berupa stick trier dengan
cara menusukkan
alat tersebut ke dalam
karung benih sesuai dengan panjang alat tersebut dan dalam pengambilan
diusahakan seluruh bagian dalam satu lot dapat terambil, sehingga sampel yang
diambil dapat mewakili dari benih dalam satu lot tersebut.
Sampel
primer yang telah diambil kemudian dilakukan pencampuran sampai homogen dengan
menggunakan mechanical devider dan diulang sebanyak tiga kali. Sampel benih
terakhir diambil sebanyak 70 gram sebagai sampel kerja yang akan diuji.
2.
Pengujian Kadar Air
Pengujian
kadar air dilakukan
dengan menggunakan Dole
Moisture Tester. Sampel benih yang akan diukur terlebih
dahulu ditimbang sampai didapatkan kondisi yang seimbang kemudian benih dimasukkan ke dalam
Dole Moisture Tester dan dapat
diketahui kadar air benih melalui skala yang ada pada alat tersebut.
Penentuan
kadar air dengan alat ini didasarkan atas sifat konduktivitas dan dielektrik
benih yang keduanya tergantung dari kadar air dan temperatur benih sehingga
pengukuran dapat berlangsung sangat cepat. Kadar air benih padi untuk
sertifikasi maksimal 13 %.
3.
Pengujian Kemurnian Benih
Pengujian
kemurnian benih di PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas dilakukan dengan menguji sampel kerja yang
sudah homogen seberat 70 gram. Sampel kerja tersebut kemudian dibagi menjadi
benih murni, benih varietas lain dan kotoran benih. Setiap komponen benih
tersebut kemudian ditimbang kemudian dibagi 70 gram kali 100%. Kemurnian benih
merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam satu
contoh benih. Hasil
pengujian kemurnian benih dapat digunakan untuk menentukan komposisi
berdasarkan berat sampel benih yang akan diuji atau komposisi dari kelompok
benih dan identitas berbagai spesies benih serta partikel-partikel lain yang
terdapat dalam sampel (Sutopo, 1998). Hasil analisa kemurnian untuk kelas benih
sebar berdasarkan BPSB komponen benih murni minimal 99%, kotoran benih maksimal 0,1%, campuran varietas
lain maksimal 0,2%, dan biji tanaman lain dan gulma 0,0%. Standar laboratorium
untuk pengujian benih pada berbagai kelas benih dapat dilihat pada
Tabel
3.
Tabel 3. Standar pengujian benih di laboratorium PT Sang
Hyang Seri
Kelas Benih
|
K A
|
Benih Murni
|
Kotoran Benih
|
CVL
|
Biji Lain
|
Daya Tumbuh
|
Benih Dasar
|
12%
|
99%
|
1,00
|
0
|
0,0
|
85%
|
Benih Pokok
|
12%
|
99%
|
1,00
|
0,1
|
0,0
|
85%
|
Benih Sebar
|
12%
|
99%
|
1,00
|
0,2
|
0,0
|
85%
|
Sumber : PT Sang Hyang Seri (Persero) UBD
Banyumas
Ket : CVL : Campuran varietas lain
KA : Kadar Air
4.
Daya Tumbuh
Daya tumbuh benih merupakan suatu hal yang sangat berkaitan dengan
kualitas benih unggul. Pelaksanaan
pengujian daya kecambah dilakukan dari sampel seberat 70 gram yang telah
homogen, kemudian diambil 100 butir untuk digunakan dalam pengujian dengan
ulangan 4 kali. Media perkecambahan yang digunakan adalah media kertas dengan
metode uji antar kertas yang digulung.
Cara
pengujian dengan metode ini yaitu dengan mengambil kertas rangkap dan dibasahi,
kemudian benih diatur dalam kertas. Benih diatur berselingan sehingga apabila akar
telah tumbuh tidak saling mengait, dan akar tumbuh dengan optimal lalu kemudian kertas
digulung.
Pengujian daya tumbuh benih pada
media kertas dianggap sebagai metode yang cukup baik dan dalam pengujian ini, faktor lingkungan sangat
berpengaruh sehingga
untuk mengurangi pengaruh faktor lingkungan yang kurang menguntungkan bagi daya tumbuh benih dilakukan pengujian dalam
kondisi lingkungan yang dibuat seoptimal mungkin untuk pertumbuhan benih dan diharapkan
hasil pengujian dapat
menggambarkan kondisi benih yang sesungguhnya.
Analisa
pengujian daya tumbuh
dilakukan setelah 7-10
hari setelah calon
benih diletakkan dalam kertas. Analisa pengujian daya tumbuh dilakukan terhadap 100 butir benih yang telah
diletakkan dan dilakukan pengamatan terhadap benih tumbuh baik mengalami
pertumbuhan normal,
abnormal
dan benih yang tidak tumbuh.
Hasil pengujian memenuhi standar apabila daya tumbuh benih minimal 80%.
Setelah
pengujian laboratorium intern selesai dan benih memenuhi persyaratan untuk
benih bersertifikat, maka perusahaan segera mengajukan pemeriksaan laboratorium
ke BPSB untuk mendapatkan sertifikasi dan label. Pengujian di laboratorium BPSB
sebenarnya
sama dengan pengujian intern hanya dalam pelaksanaannya lebih teliti. Apabila
sampel benih dari perusahaan telah dinyatakan lulus oleh BPSB dan telah mendapatkan label maka benih bersih berubah status menjadi benih
lulus dan benih dapat
dikemas dan dipasarkan sebagai benih bersertifikat. Apabila benih tidak
dinyatakan lulus oleh BPSB maka benih dapat dijual sebagai bahan konsumsi.
c.
Pengemasan
Proses
pengemasan dilakukan dengan menggunakan mesin pengemas yang terdiri dari bucket
elevator dengan
dum hopper yang
berfungsi untuk menaikkan
benih, surge hopper untuk menampung benih. Weighing unit
berfungsi untuk mengontrol berat benih yang akan dikemas, continous band
sealer untuk menjahit kantong pengemas benih. Layout areal pengemasan dapat dilihat pada Gambar 5.
Flat
belt conveyor berfungsi
untuk membawa kantong-kantong kemasan benih yang telah diisi ketempat sealer.
Mesin pengemas ini dilengkapi dengan blower yang berfungsi untuk
menghilangkan debu yang masih melekat pada benih yang akan dikemas.
Proses pengemasan yaitu benih lulus yang
akan dikemas dimasukkan
ke dalam surge hopper melalui bucket
elevator, setelah penuh maka dengan mengatur Weighing unit sesuai
dengan berat yang ditentukan maka benih akan keluar dan ditampung dalam plastik
pengemas, kemudian melalui belt conveyor dibawa ke continous band
sealer untuk dijahit kemudian benih dimasukan dalam karung seberat 60 kg.
Berat bersih benih dalam kemasan seberat 5 kg. Kemasan benih 5 kg terbuat dari bahan
plastik yang tidak mudah rusak sehingga
saat dipasarkan mampu melindungi kondisi fisik benih.
a.
Penyimpanan
Penyimpanan
benih dilakukan pada gudang penyimpanan yang terpisah dari tempat pengolahan. Penyimpanan dalam gudang benih menggunakan alas balok dan papan kayu
sehingga kantong benih tidak kontak langsung dengan lantai gudang penyimpanan.
Kapasitas penyimpanan dalam satu lot benih sekitar 20 – 22 ton dan kapasitas gudang 600-700 ton benih. Cara
penataan kantong dalam penyimpanan ditata secara berselang-seling sehingga terdapat rongga udara dan
kedudukan kantong tidak goyah. Dalam penyimpanan benih harus diperhatikan
faktor yang mempengaruhi penyimpanan seperti jumlah kantong benih yang akan
disimpan, suhu dan kelembaban udara ruang penyimpanan, kemasan benih dan lama
penyimpanan. Faktor
lingkungan gudang penyimpanan benih sangat berpengaruh terhadap kondisi benih
dalam penyimpanan.
Faktor
lingkungan yang diduga sangat berpengaruh terhadap kualitas benih dalam penyimpanan adalah suhu ruang penyimpanan yang mampu membuat perubahan kadar air awal benih.
Adanya gangguan
hama gudang juga mengancam kualitas benih. Hama yang
ditemukan dalam penyimpanan benih diantaranya yaitu Sitophylus oryzae, tikus, dan burung. Pengendalian hama dilakukan apabila sudah mulai
terlihat tanda-tanda terserang dan dikendalikan dengan cara bumigasi ruangan penyimpanan
menggunakan phostoxin.
A. Pelaksanaan
Manajemen Produksi
1.
Perencanaan produksi
a.
Perencanaan produksi
Perencanaan produksi tentunya harus
dilaksanakan dengan baik, karena PT. Sang Hyang Seri merupakan suatu
perusahaan BUMN yang bergerak dibidang perbenihan yang harus dapat memenuhi
kebutuhan benih nasional secara mayoritas dan untuk tahun ini PT Sang Hyang
Seri cabang Banyumas ditunjuk oleh pemerintah sebagai satu satunya perusahaan
yang produk benih padi non hibridanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
subsidi benih untuk wilayah kerja Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Kebumen,
Banjarnegara, dan Wonosobo.
Produk yang dihasilkan oleh PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas merupakan produk benih
padi unggul bersertifikat dan siap untuk dipasarkan baik retail ataupun coorporate.
Perencanaan produksi benih
padi ditiap tahunnya selalu disusun dalam RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan) sebagai acuan penetapan target produksi perusahaan agar dapat
memenuhi permintaan pasar akan benih. Namun untuk pasar retail perusahaan merencanakan dan menentukan produk dengan memperhatikan pangsa pasar atau kondisi kebutuhan benih
di pasar berdasarkan proyeksi yang dilakukan oleh bagian pemasaran. Selain itu
juga PT. Sang Hyang Seri memproduksi benih padi berdasarkan pemesanan varietas tertentu.
Rencana dan realisasi
produksi benih padi selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4
sedangkan persentase realisasi produksi benih padi non hibrida pada 3 tahun
terakhir dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 4.
Rencana dan Realisasi Produksi Benih Padi Non Hibrida
Tahun
|
Rencana (Ton)
|
Realisasi (Ton)
|
||||||||
GKP
|
GKK
|
BB
|
BL
|
BK
|
GKP
|
GKK
|
BB
|
BL
|
BK
|
|
2011
|
4.357
|
3.703,7
|
3.312
|
3.687
|
3.687
|
4.030,889
|
3.426,339
|
2885,480
|
4.104,430
|
4.105,830
|
2012
|
4.568
|
3.882,800
|
4.180
|
4.180
|
4,180
|
5.815,282
|
4.943,022
|
4.908,595
|
5.131,870
|
5.016,550
|
2013
|
3.662
|
3.113
|
2.887
|
2.891
|
2.907
|
912,629
|
766,756
|
735,380
|
935,265
|
768,175
|
Tabel 5. Persentase
Realisasi Produksi Benih Padi Non Hibrida
Tahun
|
% Realisasi
|
||||
GKP
|
GKK
|
BB
|
BL
|
BK
|
|
2011
|
93
|
93
|
87
|
111
|
111
|
2012
|
127
|
127
|
117
|
123
|
120
|
2013
|
25
|
25
|
25
|
32
|
26
|
Keterangan :
GKP : Gabah Kering Panen
GKK : Gabah Kering Kotor
BB : Benih Bersih
BL : Benih Lulus
BK : Benih Kantong
Pada Tabel 4 terlihat suatu perencanaan produksi perusahaan selama 3
tahun terakhir. Pada tahun 2011 realisasi GKP tidak sesuai dengan GKP yang
direncanakan, hal itu dikarenakan adanya cuaca yang tidak mendukung serta
dijumpai adanya serangan hama dan penyakit. Realisasi GKP yang tidak sesuai
dengan rencana berakibat bagi ketidaksesuaian GKK, BB, BL dan BK terhadap
perencanaannya. Namun justru BL dan BK pada tahun 2011 sesuai dan bahkan
melebihi rencana produksinya. Hal itu terjadi karena perusahaan ingin dapat
menyelesaikan apa yang menjadi tanggungjawabnya untuk dapat memproduksi sesuai
dengan rencana sehingga pembelian benih lulus bersertifikat kepada pihak luar
ataupun sesama PT Sang Hyang Seri cabang lainnya dilakukan. Pada Tabel 5 terlihat
persentase realisasi yang baik.
Pada tahun 2012, seluruh rencana produksi yang dimulai dari GKP hingga
BK terealisasi dengan baik dan sesuai. Persentase realisasi pada Tabel 5 pun
menunjukkan angka >100% dan dapat dikatakan perusahaan berhasil dalam
melakukan kegiatan produksinya.
Hal yang berbeda terjadi ditahun 2013 dimana realisai produksi sangat
jauh berbeda dengan perencanannya. Hal ini terjadi karena perusahaan cabang
Banyumas mengalami miss communication
dengan perusahaan pusat mengenai keuangan yang mengakibatkan PT Sang Hyang Seri
cabang Banyumas tidak dapat membeli seluruh hasil panen petani penangkar dan
hanya mampu untuk membeli GKP sebesar 912,629 ton dan benih yang terkemas hanya sebesar 768,175 ton. Terlihat pula pada Tabel 5 bahwa
persentase realisasi jauh dari angka 100% yang menunjukkan adanya kegagalan
perusahaan dalam mencapai target produksinya.
b.
Perencanaan lokasi
Pabrik merupakan tempat dimana suatu kegiatan teknis dari perusahaan dilaksanakan. Lokasi pabrik harus direncanakan dengan tepat, agar keberadaannya dapat menunjang
kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan.
PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas telah melakukan
perencanaan lokasi dengan baik, yaitu dengan menempatkan lokasi kantor dan pabrik produksi pada daerah
yang strategis
diantara wilayah kerja sehingga memudahkan pengangkutan GKP dari berbagai
daerah di wilayah kerja untuk dapat diolah.
Lokasi pemilihan kantor dan pabrik PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas di Sumpiuh melalui
banyak pertimbangan antara lain :
1. Banyumas merupakan lumbung padi dan palawija Jawa Tengah.
2. Kecamatan Sumpiuh, Banyumas merupakan daerah yang
berada tepat ditengah antara 6 wilayah kerja yang terkait sehingga memudahkan
dalam pengangkutan dan transportasi calon benih yang akan diolah maupun
pemasaran benih.
Adapun bangunan pendukung proses
manajemen dalam proses produksi seperti, kantor cabang yang berada di depan pabrik
dilakukan untuk mempermudah pengkoordinasian kegiatan produksi dan koordinasi antar tenaga kerja.
c.
Perencanaan letak fasilitas produksi
Letak fasilitas produksi atau yang sering disebut dengan layout pabrik,
merupakan suatu hal yang berpengaruh
langsung terhadap produktivitas perusahaan. Penyusunan letak fasilitas yang
teratur serta memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan akan menunjang
pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan yang bersangkutan.
Fasilitas
di dalam pabrik
PT Sang
Hyang Seri cabang Banyumas memiliki tata letak yang tepat dan berurutan sesuai dengan alur
produksi, keselamatan
kerja
dan kelancaran proses produksi. Letak
fasilitas yang berurutan digunakan
agar
tidak terjadi adanya benturan
dalam alur produksi
antara satu
dengan yang lain.
Adanya suatu proses produksi yang baik didukung dengan
adanya mesin-mesin pengolahan
yang baik pula. Adapun alat-alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel
6. Perlengkapan dan mesin pengolahan PT Sang Hyang Seri
Cabang Banyumas
NO
|
PERLENGKPAN/MESIN
|
JUMLAH
|
FUNGSI
|
1.
|
Box Dryer
|
2
|
Mengeringkan
calon benih
|
2.
|
Kompor, Blower
dan Pipa
|
2
|
Menghasilkan
api dan meniupkan udara panas ke box
dryer
|
3.
|
Elefator
|
2
|
Menaikan benih
yang telah kering
|
4.
|
Pre-cleaner
|
2
|
Menyaring
kotoran-kotoran yang terbawa dalam benih
|
5.
|
Air Screen Cleaner
|
2
|
Menyaring kotoran dan grading
|
d. Perencanaan
lingkungan kerja
Lingkungan kerja di PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas dapat dikatakan baik. Menjunjung
tinggi adanya rasa akrab dan kekeluargaan dalam perusahaan merupakan strategi
penciptaan lingkungan kerja yang nyaman. Lingkungan kerja yang baik tidak hanya
diciptakan bagi para pegawai kantor namun kepada para pekerja borongan (buruh)
juga diciptakan lingkungan kerja yang baik pula. Lingkungan kerja yang baik
akan mendukung adanya produktivitas kerja tinggi yang dapat melancarkan segala
aktivitas perusahaan.
Strategi perusahaan untuk meningkatkan keeratan hubungan
antar pegawai dan terciptanya lingkungan kerja yang harmonis yaitu setiap hari
Sabtu diadakan olahraga bersama yang memang terbukti dapat menciptakan
lingkungan kerja yang harmonis.
e.
Perencanaan standar produksi
Standar Produksi ditetapkan pada PT Sang Hyang Seri
cabang Banyumas karena perusahaan ini memproduksi benih unggul dan
bersertifikat dimana kualitas adalah nomor satu. Adanya standar produksi di PT
Sang Hyang Seri cabang Banyumas membuat karyawan berpegang pada standarisasi
mutu yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan proses produksi perusahaan dan
manajemen perusahaan juga mempunyai beberapa kemudahan untuk mengadakan
pengendalian dari kegiatan produksi dalam perusahaan. Standardisasi mutu yang
ada di PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas mengacu pada standar yang dimiliki
oleh BPSB.
Adanya standardisasi dalam perusahaan tersebut memberikan banyak keuntungan yang
dapat diperoleh PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas yang salah satunya adalah mendapat kepercayaan dari masyarakat bahwa
benih yang dihasilkan memang benar-benar benih unggul sehingga masyarakat khususnya
petani akan menggunakan kembali benih hasil produksi PT Sang Hyang Seri cabang
Banyumas dan mendatangkan profit bagi perusahaan.
2.
Pengorganisasian produksi
Pengorganisasian
dalam sistem produksi di PT
Sang Hyang Seri cabang Banyumas telah dilaksanakan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab masing-masing pekerja dari atasan hingga bawahan secara vertikal
sehingga terciptanya kelancaran dalam produksi antar satu bagian ke bagian
lainnya. Adanya struktur
organisasi yang diterapkan,
maka kekuasaan dan tanggungjawab berjalan dari atasan hingga bawahan. Sikap
loyalitas kepada perusahaan yang dimiliki oleh karyawan membuat mereka selalu
mengorganisir kegiatan produksi dengan baik dan menyelesaikan kewajibannya
dengan penuh tanggung jawab.
PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas dalam kegiatan
produksinya memiliki beberapa unit atau departemen sehinga tercipta kelancaran produksi.
Bagian produksi dipimpin oleh seorang assisten manajer produksi yang
bertanggungjawab atas seluruh kegiatan produksi benih padi dari penanaman di
lapang menjadi benih kantong yang siap dipasarkan. Seorang assisten manajer
produksi dibantu oleh pekerja lapang dan pekerja pengolahan. Pekerja lapang
merupakan orang-orang yang terjun langsung ke lapang dimulai saat melakukan
proses kerjasama dengan petani penangkar, pengelolaan wilayah, penanaman, pengawasan
lapang tiap bulan, dan panen. Pekerja pengolahan terdiri dari petugas pengolahan,
simpan kemas, kendali mutu, dan pemelihara mesin. Petugas pengolahan bertanggungjawab
atas pengolahan calon benih padi dimulai saat penerimaan calon benih di pabrik
(GKP) hingga benih dinyatakan lulus.
Petugas simpan kemas bertanggungjawab atas pengemasan
benih lulus menjadi benih kantong dan mengawasi jalannya keluarnya benih
kantong dari pabrik serta bertanggungjawab pula dalam penyimpanan benih lulus
atau benih kantong di dalam gudang sebelum dipasarkan. Petugas mutu bertugas
untuk menguji dan mengontrol standar mutu benih dari penerimaan benih di pabrik
hingga benih siap dipasarkan, namun tidak hanya standar mutu benih saja yang
dikontrol tetapi segala kebersihan alat produksi juga dikontrol. Pemelihara
mesin bertanggungjawab untuk memelihara mesin pengolahan agar tetap dapat
berfungsi optimal. Seluruh bagian dalam produksi bertanggungjawab kepada
manajer cabang atas segala kegiatan yang dilaksanakan.
Status
tenaga kerja yang ada pada PT Sang Hyang Seri antara lain yaitu karyawan tetap,
tenaga kerja harian, dan tenaga kerja borongan. Karyawan tetap ialah tenaga kerja yang
secara resmi telah diangkat oleh perusahaan melaui surat keputusan yang
dikeluarkan oleh jajaran direksi perusahaan dan mendapatkan gaji tetap. Tenaga
kerja harian ialah tenaga kerja yang bekerja untuk perusahaan dan mendapatkan
upah kerja sesuai hari kerja yang dicapai oleh tenaga kerja tersebut, dan tidak
tercatat sebagai tenaga kerja tetap sedangkan tenaga kerja borongan ialah tenaga kerja
yang bekerja untuk perusahaan untuk menyelesaikan satu paket pekerjaan untuk
mendapatkan upah sesuai dengan capaian atau perolehan tonase pekerjaan pada
satu waktu tertentu.
Adapun
jumlah tenaga kerja yang ada pada PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas yaitu 29 orang yang terdiri atas:
a. 1 orang manajer cabang,
b. 6 orang karyawan di bagian pemasaran,
c. 10 orang karyawan di bagian produksi,
d. 4 orang honorer kontrak,
e. 8 orang pegawai harian lepas.
Selain
tenaga kerja di atas, pada waktu-waktu tertentu seperti masa panen atau
pengolahan calon benih, akan membutuhkan tenaga kerja tambahan yang bersifat
borongan sekitar 25 orang. Jumlah tersebut tidak baku, akan tetapi kebutuhan
tenaga kerja borongan akan disesuaikan dengan volume pekerjaan.
Tenaga
kerja pada PT Sang Hyang Seri (Persero) tidak hanya mendapatkan gaji atau upah
pokok yang sebagaimana mestinya mereka dapatkan. Akan tetapi terdapat beberapa
hak yang diberikan perusahaan bagi para karyawan. Hak cuti merupakan salah satu
hak yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya. Banyaknya masa cuti yang
diberikan adalah 12 hari/ tahun dipotong cuti bersama.
Bentuk
perhatian lain dari perusahaan terhadap tenaga kerjanya yaitu adanya tunjangan
kesehatan bagi karyawan. Tunjangan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya
mengikuti besarnya plafon
asuransi sebagai batasan tunjangan yang diberikan. Selain tunjangan kesehatan,
perusahaan memberikan tunjangan lain bagi karyawannya salah satunya yaitu tunjangan
perumahan.
Berbagai
bentuk tunjangan atau insentif yang diberikan perusahaan, menunjukkan upaya
perusahaan dalam memberikan perhatiannya terhadap kesejahteraan karyawan. Merupakan bukti bahwa
tenaga kerja adalah bagian yang penting dalam perusahaan, oleh karena itu hal-hal
yang diperkirakan dapat mendorong produktivitas tenaga kerja akan senantiasa
diberikan oleh perusahaan bagi tenaga kerja.
3.
Pengarahan dan pengkoordinasian produksi
Pelaksanaan
kegiatan pengarahan dalam perusahaan ini yaitu diadakannya kegiatan brefing
dan
evaluasi kepada seluruh
pegawai serta pengarahan terhadap assisten manajer produksi dari manajer cabang mengenai
wilayah penangkaran dari tanam hingga panen dan berjalannya kegiatan pengolahanpun
juga diarahkan dengan baik. Pengarahan juga dilakukan oleh assisten manajer
produksi kepada para petugas lapang dan pengolahan agar mempersiapkan apa saja
yang dibutuhkan dalam produksi benih padi unggul. Pengarahan tidak saja
dilakukan apabila terdapat kesulitan atau masalah dalam produksi namun pengarahan
dilakukan kapanpun agar kegiatan yang belum dilakukan dapat dilakukan.
Pengkoordinasian
produksi merupakan sesuatu yang penting dalam pelaksanaan proses produksi pada
perusahaan. Pengkoordinasian
di PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas dilakukan oleh seluruh elemen perusahaan
baik dari bagian pemasaran kepada bagian produksi ataupun antar bagian dalam
produksi.
Koordinasi awal dilakukan
dari bagian pemasaran untuk menginformasikan kepada bagian produksi mengenai
permintaan benih unggul padi non hibrida pada pasar retail dan coorporate
sehingga bagian produksi dapat menyediakan benih sesuai kebutuhan pasar.
Koordinasi lainnya dilakukan antar bagian dalam kegiatan pengolahan agar benih unggul
bersertifikat dapat tercipta dan tak hanya itu, koordinasi dari pimpinan kepada
bawahan juga terus terjadi dalam kegiatan produksi. Koordinasi
memudahkan bagian pengolahan untuk mempersiapkan tenaga kerja.
4.
Pelaksanaan Proses Produksi
a.
Proses pra panen
1) Fase pendahuluan
Dalam fase
ini, perusahaan telah mengajukan permohonan areal baru kepada BPSB dan
sekaligus melakukan pemeriksaan pada areal tangkar. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi kesesuaian administratif areal dengan kenyataan. Pemeriksaan dilakukan
oleh perusahaan bersama BPSB.
2) Kegiatan budidaya
Kegiatan
budidaya tanaman padi dimulai dari pengolahan tanah hingga pemeliharaan tanaman
diserahkan sepenuhnya kepada petani, dan petani dalam melakukan teknik budidaya
sesuai dengan peraturan perusahaan sehingga perusahaan yakin bahwa teknologi
diterapkan dengan baik dan benar sesuai dengan rencana kerja dan mampu
meningkatkan mutu serta produktivitas. Walaupun kebebasan budidaya diserahkan
kepada petani, perusahaan tetap mendampingi dan mengawasi petani dalam budidaya
dan mengamati areal pertanaman ditiap fasenya.
3) Fase Vegetatif
Fase
vegetative merupakan fase pemeriksaan lapangan pertama yang dilaksanakan 30 hari
setelah tanam atau 47-50 hari setelah tebar benih. Apabila hasil pemeriksaan
dinyatakan tidak memenuhi standar mutu, maka dapat dilakukan pemeriksaan
ulangan sebanyak satu kali dan paling lambat satu minggu setelah pemeriksaan
sebelumnya. Dalam fase ini pemeriksaan yang diamati meliputi pemeriksaan fisik
dari tanaman padi.
4) Fase Berbunga
Fase
berbunga merupakan pemeriksaan lapang kedua pada tanaman padi yang dilaksanakan
pada waktu tanaman berbunga lebih dari 5% atau sampai malai keluar 80%. Apabila
hasil pemeriksaan tidak memenuhi standar mutu, maka dapat dilakukan pemeriksaan
ulangan satu kali.
5) Fase menjelang panen
Fase ini
merupakan fase pemeriksaan lapangan ketiga yang dilaksanakan pada fase masak
saat gabah mulai menguning, dan paling lambat dilakukan 1 minggu sebelum panen.
Panen dilaksanakan setelah tercapainya masak fisiologis. Kriteria panen yaitu
apabila 90% gabah tiap malai telah masak kuning dan meminimalkan terjadinya
kehilangan hasil dan kerusakan calon benih.
b.
Proses
Pasca Panen
1)
Penerimaan
GKP
GKP diterima untuk diolah apabila sesuai dengan
standar. Apabila kondisi calon benih telah rusak, sebaiknya benih ditolak untuk
diproses. Pengecekan calon benih dilakukan terlebih dahulu sebelum diolah lebih
lanjut. Pengecekan mutu secara visual dilakukan mengenai butir tumbuh dan
keadaan calon benih apakah bekas terkena hujan atau tidak. Apabila mutu calon
benih padi tidak sesuai dengan standar lapang yaitu kadar air maksimal 25% dan
kotoran maksimal 7% dilakukan rafaksi benih dimana apabila kadar air <
standar maka muatan GKP ditambahkan dan apabila kadar air > standar maka
muatan GKP dikurangi dari sandar mutu.
2)
Pengujian
calon benih
Analisis calon benih dilakukan mulai dari tanaman di
lapangan hingga menjadi benih kantong. Standar lapangan yang ditetapkan
perusahaan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7.
Standar Lapangan Mutu Benih Padi
Kelas benih
|
Isolasi jarak
|
Varietas lain dan tipe simpang (max)
|
Rerumputan berbahaya
|
Benih dasar
|
3 meter
|
0,0 %
|
-
|
Benih pokok
|
3 meter
|
0,2 %
|
-
|
Benih sebar
|
3 meter
|
0,2 %
|
-
|
Pengujian lainnya dilakukan secara intensif demi
terciptanya benih unggul bersertifikat. Standar mutu lapangan, laboratorium,
dan penampilan benih yang telah ditetapkan perusahaan dicermati dengan baik.
Pengujian kadar air, daya tumbuh, dan kemurnian benih diperlukan adanya suatu
sampel. Sampel yang diambil diyakini mampu mewakili semua calon benih yang ada.
Sampel yang akan diuji diambil secara acak dimana jumlah sampel yang diambil
adalah 10% dari jumlah karung + 5 karung dan pengambilan sampel (calon benih)
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan 3 kantong dan isi tiap kantong 1kg agar
mudah dilakukan pengujian baik oleh perusahaan ataupun oleh BPSB.
3)
Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk
menghilangkan kadar air pada calon
benih sehingga
benih menjadi tahan
lama ketika
disimpan. Tersedia 2 jenis alat pengeringan calon benih yaitu lantai jemur dan box dryer. Proses pengeringan yang
dilakukan apabila cuaca baik yaitu dengan menggunakan lantai jemur yang
membutuhkan waktu kurang lebih selama 2 hari dan setelah itu calon benih padi dapat
dicleaning. Proses pengeringan
manggunakan lantai jemur dengan memanfaatkan sinar matahari merupakan salah
satu cara yang baik karena laju penurunan
kadar air 1,42% per jam dimana laju ini lebih cepat dari media lainnya
seperti kayu bakar, arang kayu, sekam, dan sebagainya dan biasanya lama
pengeringan selama 9 jam. Apabila menggunakan boxdryer diperlukan waktu selama ≤ 6-8 jam agar calon benih
memiliki kadar air minimum.
4)
Pembersihan
dan sortasi
Proses pembersihan dan pemilahan
dilakukan melalui dua tahap yaitu pembersihan pertama melalui pre
cleaner yang menghasilkan benih setengah bersih yang telah
terpisah dari jerami kasar dan jerami halus. Benih setengah bersih kemudian
diproses dalam pembersihan tahap kedua melalui air screan cleaner
yang menghasilkan benih bersih yang telah terpisah dari jerami kasar, jerami
halus, gabah hampa, gabah setengah isi, debu dan batuan.
5)
Pengemasan
Proses ini meliputi benih lulus yang akan
dikemas dimasukkan
kedalam surge hopper melalui bucket elevator, setelah
penuh maka dengan mengatur Weighing unit sesuai dengan berat yang
ditentukan maka benih akan keluar dan ditampung dalam plastik pengemas,
kemudian melalui belt conveyor dibawa ke continous band sealer
untuk dijahit kemudian benih dimasukkan
dalam karung seberat 60 kg. Berat bersih benih dalam kemasan seberat 5 kg. Dalam pengemasan tidak lupa dilampirkan label
sertifikasi dari BPSB agar masyarakat semakin yakin bahwa benih padi yang
dihasilkan benar-benar unggul.
6)
Penyimpanan
Penyimpanan dalam gudang benih menggunakan alas balok dan papan kayu
sehingga kantong benih tidak kontak langsung dengan lantai gudang penyimpanan. Cara penataan kantong dalam
penyimpanan ditata secara berselang-seling sehingga terdapat rongga udara dan
kedudukan kantong tidak goyah. Dalam penyimpanan benih diperhatikan faktor yang
mempengaruhi penyimpanan seperti jumlah kantong benih yang akan disimpan,
suhu dan kelembaban udara ruang penyimpanan, kemasan benih dan lama
penyimpanan.
Terdapat prinsip penyimpanan pada perusahaan yaitu simpan benih kantong baru yang
mutunya lebih tinggi dan segera salurkan benih kantong yang sudah tersimpan
lebih lama.
5.
Pengawasan
Proses Produksi
a. Pengawasan calon benih di lapangan
Pengawasan calon benih di lapangan dilakukan melalui 4 fase
yaitu fase pendahuluan, fase vegetatif, fase berbunga, dan fase menjelang
panen. Pada fase pendahuluan sejarah penggunaan tanah sebelumnya, letak dan
situasi areal yang akan digunakan sebagai areal sertifikasi, kebenaran
batas-batas areal yang akan digunakan, kebenaran benih sumber termasuk
varietas, asal, volume serta kelas benih yang akan ditanam dan dihasilkan, lalu
pengawasan terhadap hasil pemeriksaan dan rekomendasi memenuhi syarat atau
memenuhi syarat dengan catatan anjuran serta tidak memenuhi syarat dilakukan
pada perusahaan ini.
Pengawasan
pada fase vegetatif, berbunga, dan menjelang panen dilakukan melalui persiapan
pemeriksaan yang dilaksanakan dengan memeriksa berkas-berkas persyaratan
pemeriksaan; pemeriksaan global yaitu memeriksa isolasi jarak, isolasi waktu,
populasi tanaman per m2; pemeriksaan areal contoh yaitu
dengan memeriksa tanaman (padi) di lahan secara fisik; perhitungan campuran
varietas lain; dan waktu pemeriksaan lapang.
b. Pengawasan terhadap alat panen dan alat pengolahan
Alat panen
yang akan digunakan harus benar-benar bersih dan bebas dari kemungkinan
terjadinya pencampuran fisik maupun kontaminan lainnya. Peralatan pengolahan
dan pengemasan yang akan dipergunakan dipastikan juga bersih dan bebas dari
gabah dan kotoran lain sisa penggunaan sebelumnya sehingga kemungkinan
pencampuran fisik dan kontaminan lain dapat dihindari. Mengecek dan memastikan
pula bahwa areal yang akan dipanen benar-benar telah lulus pemeriksaan lapang
dan memenuhi syarat untuk dipanen baik dari tampilan fisik kemasakan, maupun
kadar airnya.
c. Pengawasan
Mutu Selama Proses Pengolahan
Pengawasan
mutu selama proses pengolahan perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat mutu
produk. Pengawasan mutu dilakukan mulai dari penerimaan calon benih di pabrik, pengeringan,
pembersihan dan sortasi, serta simpan kemas. Adanya standar lapangan, standar
uji laboratorium, dan standar penampilan yang dibuat oleh perusahaan merupakan
suatu upaya agar pengawasan mutu benih mudah untuk dilakukan sehingga benih
unggul bersertifikat dapat diproduksi. Standar yang ditetapkan oleh perusahaan
juga tidak jauh berbeda dengan standar BPSB sehingga apabila calon benih akan
diajukan untuk diperiksa oleh BPSB, perusahaan percaya bahwa calon benih yang
akan diuji dinyatakan lulus dan mendapatkan label dari BPSB.
d.
Pengawasan
Mutu Produk Jadi
Pemeriksaan
mutu produk jadi perlu
dilakukan sebelum produk dipasarkan dengan tujuan untuk mendapatkan
mutu produk akhir yang baik dan konstan sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan. Pengawasan terhadap produk yang
telah jadi (benih kantong) dilakukan dengan pemeriksaan kemasan dan tanggal
kadaluarsa yang tertera pada label kemasan. Pemeriksaan kemasan dilakukan untuk
memastikan bahwa benih kantong yang akan dipasarkan berada dalam kemasan yang baik
dan pemeriksaan kadaluarsa benih harus dilakukan agar masyarakat tidak ragu
untuk menggunakan benih PT Sanng Hyang Seri. Masa kadaluarsa benih padi non
hibrida yaitu 6 bulan dari tanggal diajukannya pemeriksaan akhir kepada BPSB.
6.
Pengendalian produksi
Semua
kegiatan di dalam sebuah perusahaan memerlukan adanya pengendalian.
Pengendalian dalam hal ini diartikan sebagai pengawasan dan dapat mengambil
tindakan untuk perbaikan yang diperlukan. Pengendalian produksi yang dilakukan
oleh PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas yaitu :
a.
Pengendalian proses produksi
Pengendalian proses
produksi menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dan pengawasan dari
proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuan dari pengendalian proses adalah agar jalannya proses produksi
sesuai dengan Standar Operation Procedure
(SOP) yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Kegiatan pengendalian proses
produksi di lapang dilakukan apabila realisasi produksi tidak sesuai dengan
rencana produksi yang telah ditetapkan. Banyaknya dijumpai gagal panen akibat
serangan hama dan penyakit membuat perusahaan kehilangan sumber benih yang akan
diolah. Namun untuk mengatasi hal tersebut perusahaan menambah areal tanam
diluar areal tanam yang direncanakan. Penambahan areal tersebut total sebesar ≤50
ha yang tersebar di beberapa wilayah kerjanya dimana areal tersebut didapat
dari mitra dengan petani dan sewa sehingga meminimalkan terjadinya kekurangan
benih.
Kegiatan pengendalian
lainnya yaitu saat dilakukannya kegiatan penyimpanan benih bersih ataupun benih
lulus di gudang sebelum dipacking dan
dipasarkan. Benih merupakan hal yang rentan terhadap serangan hama gudang,
sehingga untuk mengendalikan hal tersebut agar kualitas benih tetap terjaga
dilakukan fumigasi gudang yaitu dengan dilakukan penyemprotan obat setiap 1
bulan sekali dan pembersihan gudang yang dilakukan setiap hari.
b.
Pengendalian bahan baku
Pengendalian
bahan baku dilakukan pada proses budidayanya. Perencanaannya dilakukan dengan
metode historical data (pengalaman
pada tahun-tahun sebelumnya). Sistem perencanaan ini didasarkan pada data order
tahun sebelumnya, kemudian dilakukan perkiraan kebutuhan bahan baku untuk tahun mendatang dan hasil panen sesuai dengan RKAP sehingga stok
bahan baku akan tetap tersedia untuk dapat memenuhi permintaan pasar.
c.
Pengendalian tenaga kerja
Pengendalian
tenaga kerja diperlukan karena berkaitan
dengan biaya produksi. Pengendalian ini bertujuan agar penggunaan tenaga kerja
yang optimal sesuai dengan kegiatan
produksi yang dilakukan. Mengetahui jumlah karyawan yang
dibutuhkan dalam proses produksi akan
meminimalkan biaya produksi dan mengefisienkan
penggunaan karyawan. Kegiatan
pengolahan dilaksanakan oleh pekerja borongan (buruh) dimana apabila
kekurangan buruh maka
dilakukan pengambilan tenaga
kerja melalui ketua borongan sesuai yang
dibutuhkan. Para pegawai
pengolahan bertanggungjawab atas kegiatan pengolahan yang terjadi dan bertindak
sebagai mandor untuk mengawasi jalannya produksi. Karyawan harian lepas juga
diterapkan pada perusahaan ini guna mengatasi kekurangan karyawan dan
pengambilan karyawan harian lepas juga sesuai kebutuhan perusahaan dengan tidak
lepas dari ijin terlebih dahulu kepada kantor regional.
d.
Pengendalian biaya produksi
Biaya
produksi
merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Biaya produksi dalam
pelaksanaan proses produksi perlu direncanakan dan dikendalikan dengan baik
agar tidak melampaui anggaran yang telah ditetapkan. Pengendalian biaya produksi di PT Sang Hyang Seri
cabang Banyumas sudah cukup baik yang dibuktikan dengan selalu terdapat
pembukuan terhadap perencanaan dan pengendalian untuk biaya produksi. Pembukuan
tersebut tidak dipublikasikan, karena merupakan rahasia perusahaan.
e.
Pengendalian mutu
Pengendalian mutu yang dilakukan oleh PT Sang Hyang Seri
cabang Banyumas telah dilakukan dengan baik. Pengendalian mutu dilaksanakan dari
persiapan areal tanam hingga benih yang akan dipasarkan. Pengendalian mutu
benar-benar dilaksanakan pada tiap tahap produksi di perusahaan ini karena mutu
benih adalah nomor satu bagi perusahaan.
Kualitas produk mempunyai peranan yang penting dalam
rangka untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan yang
bersangkutan. Berproduksi tanpa memperhatikan kualitas hasil produksinya, akan mengakibatkan
terancamnya kehidupan perusahaan tersebut pada masa yang akan datang.
B. Analisis
SWOT Produksi Benih Padi pada PT Sang Hyang Seri, Banyumas
Analisis SWOT mampu
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths)
dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan
strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan
kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis
faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman)
dalam kondisi yang ada. Pada PT Sang Hyang Seri (Persero) cabang Banyumas memiliki deskripsi SWOT sebagai berikut:
1.
Kekuatan (Strength)
a.
Lokasi
perusahaan dan pabrik yang terjangkau
Lokasi
perusahaan dan pabrik yang berada di Sumpiuh merupakan daerah tengah areal
wilayah kerjanya (Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, Kebumen, dan
Wonosobo) sehingga memudahkan pengangkutan calon benih dari berbagai daerah
(dalam wilayah kerja) untuk diolah.
b.
Kualitas benih baik
Benih yang
diproduksi untuk dipasarkan (semua varietas) memiliki kualitas yang baik dengan
tercantumnya label sertifikasi yang diterbitkan dari BPSB pada kemasan sehingga
kepusan konsumen dapat diperoleh.
c.
Adanya dukungan dari pemerintah
Sebagai
perusahaan milik pemerintah,
PT Sang Hyang Seri mendapat dukungan baik dari
segi modal maupun non modal.
d.
Teknologi penunjang modern
Kapasitas
produksi perusahaan yang cukup besar ditunjang dengan adanya teknologi yang
terbilang modern di wilayah kerjanya.
e.
Brand
perusahaan dikenal
masyarakat
PT Sang Hyang Seri (Persero) merupakan
salah satu perusahaan besar penghasil benih yang telah lama eksis dan terus
berkembang sehingga brand perusahaan
sudah banyak dikenal oleh para pelaku yang menggeluti bidang pertanian.
f.
Dukungan masyarakat setempat
Penggunaan
tenaga kerja yang berasal dari warga di sekitar lokasi perusahaan, memberikan
keuntungan bagi warga sekitar. Sementara itu perusahaan pun mendapatkan feed back yang baik dari warga dengan
adanya perusahaan di wilayah itu tidak dianggap mengganggu masyarakat sekitar.
g.
Lingkungan kerja yang nyaman
Penerapan
kondisi kekeluargaan pada perusahaan membuat para karyawan tidak stress dalam
melaksanakan pekerjaanya sehingga apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab
mereka dapat dilaksanakan dengan baik.
2.
Kelemahan
(Weakness)
a.
Kebijakan terpusat
Adanya
kebijakan yang terpusat pada jajaran direksi membuat pengambilan keputusan pada
tingkat perusahaan cabang menjadi terbatas, karena segala hal mengenai
pekerjaan dilakukan berdasarkan SK dan SOP yang diberlakukan dari kantor pusat.
Ketentuan-ketentuan yang sudah menjadi landasan dalam menjalankan tugas dapat
menjadi faktor penghambat dalam
pelaksanaan kerja.
b.
Ketenagakerjaan
Para karyawan tetap yang telah
memiliki pengalaman kerja yang cukup tidak menjamin kuatnya sebuah perusahaan, akan tetapi
terdapat kelemahan yang muncul yaitu dari segi umur dan tingkat pendidikan tenaga kerja.
Jumlah karyawan
muda di perusahaan yang
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah karyawan senior
membuat kedinamisan perusahaan cenderung lambat.
Adanya cukup
banyak karyawan yang tingkat pendidikannya setara SMA atau sederajat dimana sangat
memungkinkan pesaing memiliki tenaga kerja tingkat pendidikannya lebih tinggi
yang dapat mendorong adanya inovasi dalam perusahaan. Kurangnya tenaga kerja lapangan pada bagian produksi
cukup membuat kewalahan dalam mengawasi dan mengatur areal pertanaman di 6
wilayah kerja yang cukup luas dan lokasinya pun tersebar di berbagai tempat.
c.
Alat pengolahan
Terdapat beberapa
alat pengolahan yang rusak dan alat yang sudah cukup tua mampu menghambat proses
produksi dimana alat pengolahan yang rusak
membutuhkan waktu lama untuk perbaikan dan alat yang sudah cukup tua tidak
berjalan dengan optimal sehingga mengakibatkan pengolahan benih cenderung lebih lama dan penurunan
produktivitas perusahaan dalam pengolahan benih dapat terjadi.
d.
Fasilitas
gudang penyimpanan
Terdapat bagian
yang rusak pada bangunan gudang membuat hama gudang seperti burung dan tikus dapat
keluar masuk dengan bebas dan merusak kantong benih serta dapat memakan
benih-benih dalam kantong tersebut. Hal itu mengakibatkan berat benih dalam
karung berkurang dan mampu mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
e.
Kurangnya
inovasi dalam pengendalian hama dan penyakit
Inovasi-inovasi
baru dalam pengendalian hama penyakit dipelukan agar dapat diinformasikan dan
diterapkan bagi petani mitra sehingga mampu mengurangi kemungkinan terjadinya
gagal panen yang diakibatkan oleh hama dan penyakit.
3.
Peluang
(Opportunities)
a.
Beras
merupakan makanan pokok
Kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi, tidak bisa
dirubah begitu saja. Hal ini berpengaruh pada persedian stok beras. Untuk
memenuhi stok beras, dibutuhkan benih berkualitas dalam waktu relatif singkat
dapat menghasilkan padi.
b.
Peluang program
Sebagai perusahaan milik pemerintah
sangatlah mungkin bagi perusahaan dalam mendapatkan program. Adanya
program-program pemerintah di bidang pertanian terlebih yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan benih, sebagai
contoh pada tahun 2014
perusahaan mendapatkaan kepercayaan dari pemerintah untuk memproduksi benih
yang akan digunakan untuk subsidi sehingga banyak masyarakat yang akan
menggunakan produk Sang Hyang Seri.
c.
Tingkat persaingan perusahaan penghasil
benih bersertifikat di daerah masih rendah.
Masih sedikitnya
usaha perbenihan di areal wilayah kerja membuat perusahaan dapat mengembangkan usaha seluas-luasnya
untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya, sehingga keuntungan perusahaan
dapat meningkat.
4.
Ancaman
(Threats)
a.
Kondisi cuaca
dan iklim
Perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu berdampak pada kegiatan produksi benih padi PT
Sang Hyang Seri di
lapang. Perubahan cuaca dan iklim sangat mempengaruhi pada penanaman dan hasil
panen.
b.
Serangan hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang areal pertanaman
dapat mempengaruhi berkurangnya produksi benih bahkan menyebabkan gagal panen
apabila tidak dikendalikan dengan baik.
c.
Kompetitor
Saat ini banyak
bermunculan perusahaan yang memproduksi produk benih padi. Hal ini mengakibatkan
pangsa pasar berkurang.
d.
Perubahan teknologi pesaing
Semakin berkembangnya jaman, teknologi pun semakin
berkembang. Perusahaan harus mengimbanginya agar tetap dapat bersaing dengan
perusahaan lain, sehingga hasil dapat meningkat.
e.
Tengkulak
Berperannya tengkulak di sekitar petani mampu mengancam ketersediaan
benih bagi perusahaan. Petani cenderung menjual hasil panennya ke tengkulak,
karena harga yang ditawarkan oleh tengkulak lebih tinggi. Ini mengakibatkan
pasokan calon benih ke perusahaan berkurang.
f.
Perilaku petani
Masih terdapatnya
sikap
petani yang belum
terbuka kesadarannya terhadap kegunaan benih bersertifikat.
Dari penjelasan analisis SWOT di atas dapat dibuat
strategi-strategi matriks EFAS dan IFAS. Matriks EFAS (External Factor
Analysis Summary) adalah suatu matriks yang difokuskan pada kondisi yang
ada dan kecenderungan muncul dari luar, tetapi dapat mempengaruhi kinerja suatu
organisasi atau perusahaan. Faktor eksternal adalah peluang (Opportunity) dan
ancaman (Threats), sedangkan matriks IFAS (Internal
Factor Analysis Summary) adalah suatu matriks yang menggambarkan susunan
daftar faktor-faktor internal yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi atau
perusahaan. Faktor internal adalah kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Strategi
yang digunakan perusahaan adalah:
1.
Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan
yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi
yang dapat dilakukan oleh PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas adalah :
a.
Mempertahankan
dan meningkatkan kualitas produk
Kualitas produk yang baik yang telah dimiliki perusahaan
harus dapat dipertahankan dan diadakan penelitian dan perkembangan mengenai
mutu benih yang lebih baik.
b.
Memanfaatkan
teknologi modern untuk mengoptimalkan produksi
Banyaknya teknologi modern yang telah berkembang saat ini
baik mesin ataupun inovasi-inovasi baru mengenai usaha pembenihan tetap
diterapkan agar produksi optimal dapat tercapai.
c.
Meningkatkan produksi atas dasar program pemerintah
Terdapatnya
program pemerintah dibidang pembenihan yang sering melibatkan PT Sang Hyang Seri
dimanfaatkan tanpa memberikan kekecewaan pada pemerintah sehingga
program-program pemerintah lainnya akan melibatkan kembali PT Sang Hyang Seri
dimana peningkatan produksi dapat tercapai dan menguntungkan perusahaan.
2.
Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan.
Strategi yang dapat dilakukan oleh PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas adalah :
a.
Meningkatkan
kinerja perusahaan
Meningkatkan kinerja perusahaan hubungannya dengan manajemen perusahaan, sehingga
setiap komponen dalam perusahaan secara optimal dimanfaatkan untuk mencapi
tujuan perusahaan.
b.
Mendukung
pengembangan teknologi global
Perusahaan selalu mendukung perkembangan teknologi di bidang
industri benih padi, sehingga dapat meningkatkan mutu benih padi yang
dihasilkan. Perkembangan teknologi ini tidak hanya meliputi bagian pengolahan
saja tetapi juga pada bagian budidaya.
3.
Strategi ST
Strategi ini adalah strategi untuk menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman. Strategi yang dapat
dilakukan oleh PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas adalah :
a.
Menjaga
kualitas produk
Konsistensi dalam menjaga kualitas produk sangat diperlukan untuk menjaga dan
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
b.
Memberikan
penawaran harga yang menarik pada petani mitra
Perusahaan harus mampu memberikan penawaran harga yang menarik agar
petani mau untuk bekerjasama dalam penangkaran dan menjual hasilnya pada perusahaan. Syarat
petani mitra dalam penangkaran benih yaitu petani tergabung dalam kelompok tani
dan memiliki areal tanam minimal 5 hektar.
c.
Memperbaharui
dan mengembangkan teknologi
Perbaruan dan pengembangan teknologi perlu dilakukan agar
perusahaan dapat bersaing dengan kompetitor.
d.
Mempertahankan
kontinuitas kerjasama dengan petani penangkar
Hubungan kerjasama perusahaan dan petani penangkar dalam upaya
mempertahanka areal pertanaman yang sudah ada dan jaminan stok calon benih
harus tetap dipertahankan dengan baik agar produksi dapat tetap berjalan.
4.
Strategi WT
Strategi ini ditujukan untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari
ancaman bagi perusahaan. Strategi yang dapat dilakukan oleh PT Sang Hyang Seri
cabang Banyumas adalah :
a.
Peningkatan manajemen
Peningkatan
manajemen dan budaya organisasi perlu dilakukan agar semua kegiatan dapat berjalan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAT).
Peningkatan keahlian tenaga kerja menjadi prioritas pertama, karena tenaga
kerja merupakan faktor penting dalam proses produksi benih padi.
b.
Informasi
penggunaan teknologi tepat guna
Teknologi baru yang bermunculan khususnya pada penanganan hama
dan penyakit tanaman perlu diinformasikan dengan tepat kepada para petani agar diterapkan
dan hasil yang diperoleh optimal.
c.
Perbaikan
dan pemeliharaan fasilitas pabrik
Adanya fasilitas pabrik seperti mesin pre cleaner dan air screan
cleaner yang kurang baik harus segera diperbaiki atau diperbaharui sehingga
produksi optimal dapat tercapai.
Dari penjelasan analisis strategi di atas, strategi SWOT secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 8.
IV. KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pada hasil praktik kerja lapangan
yang dilakukan di PT. Sang
Hyang Seri (Persero) Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas,
maka dapat disimpulkan :
1.
Kegiatan produksi benih padi non hibrida di PT Sang Hyang
Seri cabang Banyumas meliputi kegiatan pra
panen (persiapan lahan dan fase pendahuluan, pengolahan tanah, pembuatan
pesemaian, penanaman, penyulaman, pemeliharaan, fase vegetatif, fase berbunga,
dan fase menjelang panen), kegiatan panen, dan pasca panen (penerimaan calon
benih, pengujian 1, pengeringan, pembersihan dan sortasi, pengujian 2,
pengemasan, dan penyimpanan).
2.
Kegiatan
manajemen produksi benih padi non hibrida
yang diterapkan oleh PT
Sang Hyang Seri cabang Banyumas adalah
perencanaan produksi, pengorganisasian produksi, pengarahan dan
pengkoordinasian produksi, pelaksanaan proses produksi, pengawasan proses
produksi serta pengendalian produksi.
3.
Permasalahan yang terdapat pada PT Sang Hyang
Seri cabang Banyumas yaitu adanya kebijakan terpusat yang menjadikan perusahaan
cabang terkesan lamban dalam mengambil keputusan, kurangnya tenaga kerja,
terdapat beberapa fasilitas gudang dan mesin pengolahan yang rusak dan belum
diperbaiki serta kurangnya inovasi dalam pengendalian hama penyakit.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada PT.
Sang Hyang Seri (Persero)
Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas berdasarkan kegiatan
praktik kerja lapangan adalah sebagai berikut:
1.
Mengoptimalkan
kapasitas produksi dengan memaksimalkan kemampuan mesin-mesin pengolah benih
seperti Box Dryer, Pre cleaner, dan Air Screen Cleaner untuk dapat menigkatkan volume produksi sehingga penggunaannya dapat lebih efisien.
2.
Perlunya pemeriksaan intensif kepada calon benih di lapang
agar calon benih yang dihasilkan sesuai dengan perencanaan perusahaan.
3.
Jumlah tenaga kerja pengelola wilayah (petugas lapang)
diperbanyak menimbang areal kerja PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas luas
sehingga pemeriksaan lapang dapat meyeluruh ke setiap daerah. Tenaga kerja
khusus penanganan hama penyakit perlu diadakan dan penambahan tenaga kerja
kendali mutu juga perlu dilakukan mengingat kegiatan pemeriksaan mutu dari
lapang hingga akan dipasarkan membutuhkan tenaga ekstra.
4.
Pengawasan terhadap proses pengolahan benih di pabrik perlu
ditingkatkan agar para tenaga kerja borongan dapat tetap memperhatikan standar
mutu perusahaan sehingga kualitas benih unggul dapat terjaga.
5.
Kegiatan manajemen produksi yang sudah berjalan dengan baik
pada PT Sang Hyang Seri cabang Banyumas perlu dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, A. 1999. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Bagian Penerbitan
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Assauri, S.
1999. Manajemen Produksi dan Operasi.
Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Fahmi, Irham.
2012. Manajemen Produksi dan Operasi.
Alfabeta, Bandung.
Handoko, T.
Hani. 1991. Dasar-Dasar Manajemen
Produksi dan Operasi. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Ismunadji, M.
1990. Padi. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Bogor.
Kartasapoetra,
A.G. 2003. Teknologi Benih. Rineka
Cipta, Jakarta.
Kusuma,
Hendra. 2009. Manajemen Produksi.
Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Kuswanto,
H. 1996. Dasar-Dasar Teknologi, Produksi
dan Sertifikasi Benih. Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Las, Irsal. 2009. “Revolusi Hijau Lestari untuk
Ketahanan Pangan ke Depan”. Sinar Tani.
14 Januari 2009.
Nurainal, Leni.
2012. Taksonomi Tanaman Padi. http://leniblogs.blogspot.com/2012/12/taksonomi-tanaman-padi.html. diakses
10 November 2013.
Purnomo, Arifin
Budi. 2012. Varietas Padi Indonesia. http://arifinbudi.blogsopt.com, diakses 9
November 2013.
Soemartono,
Bahrin Samad, dan R. Hardjono. 1984. Bercocok
Tanam Padi. CV. Yasaguna, Jakarta.
Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Wirawan dan Sri
Wahyuni. 2002. Memproduksi
Benih Bersertifikat. Penebar Swadaya, Jakarta.