MAKALAH PERTANIAN BERKELANJUTAN / SISTEM PERTANIAN TERPADU
TUGAS
TERSTRUKTUR PERTANIAN BERKELANJUTAN
SISTEM
PERTANIAN TERPADU
Oleh:
KEMENTERIAN
PERTANIAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejalan dengan misi program revitalisasi pertanian, bangsa Indonesia
memerlukan upaya membangun ketahanan pangan melalui pembangunan pertanian
berkelanjutan demi mewujudkan
kemandirian pangan nasional. Dalam mewujudkan kemandirian pangan tersebut upaya
pembangunan pertanian menuntut sistem usaha tani yang efektif serta efisien. Sistem pertanian yang efektif serta
efisien meliputi penggunaan lahan, tenaga kerja, modal, faktor produksi lainnya.
Pembangunan sektor pertanian tidak dapat lagi dilakukan
dengan cara-cara lama, harus diubah sejalan dengan makin besarnya tantangan dan
perubahan lingkungan strategis, baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
Perubahan lingkungan eksternal, antara lain globalisasi teknologi dan
informasi, liberalisasi perdagangan, dan transformasi budaya antarbangsa sudah
tidak terhindarkan. Demikian juga perubahan lingkungan internal, yaitu
demokratisasi, desentralisasi, otonomi daerah, dan gejala disintegrasi
(Salikin, 2003). Pembangunan pertanian harus berarti pembaharuan penataan
pertanian yang menyumbang pada upaya mengatasi kemiskinan atau meningkatkan kesejahteraan
mereka yang paling kurang beruntung di pedesaan.
Krisnamurthi (2006) mengatakan bahwa pertanian abad ke
21 bagi negara-negara yang sedang berkembang harus mampu menciptakan sistem
pertanian yang memiliki produktivitas tinggi tetapi dengan low cost input. Pembangunan
pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan wilayah akan meningkat
investasi dibidang usaha pertanian yang serasi dengan keadaan sosial ekonomi
daerah, kesesuaian lahan dan potensi pasar. Dua tujuan tersebut haruslah tetap sejalan dan seimbang yaitu peningkatan
produktivitas dan produksi demi peningkatan kesejahteraan petani dan pelestarian lingkungan.
Tantangannya adalah menemukan kombinasi tanaman, hewan dan input yang mengarah
pada produktivitas yang tinggi, keamanan produksi serta konservasi sumber daya
yang relatif sesuai dengan keterbatasan lahan, tenaga kerja dan modal (Tiharso,
1992). Dari berbagai permasalahan diatas diperlukan adanya penerapan pertanian terpadu yang melibatkan berbagai
komponen pertanian secara komplek, sehingga tercapainya output yang mampu
mensejahterakan masyarakat Indonesia.
B.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari makalah ini adalah:
- Apa yang dimaksud dengan pertanian terpadu?
- Apa keunggulan dari adanya sistem pertanian
terpadu?
- Bagaimanakah penerapan sistem pertanian
terpadu?
- Apa kendala penerapan pertanian terpadu di
Indonesia?
C.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini meliputi:
1. Mengetahui pengertian dari pertanian terpadu
2. Mengetahui keunggulan dari adanya sistem pertanian
terpadu
3. Mengetahui penerapan sistem pertanian terpadu
4. Memahami kendala penerapan pertanian terpadu di
Indonesia
II.
PEMBAHASAN
A.
Pertanian Terpadu
Pertanian pada umumnya dikenal hanya sebagai tanah dan tanaman yang
dikelola. Namun di luar itu pertanian mempunyai peranan lain yang berhubungan
dengan bidang lain. Peranan ini tentunya menguntungkan bagi kedua bidang.
Hubungan antara pertanian dengan bidang lain yang di dalamnya dapat
menghasilkan keuntungan bagi masing-masing bidang.
Sistem pertanian terpadu merupakan sistem di mana pertanian dapat
bermanfaat dan berperan penting dalam suatu bidang tertentu baik itu secara
langsung maupun tidak langsung, begitu pula sebaliknya. Namun, tentunya tidak
semua bidang dapat menerapkan sistem pertanian di dalamnya. Umumnya
bidang-bidang tersebut mempunyai hubungan tertentu yang lebih spesifik dengan
pertanian. Adapun beberapa bidang yang di dalamnya pertanian dapat diterapkan,
di antaranya adalah perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan dan wisata.
Pola pertanian terpadu sendiri merupakan suatu pola
yang mengintegrasikan beberapa unit usaha dibidang pertanian yang dikelola
secara terpadu, berorientasi ekologis sehingga diperoleh peningkatan nilai
ekonomi, tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi. Melalui pertanian
terpadu, akan dapat dihasilkan produk-produk pertanian, perkebunan dan
peternakan melalui sinergitas antar unit dengan mengedepankan kelestarian
lingkungan yang selanjutnya akan menghasilkan peningkatan secara ekonomis
karena penambahan nilai daya dan guna melalui efisiensi dan efektifitas tinggi
serta nilai produktifitas usaha yang baik.
B.
Keunggulan dari adanya sistem pertanian terpadu
Terdapat banyak manfaat dan keunggulan dari penerapan sistem pertanian
terpadu khususnya bagi para petani di pedesaan. Sistem pertanian terpadu
merupakan sebuah sitem penyedia pangan yang paling efektif dan efisien karena
memiliki beberapa alasan, diantaranya :
1) Aspek Ekonomi
Pertanian terpadu merupakan suatu sistem pertanian
yang mengintegrasikan beberapa jenis pertanian akan memberikan manfaat secara
ekonomi bagi petaninya. Hal tersebut dikarenakan petani dapat memenuhi
kebutuhan input satu jenis kegiatan dari hasil output kegiatan pertanian
lainnya, sehingga tidak ada komponen yang terbuang. Pertanian terpadu dapat
meminimalisir kerugian panen, karena ketika panen satu komoditas gagal, maka
petani dapat mengandalkan panen dari komoditas lainnya.
2) Segi Lingkungan
Sistem pertanian terpadu memanfaatkan
komponen-komponen yang berasal dari limbah kegiatan pertanian lainnya.
pertanian terpadu juga tidak menggunakan bahan- bahan kimiawi dalam
kegiatannya,semuanya berasal dariorganik. Sehingga lingkungan dapat lebih
terjaga kelestariannya.
3) Segi Sosial
Pertanian terpadu dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak, karena sistem
pertanianterpadu dilakukan dengan mengintegrasikan lebih dari satuju jenis
kegiatanpertanian.Sehingga petani yang menerapkan pertanian terpadu akan
membutuhkan tenaga kerja bantuan yang lebih daripada ketika petani tersebut
menreapkan pertanian konvensional.
C.
Konsep terapan sistem pertanian terpadu
Sistem Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan
pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan
pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi
bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi
lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu.
Konsep terapan pertanian terpadu akan menghasilkan F4 yang sebenarnya
adalah langkah
pengamanan terhadap ketahanan dan ketersediaan pangan dan energi secara
regional maupun nasional, terutama pada kawasan kawasan remote area dari
jajaran kepulauan Indonesia.
Gambar 1. Konsep F4 dalam Pertanian Terpadu
1)
F1 (Food)
Pangan manusia (beras, jagung, kedelai, kacang-kacangan, jamur, sayuran,
dll.), produk peternakan (daging, susu, telor, dll.), produk budi-daya ikan air
tawar (lele, mujair, nila, gurame, dll.) dan hasil perkebunan (salak, kayu
manis, sirsak, dll.)
2) F2 (Feed)
Pakan ternak termasuk di dalamnya ternak ruminansia (sapi, kambing, kerbau,
kelinci), ternak unggas (ayam, itik, entok, angsa, burung dara, dll.), pakan
ikan budidaya air tawar (ikan hias dan ikan konsumsi). Dari budidaya tanaman padi akan
dihasilkan produk utama beras dan produk sampingan bekatul, sekam padi, jerami
dan kawul, semua produk sampingan apabila diproses lanjut masih mempunyai
kegunaan dan nilai ekonomis yang layak kelola. Jerami dan malai kosong (kawul)
dapat disimpan sebagai hay (bahan pakan kering) untuk ternak ruminansia atau
dibuat silage (makanan hijau terfermentasi), sedangkan bekatul sudah tidak
asing lagi sebagai bahan pencampur pakan ternak (ruminansia, unggas dan ikan).
Pakan ternak ini berupa pakan hijauan dari tanaman pagar, azolla, dan eceng
gondok.
3)
F3 (Fuel)
Akan dihasilkan energi dalam berbagai bentuk mulai energi panas (bio gas)
untuk kebutuhan domestik/masak memasak, energi panas untuk industri makanan di
kawasan pedesaan juga untuk industri kecil. Hasil akhir dari bio gas adalah bio
fertilizer berupa pupuk organik cair dan kompos. Sekam padi dapat dikonversi
menjadi energi (pembakaran langsung maupun gasifikasi) dan masih akan
menghasilkan abu maupun arang sekam yang dapat diimplementasikan sebagai pupuk
organic, sementara apabila energi sekam padi digunakan untuk gas diesel engine
akan didapatkan lagi hasil sampingan berupa asap cair (cuka kayu) yang dapat
digunakan untuk pengewet makanan atau campuran pestisida organik.
4)
F4 (Fertilizer)
Sisa produk pertanian melalui proses decomposer maupun pirolisis akan
menghasilkan organic fertilizer dengan berbagai kandungan unsur hara dan
C-organik yang relative tinggi. Bio/organic fertilizer bukan hanya
sebagai penyubur tetapi juga sebagai perawat tanah (soil conditioner),
yang dari sisi keekonomisan maupun karakter hasil produknya tidak kalah dengan
pupuk buatan (anorganik fertilizer) bahkan pada kondisi tertentu akan
dihasil-kan bio pestisida (dari asap cair yang dihasilkan pada proses pirolisis
gasifikasi) yang dimanfaatkan sebagai pengawet alami makanan (bio preservative).
Gambar 2. Teknis Penerapan Pertanian Terpadu
D.
Kendala penerapan pertanian terpadu di Indonesia
Dalam penerapannya, petani mengalami beberapa kendala untuk menerapkan
sistem pertanian terpadu, diantaranya yaitu :
1) Kepemilikan lahan petani rata-rata tidak luas dan tidak meyatu.
Lahan
merupakan faktor input utama dalam pertanian, hampir semua sistem pertanian
memerlukan lahan. Namun faktanya, di Indonesia kepemelikikan lahan pertanian
sangat rendah, rata-rata hanya 0,3 hektar dan terpisah-pisah. Hal tersebut
tidak mendukung sistem pertanian terpadu, karena dalam sistem pertanian trepadu, petani mengadopsi
berbagai macam jenis pertanian,sehingga membutuhkan lahan yang cukup luas.
2) Modal kerja awal yang dimiliki tidak besar.
Sistem pertaian terpadu
yang mengadopsi berbagai jenis pertanian dalam satu lahan yang terintegrasi.
Jadi modal yang digunakan petani tidak sedikit karena banyak komponen yang
harsu dipersiapkan. Namun faktanya di Indoesia, rata-rata petani memiliki modal
yang rendah. Hal tersebutlah yang menyebabkan petani di Indonesia tidak
menerapkan sistem pertanian terpadu.
3)
Belum memiliki akses modal
dan pasar.
Pertanian terpadu
menghasilkanprodukpertaniandengan kuantitas yang tidak banyak, sehingga untuk
memasarkaan
4) Masih bekerja secara individu, belum berkelompok
Berkelompoknya para petani diharapkan dapat menyatukan hasil
produksi yang mereka hasilkan, sehigga pemasaran produknya akan lebih efisien
dibandingkan ketika bekerja secara individu. Selain itu dengan berkelompoknya
petani, akan mempermudah mereka untuk mengakses modal produksi. Berkelompoknya
petani juga dapat memungkinkan mereka untuk saling bertukar informasi terkait
usaha taninya, sehingga mereka dapat denan mudah untuk menerapkan sistem
pertanian terpadu.
5) Hasil produksinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem
pertanian konvensional.
Sistempertanian terpadu mengadopsi berbagai jenis kegiatan usaha
pertanian di dalamnya. Sehingga penggunaan lahan pun dibagi untuk berbagai
jenis usaha pertanian yang dijalankan. Hla tersbeut berpengaruh terhadap
kuantitas produksi yang dihasilkan.
6) Keterbatasan Kualitas Sumberdaya Manusia Pertanian.
Dalam sistem pertanian terpadu, petani dituntut untuk bisa
mengelola berbagai jenis usaha yang dimilikinya. Namun, petani di Indonesia
masih memliki keterbatasan dalam hal pengetahuan dan keahlian. Hal tersebut
menyebabkan petani enggan untuk menerapkan sistem pertanian terpadu. Perbaikan
kualitas sumberdaya dan masyarakat merupakan tujuan utama sekaligus dianggap
menjadi wahana pendorong pembangunan pertanian yang paling tepat.
7) Upaya Meminimalisasi Hambatan
- Bekerjasama dengan pemilik lahan di sekitarnya untuk
merealisasikan pertanian terpadu dan berkelanjutan dalam area yang cukup,
semakin luas semakin bagus.
- Melakukan joint modal kerja.
- Melakukan terobosan pasar dengan mengikuti pasar lelang,
pameran dan menjajakan komoditas. Di Jawa Timur, tepatnya di Jemundo
Sidoarjo telah dibangun Pasar Puspa Agro, di lahan seluas 50 hektar
tersebut petani dapat bertemu dengan para pedagang grosir yang didatangkan
oleh pihak pengelola. Di tempat tersebut juga disediakan penginapan bagi
petani dengan harga sewa yang relatif murah.
- Menggalakkan pelatihan-pelatihan tentang penggunaan teknologi
tepat guna, pertanian organik, serta upaya mendukung pengurangan efek
pemanasan global.
- Berupaya menertibkan administrasi mulai perjanjian kerja sama,
recording ternak, tanaman dan sebagainya, termasuk menghargai setiap
individu yang terlibat dengan mengkonversikan ke dalam biaya tenaga kerja.
Point nomer 4 merupakan pendukung, namun sangat penting untuk memperlancar
kerja sama.
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan dari adanya makalah ini yakni meliputi
(Isikan inti dari sub bab di pembahasan)
B. Saran
Saran
dari makalah ini adalah perlu adanya penerapan yang terintegrasi,,,, (bahas
gimana caranya biar bisa diterapin)
DAFTAR PUSTAKA
Salikin,
K.A, 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.
Krisnamurthi,
B. 2006. Revitalisasi Pertanian: Sebuah Konsekuensi Sejarah dan Tuntutan Masa
Depan. Dalam Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban. Penerbit Buku
Kompas. Jakarta.
Triharso, 1992. Pembangunan
Pertanian Berwawasan Lingkungan Yang Berkelanjutan. ISAAA 1992.
www.psi.ut.ac.id/jurnal/5triharso.htm.1-25.Akses November 2014