Motivasi / Belajar dari Tukang Pakir
By Arifin Budi Purnomo
Sobatku yang budiman,
Alhamdulillahirobbil’alamin, tiada kata yang lebih
mulia melainkan ucapan syukur kita kepada Allah SWT yang mana pada kesempatan
yang berbahagia kali ini kita masih dipertemukan dalam rangka mempelajari apa
yang Allah turunkan dan apa yang Allah berikan kepada seluruh umat sebagai
pedoman kehidupan dunia akhirat yakni mempelajari Al Qur’an.
Sholawat serta salam semoga Allah tetap mencurahkan
kepada Rosulullah Muhammad SAW beserta para keluarganya, sahabatnya, tabi’in,
tabi’ut tabi’in, serta kita semua selaku umatnya yang senantiasa istiqomah menjalankan
sunnah-sunnahnya. Aamiin
Sahabat yang berbahagia,
Dalam kehidupan yang sering kita temui sehari hari,
terkadang kita jumpai beberapa orang yang mungkin memiliki sifat buruk, yakni
sifat penyakit hati. Sifat penyakit hati
berporos pada Ubuddunya atau cinta akan dunia. Sifat penyakit hati tersebut jangan-jangan justru terdapat pada diri kita
sendiri.Karena secara tidak disadari mungkin kita telah lalai terhadap apa yang
telah kita lakukan.
Sering kali ketika kita melakukan aktivitas, kuliah,
bekerja, atau yang lainya, kita lupa akan tujuan utama kita yakni Lillahi
ta’ala didasari karena Allah semata. Namun, betapa banyak kita temui di
sekeliling kita, orang melakukan aktivitas bukan karena Allah Ta’ala melainkan
karena sebatas cinta pada kesengan dunia.
Sebagai contoh nyata dalam negeri ini, kasus korupsi
yang merajalela adalah contoh penyakit hati yang sekarang sedang gencar di
kalangan elit pemerintah. Seorang koruptor tidak akan pernah merasa puas dengan
apa yang telah ia daparkan dari hasil korupsi. Kecintaan pada dunia telah
membuatnya lupa akan apa yang telah ia lakukan. Menghalalkan segala cara,
merugikan umat banyak, serta egois dengan kepentingan nafsunya sendiri.
Selanjutnya ketika koruptor telah mendapat harta yang banyak, sebenarnya mereka
tidak akan bisa tenang kehidupanya. Yang
terdapat dalam pikiranya adalah hanya, bagaimana cara mengamankan dan
mempertahankan apa yang mereka peroleh. Menutup-nutupi perbuatanya agar mereka
bisa terlihat amanah, dan sikap riya’ kepada orang lain akhir nya akan muncul.
Sungguh keadaan yang telah mereka capai dengan jalan
haram tidak akan member ketengan hatinya. Justru perbuatan tersebut akan membuat
penyakit hati yang semakin lama semakin menjerumuskannya dalam kesesatan.
Betapa nistanya, mereka telah lupa akan Allah, demi kepentingan dunia yang
sangat sedikit ini. Na’udubillah himindzalik.
Mungkin sedikit tips singkat yang akan saya sampaikan
pada kesempatan kali ini agar kita semua terhindar dari penyakit hati tersebut
kita menjadi seperti tukang parkir.
Seorang tukang parkir dapat member pelajaran berharga
kepada kita dalam menjalani kehidupan ini. Bukan berarti kita harus menjadic
seperti mereka dengan ikut menjadi petuga parkir di jalanan atau lainya hehe.
Namun kita harus belajar dari apa yang ia lakukan. Mereka tidak pernah sombong
ketika ia sedang menjaga parkir mobil contohnya. Karena Ia merasa tidak pernah
memiliki mobil melinkan hanya sebatas titipan dari orang lain.
Begitu pula dengan kehidupan kita ini. Ketika kita
mungkin memiliki mobil yang mewah dan dibawa ke kampus saat kuliah, kita tidak
seharusnya sombong. Dengan mengamalkan rumus tukang parkir tersebut ketika ada
seseorang yang berkata
“Wah mobil kamu kerenya, pasti mahal harganya”, maka
kita tidak lantas sombong. Kita tanggapi dengan biasa saja
“Ah enggak, mau
mobil bagus, mobil jelek sama aja kog, toh itu semua sama-sama hanyalah titipan
Allah padaku, semuanya adalah milik Allah”.
Insyaallah dengan sikap seperti itu mungkin bisa
menjauhkan diri kita dari penyakit hati sombong, serta akan membuat hati kita
menjadi tenang.
Atau mungkin ketika ada seseorang yang mengatakan,
“Kamu gak ngiri apa sama orang kaya itu, padahal rumah
kamu biasa-biasa saja?” maka jawab kita mudah saja,
“Ah gak papa kog, mau rumah istana, rumah sederhana,
itu semua adalah hanya sebatas titipan, toh ngapain kita ngiri kan Allah udah
ngatur rezeqinya, ngiri gak ngiri gak akan member pengaruh pada orang lain, justru
akan menambah keburukan pada diri kita sendiri”
Dengan kita
selalu mendahulukan dan mengingat Allah dalam segala permasalahan, Insyaallah
kita semua akan selalu terhindar dari penyakit hati. Maka dengan itu semoga
Allah menganugerahkan kepada diri kita hati yang semakin bening, semakian
meninggi dengan kebijaksanaan, semakin disegani dengan kerendahan hati. Pendek
kata akan terbentuk asset berharga pada diri kita yakni akhlaq yang mulia
seperti prinsip seorang tukang parkir diatas.
“Tetap bersahaja dalam
menjalani hidup, tidak pernah merasa memiliki, karena semuanya hanya sebatas
titipan dariNya”
Sahabatku yang
berbahagia, mungkin sebatas ini yang dapat saya sampaikan pad kesempatan
berbahagia kali ini. Semoga dapat member pencerahan kepada kita semua, semakin
membuat kita bijaksana dalam menghadapi lautan kehidupan ini serta menjadi
pribadi yang selalu ingat pada Allah SWT.
Sekian
terimaksih. Assalamu’alaikum wr wb