Pendidikan Agama Islam / Akhlak Seorang Muslim
TUGAS TERSTRUKTUR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
AKHLAK SEORANG MUSLIM
Nama :
NIM :
Prodi :
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
Kata pengantar
Pertama
kami panjatkan puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulliah tepat pada waktunya dengan tema AKHLAK.
Makalah
ini berisikan tentang pembahasan Akhlak baik atau buruk dan bagaimana kita
menyikapi penyimpangan terhadap akhlak dan bagaimana akhlak yang baik itu
terbentuk dari diri kita. Dan di harapkan makalah ini dapat memberikan
informasi yang memuaskan bagi para pembaca.
Kami
menyadari bahwa makalah saya masih jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT dan kekurangan datangnya dari diri saya pribadi. Oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata saya sampaikan terimakasih, dan semoga makalah ini dapat mempunyai manfaat
bagi pembacanya. Amin
Purwokerto, 24 September 2012
Penulis
Daftar
isi
Kata pengantar........................................................................................................... ii
Daftar
isi.................................................................................................................... iii
BAB I :
Pendahuluan................................................................................................. 1
1.1
Latar
belakang........................................................................................ 1
1.2
Tujuan
penulisan.....................................................................................1
BAB II
Pembahasan.................................................................................................. 2
2.1
Perumusan masalah.................................................................................. 2
2.2
Analisis
masalah...................................................................................... 2
2.3
Pemecahan
masalah................................................................................. 2
BAB III
Penutup....................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 8
Daftar pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akhlak
pada hakekatnya adalah perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua
yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan
Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah). Jadi akhlak
itu sangat mutlak untuk di miliki oleh para muslimin dan muslimat sekalian,
akhlak itu timbul dengan sendirinya, pada diri seseorang, yaitu hasil dari
cakupan bercengkrama denagn masyarakat ataupun lingkungannya, karena
sesungguhnya akhlak kita akan terbangun dengan baik jika kita berada di
lingkungan yang baik dan sebaliknya.
Dewasa ini, akhlak masyarakat madani
di indonesia ataupun lingkungan sekitar mengalami penurunan derastis
dikarenakan lingkungan dan cara bergaul mereka yang lupa akan akhlaknya
masing-masing, dan itulah yang membuat masyarakat terutama kalangan muda lupa
akan tugasnya dan akan akhlaknya.
Apabila hal ini terus terjadi, maka
lambat laun generasi penerus akan menjadi seseorang yang hidup tanpa etika .
Jadi, dengan keadaan tersebut, kita sebagai sebagai muslim harus saling
mengingatkan satu sama lain terhadap muslim lainnya, karena jika kita tidak
bisa mengarahkan muslim lainnya pada saat itu bererti kita bukanlah seorang
muslim pada saat itu karena sesungguhnya “Barangsiapa
yang memelihara seorang manusia atau sesamanya, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia yang lainnya (QS. Al-Maidah: 32)” Maka
rangkulan sesama muslim itu sangatlah penting demi pembenahan karakter dan
akhlak seorang muslim.
1.2. Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
dan untuk mempelajari sisi dari Akhlak seorang muslimin karena makin
berkrmbangnya zaman di era globalisasi akhlak-akhlak untuk kalangan masyarakat sudah
tidak terkontrol terutama pada diri individu masing-masing tujuan disini agar orang-orang atau masyarakat dapat
merubah akhlak mereka.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Perumusan masalah
1. Apa
definisi dari akhlak itu?
2. Apakah
kutamakan dari akhlak?
3. Faktor
apa sajakah yang mempengaruhi akhlak seseorang?
4. Ada
berapa macam kah akhlak dari seorang manusia ?
5. Bagaimana
cara untuk membangun akhlak?
2.2. Analisis Masalah
Semakin
berkembangnya era globalisasi, perubahan cara pikir generasi muda pun kian
kesini kian jauh dari Allah SWT, hal itu dikarenakan sebagian dari mereka sudah
lupa akan tugas-tugas mereka mengapa mereka di ciptakan, memang wajar jika
mereka berkata “bahwa masa muda itu untuk dinikmati”, tapi menurut saya hal itu
salah karena menurut saya hidup itu harus ada yang mengarahkan sebelum kita
mengarahkan orang lain. Karena jika kita hidup tiada yang mengarahkan tentunya
kita akan kian jauh dari yang namanya Aqidah-aqidah Allah SWT, terutama dalam
segi akhlak, semakin mereka bertindak akan semakin lupa mereka akan akhlak yang
mereka perbuat dari segi ini lah bahwa hidup didunia ini kita harus bisa terus
berdo’a kepada Allah SWT dan mengembangkan akhlakul karimah kita demi kebaikan kita sendiri.
2.3. Pemecahan Masalah
Akhlak
berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab
yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu
Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak
yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).
Akhlak
yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT , akhlak yang baik itu
dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi
segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran
dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan
menjauhi yang munkar, seperti firman Allah yang artinya
“Kamu
adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah
yang mungkar dan beriman kepada Allah (QS. Al-Imran : 110 )”
Akhlak
yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub,
dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan
penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan
berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di
sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni
kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti
mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu
Wataala yang berarti:
"Telah timbul
pelbagai kerusakan dan bencana alam di darat dan di laut dengan sebab apa yang
telah dilakukan oleb tangan manusia. (Timbulnya yang demikian) karena Allah
hendak merusakan mereka sebagai dari balasan perbuatan-perbuatan buruk yang
mereka lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertauba)(QS. Ar-Ruum: 41 )".
sebagaimana
telah disabdakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam :
“Orang mukmin yang
paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.” (HR Tirmidzi, dari abu
Hurairah radhiallahu ‘anhu, diriwayatkan juga oleh Ahmad. Disahihkan Al Bani
dalam Ash Shahihah No.284 dan 751).
Dalam
riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdillah bin amr bin Al ‘Ash radhiallahu
‘anhuma disebutkan :
“Sesungguhnya
sebaik-baik kalian ialah yang terbaik akhlaknya.”
Sehingga
akhlak menjadi tolak ukur kesempurnaan
iman seorang hamba. Jelas bagi kita bahwa semuanya berpatokan pada syari’at,
dalam semua masalah termasuk akhlak. Allah sebagai Pembuat syari’at ini, Maha
Tahu dengan keluasan ilmu-Nya apa yang mendatangkan kemashlahatan/kebaikan bagi
hamba-hamba-Nya. Wallahu Ta’ala a’lam.
Penjelasan
Hadits Arbain Imam An Nawawi Kedelapan Belas:
Taqwa
dan Akhlak yang Baik
اِتَّقِ
اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ
النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “
الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي
عَبْدِ
[رواه
الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]
“Bertakwalah kepada
Allah di mana pun engkau berada. Iringilah kejelakan dengan kebaikan, niscaya
kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan bergaullah dengan manusia dengan
akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits Hasan Shahih. Hasan
dikeluarkan oleh At Tirmidzi di dalam [Al Bir Wash Shilah/1987] dan dishahihkan
oleh Al Albani di dalam Al Misykat [5083”
Penjelasannya
seperti ini (Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada), yakni di
tempat di mana pun engkau berada. Engkau tidak hanya bertakwa kepada Allah di
tempat yang di sana orang-orang melihatmu saja. Dan tidak hanya bertakwa
kepadaNya di tempat-tempat yang engkau tidak dilihat oleh seorang pun, karena
Allah senantiasa melihatmu, di tempat manapun engkau berada. Oleh karena itu,
bertakwalah di mana pun engkau berada. (Iringilah kejelekan itu dengan
kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya), yakni jadikanlah kebaikan
itu mengiringi kejelekan. Jadi, jika engkau melakukan kejelekan, maka iringilah
dengan kebaikan. Dan termasuk dalam hal itu –yakni mengiringi kejelekan dengan
kebaikan-, adalah engkau bertaubat kepada Allah dari kejelekan tersebut, karena
taubat adalah suatu kebaikan.
Jadi
hadist di atas telah memberikan beberapa faedahnya, diantaranya yaitu
1. Perhatian
yang besar dari Nabi terhadap umatnya dengan memberikan arahan kepada mereka
pada hal-hal yang mengandung kebaikan
dan kemanfaatan.
2. Wajibnya
bertakwa kepada Allah di manapun juga. Di antaranya adalah wajibnya bertakwa
baik dalam kesendirian maupun dalam keramaian, berdasarkan sabdanya, “Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau
berada.”
3. Isyarat
bahwa bila kejelekan itu diiringi dengan kebaikan, maka kebaikan itu akan
menghapuskannya dan menghilangkannya secara keseluruhan.
Selain
itu akhlak seseorang itu di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari:
1. Lingkungan
(masyarakat)
Karena
lingkungan termasuk konsekwensi pada akhlak sesorang, jika Allah mengadzab
suatu kaum, maka bisa saja orang yang soleh sekalipun apabila Allah
berkehendak, maka ia juga takkan luput dari adzab tersebut. Oleh karena itu,
perhatikan dan mawas lingkunganlah selalu agar tidak terjadi apa yang
ditakutkan dari buruknya akhlak seseorang.
2. Sifat
sombong
Sebagaimana
sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam :
“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”
3. Ilmu yang benar
Inilah
faktor yang paling berpengaruh dalam baiknya akhlak seseorang. Jika seseorang
telah membekali dirinya dengan ilmu yang benar, maka konsekwensinya adalah
mengamalkan ilmu tersebut. Semakin berilmu seseorang, semakin tawadhu’ pula
sifatnya. Dan ini mendorongnya untuk selalu mengintropeksi akhlaknya dengan
ilmu-ilmu yang telah ia dapatkan. Dan jika orang itu tak berilmu atau kurang
dari segi pengetahuan maka jurang akhlak buruk lah yang telah menantinya.
Jadi dari tiga faktor di atas kita
bisa dapatkan pelajaran bahwa yang dapat mempengaruhi akhlak kita itu yaitu
dari lingkungan dekat-dekat kita, maka kita harus senantiasa bisa menjaga diri
kita akan hal-hal yang merusaka akhlak kita, mungkin dengan cara menambah ilmu
seperti apa yang telah di jelaskan diatas.
Faktor-faktor
di atas juga masih menjadi golongan dari bentuk-bentuk atau macam dari akhlak,
jadi akhlak terbagi menjadi tigha macam akhlak, yaitu akhlak terhadap Allah
SWT, akhlak terhadap lingkungan, dan akhlak terhadap sesama manusia.
1. Akhlak
kepada Allah SWT, yaitu pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan
Allah. Dia memiliki sifat – sifat terpuji. Demikian agung sifat itu, yang
jangankan manusia, malaikatpun tidak akan mampu menjangkau hakikat-Nya.
2. Akhlak
kepada sesama manusia atau umat, yaitu akhlak terhadap sesama umat, tanpa
melihat asal-usulnya ataupun merasa bahwa dia bukan siapa-siapa di dalam
kehidupannya, karena sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai adanya perbedaan
antara umat manusia, karena sebagai umat manusia kita sama yang di ciptakan
dari tanah untuk menjadi khlifah di dunia ini. Adapun berikiut akhlak terhadap
manusia yang timbul dari diri pribadi baik akhlak yang mulia atau akhlak yang
buru seperti :
Amal
yang mulia atau baik dari diri seseorang terhadap manusia, dapat dipercaya, pema'af,
manis muka, Baik, Suka memberi maaf, menahan diri dari berbuat maksiat, Senang
bersaudara, Pemurah, Saling toong menolong, dll. Dan berikut akhlak yang tidak
patut di contoh seperti khianat, sombong, kikir, syirik, dusta, berbohong,
pendendam, dengki, iri, dan berlebih-lebihan itulah sebagian contoh dari
beberapa contoh perbuatan akhlak manusia.
3. Akhlak
terhadap lingkungan Yang dimaksud dengan akhlak terhadap lingkungan adalah
segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan,
maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya akhlak yang diajarkan oleh
Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah,
kekhalifaan juga mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan,
agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.
Untuk menanggulangi penyimpangan akhlak agar tidak
melebihi ambang batas, perlu kita sebagai sesama mulim atau manusia memberikan
pandangan dan membantu membangun sisi
akhlakan-nya, upaya itu bisa di mulai dari beberapa cara yang baik untuk
memulai membangun kembali akhlak kita.
1. Pendekatan
Individu untuk Akhidah Akhlak.
Peserta didik memiliki keunikan
tersendiri, itulah yang membuat cara berperilku dan cara belajarnya berbeda.
Sehingga sebagai guru tidak boleh menyamakan antara yang satu dengan yang lain.
Sehingga anak yang mungkin aktif dikelas, tidak bisa dianggap lebih pandai dari
anak yang pendiam, terlebih dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.
2. Pendekatan
Kelompok
Model Pendekatan kelompok dalam
pelajaran Aqidah Akhlak ini sangat cocok untuk materi-materi sosial seperti
zakat, membiasakan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela,
mengaplikasikan sikap Ar-rahman dan Ar-rahim dan materi-materi sosial lainnya
yang membutuhkan orang lain atau yeman-temannya untuk pengaplikasiannya.
Sehingga anak bisa langsung mempraktekkannya,
3. Pendekatan
Edukatif
Pendekatan edukatif sangat penting dalam
Pembelajaran Aqidah Akhlak. Karena model Pendekatan ini adalah merupakan
pembiasaan terhadap guru dan peserta didik, terlebih untuk mata Pelajaran
Aqidah Akhlak yang berisi nilai-nilai moral dan kepercayaan, maka Pendekatan
ini menjadi sangt Penting karena sebagai bentuk aplikasi juga dari berbagai
materi Aqidah Akhlak yang telah diajarkan
4. Pendekatan
Vafiatif.
Pendekatan dengancara-cara tertentu agar
dalam penyampaiannya tidak monoton, dan agar apa yang di sampaikan menerap
dalam dirinya untuk di salurkan di masyarkarat.
5. Pendekatan
Agama
Pendekatan Keagamaan dalam mata
Pelajaran Aqidah Akhlak termasuk penting. Karena ketika kita membahas
materi-materi misalkan tentang makna Ar-rahman, Ar-rahim, zakat dan yang
sejenis, maka secara tidak langsung
juga kita telah mengajarkan materi Ilmu Pengetahuan Sosial seperti kasih
sayang, tolong-menolong dan sabagainya.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi
kita sebagai muslim yang memiliki jiwa yang bersih atau yang belum sadar pun
harus terus mempelajari tentang pentingnya akhlak karena dapat di ketahui bahwa
jika kita mempunyai akhlak yang baik, kita dapat bersosialisasi dengan baik
antara um at ataupun dengan sang pencipta yaitu Allah SWT, dan sebaliknya jika
kita memiliki akhlak yang kurang baik atau tercela di yakini kita akan sulit
bersosialisasi dengan sesama ataupun dengan Allah, karena di dalam hatinya
mersa dia tidak mempunyai rasa bersalah atupun sikap yang perduli antara sesama
ataupun kepada Allah SWT.
Sebagai
muslim jika kita melihat seseorang yang menyimpang dari akhlaknya kita
mempunyai tiga pilihan yaitu dengan cara mengingatinya, meemberikan pandangan,
dan mendo’akan-nya, jika semua hal yang tiga itu terlaksana berarti ke-islaman
kita benar tepakai pada saat itu, dan jika tidak berarti kita bukan seorang
muslim pada waktu itu, maka kita bisa mulai dari langkah awal denganterus
mengingatinya tentang pentingnya akhlak baik, karena semua akhlak akan samngat
penting ketika kita di hisab di alam akhir nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Az-Zabidi Imam, 2012, RINGKASAN SAHIH BUKHARI, JABAL, Bandung
http://bukhari.or.id/index.php?option=com_content&view= article&id=28&Itemid=5
dewasastra.wordpress.com
http://islamwiki.blogspot. com/2009/02/dua-macam-akhlak.html#ixzz27Gwbw8Nt