Laporan Praktikum Biologi / Reproduksi Tumbuhan
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI REPRODUKSI TUMBUHAN

Nama :
NIM :
Prodi :
Rombongan :
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
Makhluk hidup dibekali kemampuan oleh Tuhan Yang Maha
Esa untuk dapat mempertahankan jenisnya yaitu dengan melakukan reproduksi.
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tidak mempunyai alat gerak aktif. Perlu
adanya alat bantu dalam proses reproduksi untuk menghasilkan keturunan. Bunga
(flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada
tumbuhan berbunga. Organ reproduksi (benang sari dan putik) terdapat pada bunga.
Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahanberlangsung
pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah.
Buah adalah struktur yang membawa biji. Morfologi dari suatu bunga dapat
menjadi dasar bagi klasifikasi tanaman. Tanaman yang memiliki system
kekerabatan dekat umumnya memiliki ciri atau morfologi bunga yang hampir sama.
Contohnya untuk tanaman dari keluarga papilonaceae memiliki ciri khas bunga
berbentuk terompet.
Pengetahuan
tentang morfologi bunga dapat mempermudah kita dalam menentukan metode
pemuliaan yang dapat diterapkan serta dapat menentukan jenis penyerbukannya..
Proses penting dalam daur hidup suatu tanaman adalah penyerbukan dan pembuahan.
Penyerbukan (pollination) merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari ke kepala
putik. Penyerbukan merupakan tahap awal dari terbentuknya individu atau tanaman
baru. Penyerbukan dapat terjadi secara alami dengan bantuan angin, air,
manusia, serangga atau hewan lainnya dan lain-lain.
B. Tujuan
- Mempelajari struktur bunga
- Mempelajari tipe persilangan dari tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bunga merupakan
alat bantu dalam perkembang biakan secara seksual dan merupakan bagian dari
tanaman. Bunga menjadikan tanaman tetap berkembang biak menjadi berbagai macam
bentuk dengan jenis atau spesies yang berbeda-beda. Bunga merupakan organ atau
bagian terpenting dari tumbuhan agar selalu dapat berkembang biak. Bunga
merupakan salah satu alat perkembangbiakan generatif tanaman yang melibatkan
organ tanaman sebagai alat penyerbukan (Sunarto,1997).
Bunga (flos) dapat dipandang sebagai suatu batang atau
cabang pendek yang berdaun dan telah mengalami perubahan bentuk. Tempat
melekatnya daun pada batang disebut nodus sedangkan jarak antar daun yang satu
dengan yang lain disebut internodus. Daun mempunyai bagian-bagian yang utama
antara lain : mahkota (corola), kelopak (calyx), benang sari (stamen) serta
putik (pistillum). Suatu bunga tersusun atas rangkaian bagian-bagian yang
bertumpuk. Kelopak merupakan rangkaian pertama yang terletak paling bawah dan
biasanya berwarna hijau. Di bagian atasnya merupakan berupa mahkota yang tampak
lebih halus, lebih besar, dan lebih indah warnanya. Rangkaian yang ketiga
berupa benang sari yang biasanya masih menggulung. Rangkaian yang keempat yang
terletak paling atas berlekatan menjadi satu adalah putik (Darjanto, 1990).
Menurut
Darjanto (1990) dari penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa :
1. Bunga dapat terletak di ujung batang atau cabang dan ketiak daun, yang letaknya sama dengan tempat tunas yang akantumbuh menjadicabang.
2. Bagian-bagian bunga (kelopak, tajuk, benang sari, putik) kadang-kadang dapat menyerupai daun biasa dengan perbedaan sedikit sampai besar sekali.
3. Pada ketiak daun kelopak atau daun tajuk kadang-kadang dapatmembentuk sebuah kuncup.
4. Kadang-kadang bunga dapat membentuk biasa yang berdaun.
1. Bunga dapat terletak di ujung batang atau cabang dan ketiak daun, yang letaknya sama dengan tempat tunas yang akantumbuh menjadicabang.
2. Bagian-bagian bunga (kelopak, tajuk, benang sari, putik) kadang-kadang dapat menyerupai daun biasa dengan perbedaan sedikit sampai besar sekali.
3. Pada ketiak daun kelopak atau daun tajuk kadang-kadang dapatmembentuk sebuah kuncup.
4. Kadang-kadang bunga dapat membentuk biasa yang berdaun.
Penyerbukan
adalah proses perpindahan tepung sari atau kepala sari ke kepala putik. Apabila
perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau bunga lain pada satu tanaman,
maka disebut dengan penyerbukan sendiri (self pollination). Bila serbuk sari berasal dari bunga tanamn lain disebut dengan penyerbukan
silang (cross pollination). Baik tanaman yang menyerbuk sendiri maupun tanaman
yang menyerbuk silang memiliki kemungking yang sama untuk terjadinnya
penyerbukan yang berkebalikan. Tanamna yang menyerbuk silang memiliki
kemungkinan terjadinnya penyerbukan sendiri sebesar 5 %. Begitu juga tanaman
yang menyerbuk sendiri memiliki peluang terjadinya penyerbukan silang sebesar 5
%. Terjadinnya penyerbukan silang akan meningkatkan keragaman sifat dan genotip
dari tanaman. Sedangkan penyerbukan sendiri akan meningkatkan kehomogenitasan
dari suatu tanaman (Sunarto, 1997).
Beberapa bunga memiliki ciri morfologi khusus pada tiap spesiesnya yang mengakibatkan perbedaan proses penyerbukan. Secara umum proses penyerbukan pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa proses sebagai berikut:
Beberapa bunga memiliki ciri morfologi khusus pada tiap spesiesnya yang mengakibatkan perbedaan proses penyerbukan. Secara umum proses penyerbukan pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa proses sebagai berikut:
- Penyerbukan tertutup atau kleistogami (cleistogamie) yaitu proses penyerbukan bunga yang terjadi ketika bunga masih kuncup. Proses penyerbukan biasanya berupa autogamie.
- Penyerbukan terbuka atau kasmogami (chasmogamie) yaitu proses penyerbukan bunga yang terjadi ketika bunga telah mekar. Proses penyerbukan ini dapat meyebabkan tanaman melakukan autogamie, geitonogamie, allogamie, dan xenogamie.
- Diogamie (dichogamie) merupakan proses masaknya putik dan serbuk sari secara tidak bersamaan.
- Herkogami (herkogamie) bunga dimana letak kepala sari dan putik saling berjauhan sehingga sulit mengalami penyerbukan sendiri
- Heterostili (heterostylie) merupakan bunga yang memiliki panjang putik dan benang sari berbeda-beda.
- Anemofili (anemophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh angin.
- Entomofili (enthomophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh serangga.
- Ornitofili (ornithophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh burung.
- Kiropterofili (chiropterophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh kelelawar. (Darjanto, 1990)
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum biologi bunga
kali ini adala Bunga Padi (Oryza Sativa), Bunga Anggrek (Dendrobium sp.), Bunga
Cabai (Capsicum annum), Bunga Pepaya jantan (Carica papaya), Bunga Pepaya
betina (Carica papaya), Bunga Pepaya hemafrodit (Carica papaya), Bunga Kelapa
jantan (Cocos nucifera), Bunga Kelapa betina (Cocos nucifera), Bunga Jagung
jantan (Zea mays), Bunga Jagung betina (Zea mays) dan Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
B. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum acara biologi bunga
kali ini adalah luv, alat tulis, lembar pengamatan dan alat gambar.
C. Prosedur Kerja
- Morfologi bunga diamati dari masing-masing jenis tanaman. Jika terlalu kecil dapat menggunakan bantuan luv untuk mengamati bagian-bagian bunga.
- Bunga digambar sesuai dengan aslinya, dilengkapi keterangan bagian-bagian bunga, tipe bunga dan tipe penyerbukannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1
|
Preparat : Bunga Kelapa jantan (Cocos nucifera)
Keterangan gambar :
1. Mahkota bunga
2. Benang sari
3. Kotak sari
Tipe
bunga : bunga tidak sempurna
bunga
tidak lengkap
Tipe penyerbukan : menyerbuk silang
|
2
|
Preparat : Bunga Kelapa betina (Cocos nucifera)
Keterangan gambar :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Kepala putik
4. Bakal buah
Tipe
bunga : bunga tidak sempurna
bunga
tidak lengkap
Tipe
penyerbukan : menyerbuk silang
|
3
|
Preparat : Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Keterangan gambar :
1. Tangkai bunga
2. Kelopak bunga
3. Mahkota bunga
4. Putik
5. Benang sari
Tipe bunga : bunga lengkap
bunga sempurna
Tipe
penyerbukan : menyerbuk sendiri
|
4
|
Preparat : Bunga Padi (Oryza Sativa)
Keterangan gambar :
1. Lemma
2. Palea
3. Tangkai
sari
4. Kotak sari
5. Kepala
putik
6. Tangkai
putik
Tipe
bunga : bunga sempurna
bunga
tidak lengkap
Tipe
penyerbukan : menyerbuk sendiri
|
5
|
Preparat : Bunga Cabai (Capsicum annum)
Keterangan gambar :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Tangkai sari
4. Benang sari
5. Kepala putik
6. Tangkai bunga
Tipe
bunga : bunga sempurna
bunga
lengkap
Tipe
penyerbukan : menyerbuk sendiri
|
6
|
Preparat : Bunga Jagung jantan (Zea mays)
Keterangan gambar :
1. Mahkota bunga
2. Kotak Sari
Tipe
bunga : bunga tidak sempurna
bunga
tidak lengkap
Tipe penyerbukan : menyerbuk silang
|
7
|
Preparat : Bunga Jagung betina (Zea mays)
Keterangan gambar :
1. Tangkai Putik
2. Bakal biji
3. Kelobot
Tipe
bunga : bunga tidak sempurna
bunga
tidak lengkap
Tipe penyerbukan : menyerbuk silang
|
8
|
Preparat :
Bunga Anggrek (Dendrobium sp)
Keterangan
gambar :
1. Mahkota bunga
2. Benang sari
3. Kepala sari
4. Putik
5. Tangkai bunga
Tipe bunga
: bunga sempurna
bunga lengkap
Tipe
penyerbukan : menyerbuk sendiri
|
9
|
Preparat : Bunga Pepaya hemaprodit (Carica papaya)
Keterangan gambar :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Benang sari
4. Kepala putik
5. Tangkai bunga
6. Bakal buah
Tipe
bunga : bunga sempurna
bunga
tidak lengkap
Tipe
penyerbukan : menyerbuk sendiri
|
10
|
Preparat : Bunga Pepaya jantan (Carica papaya)
Keterangan gambar :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Benang sari
4. Tangkai bunga
Tipe
bunga : bunga tidak sempurna
bunga
tidak lengkap
Tipe penyerbukan : menyerbuk silang
|
11
|
Preparat : Bunga Pepaya betina (Carica papaya)
Keterangan gambar :
1. Mahkota bunga
2. Kelopak bunga
3. Kepala putik
4. Tangkai bunga
5. Bakal buah
Tipe
bunga : bunga tidak sempurna
bunga
tidak lengkap
Tipe
penyerbukan : menyerbuk silang
|
*Baca juga
1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI / FOTOSINTESIS
2. LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI / DIFUSI DAN OSMOSIS
B. Pembahasan
Bunga merupakan sistem pucuk yang termodifikasi. Bunga
pada dasarnya adalah bagian dari tunas. Tunas atau kuncup ada dua macam yakni
kuncup yang nantinya menjadi batang dan tunas yang dalam perkembangannya
menjadi bunga. Tunas yang merupakan bakal bunga disebut alabastrum atau gemma
florifera. Tunas yang mengalami perubahan menjadi bunga pertumbuhan batangnya
akan terhanti dan akan termodifikasi menjadi tangkai dan dasar bunga. Sedangkan
daun yang ada di bagian atasnya sebagian ada yang masih tetap bersifat seperti
daun hanya bentuk dan warnanya berubah. Akibat dari terhentinya pertumbuhan
batang maka ruas-ruas menjadi pendek. Oleh karena itu, bagian bunga yang
merupakan metamorfosis daun tampak bagian-bagiannya saling bertumpuk dan sangat
rapat. Kadang-kadang tampak tersusun dalam lingkaran-lingkaran (Tjitrosoepomo,
1999).
Bunga merupakan organ yang penting bagi tanaman
terutama untuk proses perkembangbiakan secara seksual. Komponen dasar dari
suatu bunga adalah kelopak, tajuk atau mahkota bunga, benang sari dan putik
(Darjanto, 1990). Bunga dapat diklasifikasikan berdasarkan kelengkapan bagian
utama bunga menjadi dua macam yaitu :
1. Bunga lengkap (complete flower)
1. Bunga lengkap (complete flower)
Bunga yang bagian – bagiannya (organnya) lengkap atau
memiliki semua bagian utama bunga yaitu dasar bunga (reseptacle), kelopak bunga
(sepal), mahkota bunga (petal/corolla), alat kelamin jantan (stamen) dan alat
kelamin betina (pistil).
2. Bunga tidak lengkap (incomplete flower)
Bunga yang tidak mempunyai salah satu bagian utama bunga.
2. Bunga tidak lengkap (incomplete flower)
Bunga yang tidak mempunyai salah satu bagian utama bunga.
Klasifikasi bunga ditinjau dari kelengkapan organ
kelamin bunga dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Bunga sempurna (perfect flower)
1. Bunga sempurna (perfect flower)
Apabila dalam satu bunga terdapat organ jantan
(stamen) dan organ betina (pistil) disebut bunga sempurna. Bunga tersebut
disebut juga bunga hemafrodit.
2. Bunga tidak sempurna (imperfect flower)
2. Bunga tidak sempurna (imperfect flower)
Apabila dalam satu bunga hanya terdapat salah satu
alat kelamin saja maka bunga itu disebut bunga tidak sempurna. Bunga yang
memiliki organ kelamin jantan (stamen) saja disebut bunga jantan (staminate
flower), sedangkan bunga yang hanya memiliki organ kelamin betina (pistil) saja
disebut bunga betina (pistilate flower).
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum biologi
bunga yang tergolong sebagai bunga lengkap yaitu bunga cabai, sepatu dan bunga
anggrek. Sedangkan bunga pepaya, jagung, padi dan kelapa termasuk bunga tidak
lengkap. Ditinjau dari alat kelamin bunga didapat bahwa bunga sepatu, anggrek, padi, cabai dan bunga pepaya hemafrodit termasuk
bunga sempurna. Bunga pepaya (jantan dan betina), bunga kelapa (jantan dan
betina) dan bunga jagung (jantan dan betina) tergolong bunga tidak sempurna.
Penjelasan
mengenai tiap bunga akan dijelaskan pada keterangan di bawah ini.
1. Bunga Kelapa (Cocos nucifera)
Bunga kelapa berbentuk sebuah karangan yang mulai tersusun berturut-turut tumbuh keluar dari ketiak daun. Karangan bunga itu diselubungi oleh kulit mangar yang bagian luarnya disebut mancung (sphata). Ukurannya antara 80-90 cm dan jumlahnya bisa mencapai 30-40 cabang (Soedijanto, 1981). Pada pangkal cabang terletak bunga betina dan disusul bunga jantan ke arah ujung cabang. Bunga jantan maupun bunga betina melekat pada cabang (duduk) tanpa ada tangkai bunga. Pada tiap cabang terdpat 1-2 kuntum bunga betina. Tetapi jumlah bunga jantan banyak sekali yaitu sampai 200 kuntum. Bunga jantan yang telah masak adalah 3 daun kelopak yang pendek, 3 helai daun mahkota yang panjang, 6 benang sari, 1 putik yang rudimeter dimana kepala putiknya bersirip 3. Pada pangkal cabang terletak bunga betina dan disusul bunga-bunga jantan ke arah ujung cabang. Mancung akan pecah dulu sebelum bunga membuka selama 2 hari setelah mancung membuka, bunga jantan berangsur-angsur menjadi masak dan membuka. Ini dimulai dari bunga jantan yang berada di bagian ujung cabang manggar dan berangsur-angsur menuju ke pangkalnya. Sesudah itu baru disusul mekarnya bunga betina dalam manggar secara berangsur-angsur. Saat masak bunga betina dan bunga jantan dalam satu manggar tidak bersamaan (protandrie artinya dalam satu karangan bunga, bunga jantan masak dulu daripada bunga betina). Oleh karena itu, penyerbukan bunga betina tidak berasal dari 1 manggar yang sama.
2. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
1. Bunga Kelapa (Cocos nucifera)
Bunga kelapa berbentuk sebuah karangan yang mulai tersusun berturut-turut tumbuh keluar dari ketiak daun. Karangan bunga itu diselubungi oleh kulit mangar yang bagian luarnya disebut mancung (sphata). Ukurannya antara 80-90 cm dan jumlahnya bisa mencapai 30-40 cabang (Soedijanto, 1981). Pada pangkal cabang terletak bunga betina dan disusul bunga jantan ke arah ujung cabang. Bunga jantan maupun bunga betina melekat pada cabang (duduk) tanpa ada tangkai bunga. Pada tiap cabang terdpat 1-2 kuntum bunga betina. Tetapi jumlah bunga jantan banyak sekali yaitu sampai 200 kuntum. Bunga jantan yang telah masak adalah 3 daun kelopak yang pendek, 3 helai daun mahkota yang panjang, 6 benang sari, 1 putik yang rudimeter dimana kepala putiknya bersirip 3. Pada pangkal cabang terletak bunga betina dan disusul bunga-bunga jantan ke arah ujung cabang. Mancung akan pecah dulu sebelum bunga membuka selama 2 hari setelah mancung membuka, bunga jantan berangsur-angsur menjadi masak dan membuka. Ini dimulai dari bunga jantan yang berada di bagian ujung cabang manggar dan berangsur-angsur menuju ke pangkalnya. Sesudah itu baru disusul mekarnya bunga betina dalam manggar secara berangsur-angsur. Saat masak bunga betina dan bunga jantan dalam satu manggar tidak bersamaan (protandrie artinya dalam satu karangan bunga, bunga jantan masak dulu daripada bunga betina). Oleh karena itu, penyerbukan bunga betina tidak berasal dari 1 manggar yang sama.
2. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Bunga sepatu ini dapat
menyerbuk sendiri karena posisi putik dan benang sarinya. Bunga ini
memiliki tugu yaitu merupakan modifikasi dari mahkota bunga. Bunga sepatu ini juga termasuk bunga sempurna dan lengkap karena memiliki
mahkota bunga, benang sari, putik dan kelopak.
3. Bunga Padi (Oryza Sativa)
3. Bunga Padi (Oryza Sativa)
Secara
keseluruhan bunga padi disebut malai. Tiap unit bunga pada malai dinamakan
spikelet yang pada hakekatnya adalah bunga yang terdiri dari tangkai, bakal
buah, lemma, palea, putik dan benang sari serta beberapa organ lainnya yang
bersifat inferior (Hardjoridomo, 1982). Organ vegetatif padi terdiri dari
malai, bunga, dan buah padi (gabah). Malai terdiri dari 8-10 buku yang
menghasilkan cabang-cabang primer.
Bunga padi berkelamin 2 dan mempunyai 6 buah benang
sari dengan tangkai sari pendek dan 2 kandung serbuk di kepala sari. Bunga padi
mempunyai 2 tangkai putik dengan 2 buah kepala putik yang berwarna putih ungu,
sekam mahkota ada 2 yaitu palea dan lemma (Suparyono, 1997). Di dalam kedua
daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi dan
bagian-bagian dalam bunga padi terdiri dari : bakal buah (biasanya disebut
karyiopsis). Tangkai buah (pedicel) tumbuh dari buku-buku cabang primer maupun cabang
sekunder.
Pada dasar bunga terdapat 2 daun mahkota disebut
lodicula, yang berperan dalam pembukaan palea. Lodicula mudah menyerap dan
menghisap air. Pada saat palea membuka benang sari keluar, pembukaan diikuti
pemecahan kantong serbuk sari dan baru setelah itu penumpahan serbuk sari,
kemudian lemma menutup lagi. Bunga padi tergolong bunga sempurna namun
tergolong bunga tidak lengkap. Tipe penyerbukan dari bunga padi yaitu
penyerbukan sendiri.
4. Bunga Cabai (Capsicum annum)
4. Bunga Cabai (Capsicum annum)
Bunga cabai memiliki ukuran yang relatif kecil,
sempurna, polisimetris atau monosimetris yang terbentuk pada ujung ranting pada
pangkal tangkai bunga seakan-akan berada diketiak daun dan biasanya
menggantung. Bunga cabai berwarna putih atau kuning kehijauan, benang sari
berwarna kebiruan berjumlah 5-6 buah. Garis tengah bunga 0,5-1 cm, dan
panjangnya 1,5-2,5 cm biasanya terletak secara menggantung. Kelopak bunga
kecil, berbentuk bintang sudut 5, warnanya hijau kekuningan. Mahkota bunga
warna kuning kehijauan atau kekuningan, garis tengah 0,5-1 cm, bentuk bintang
bersudut 5-6. Benang sari 5 buah terdapat dalam tabung mahkota bunga, putik 1
buah beruang 2 atau lebih, bijinya banyak ringan, buahnya buni atau kendaga
(Pracaya, 1994). Panjang bunga 1-1,5 cm, lebarnya sekitar 0,5 cm dan panjang
tangkai bunga 1-2 cm. Tangkai putik satu buah berwarna putih, panjang sekitar
0,5 cm. Tangkai sari berwarna putih, ada 5 buah dengan masing-masing memikul 2
kepala sari. Sehingga kepala sari berjumlah 10. Kepala sarinya berwarna biru
atau ungu (Tjahyadi, 1997). Cabai tergolong bunga sempurna dan bunga lengkap
dengan tipe penyerbukan sendiri.
5. Bunga Jagung (Zea mays)
Tangkai kepala putik merupakan benang yang panjang dan terjuntai di ujung tongkol sebagai kepala putik menggantung di luar tongkol. Bakal biji tumbuh pada tongkol yang dibungkus oleh kelopak-kelopak bunga tadi. Salah satu bakal biji mempunyai satu tangkai kepala putik dan 1 kepala putik. Satu batang tongkolnya lebih dari satu. Pada jagung penyerbukan silangnya dibantu oleh anginyang dapat terjadi sampai 400 meter. Pada jagung tepung sari tersedia selama 2 minggu.
5. Bunga Jagung (Zea mays)
Tangkai kepala putik merupakan benang yang panjang dan terjuntai di ujung tongkol sebagai kepala putik menggantung di luar tongkol. Bakal biji tumbuh pada tongkol yang dibungkus oleh kelopak-kelopak bunga tadi. Salah satu bakal biji mempunyai satu tangkai kepala putik dan 1 kepala putik. Satu batang tongkolnya lebih dari satu. Pada jagung penyerbukan silangnya dibantu oleh anginyang dapat terjadi sampai 400 meter. Pada jagung tepung sari tersedia selama 2 minggu.
Jagung adalah tanaman berumah satu. Bunga jantan
disebut malai yang tumbuh pada ujung batang. Bunga jantan lebih dahulu masak
daripada bunga betina. Bunga betina tumbuh di bawah bunga jantan. Bunga betina
disebut tongkol yang dibungkus oleh kelopak-kelopak bunga yang berjmlah 6-14
helai (Hardjodinomo, 1980).
Tangkai kepala putik merupakan benang yang panjang dan
terjuntai di ujnug tongkol sehingga kepla putik menggantung diluar tongkol.
Bakal biji tumbuh pada tongkol yang dibungkus oleh kelopak bunga tadi. Satu
bakal biji mempunyai satu tangkai kepala putik dan satu kepala putik. Satu
batang tongkolnya lebih dari satu. Pada jagung penyerbukan silangnya dibantu
oleh angina yang dapat terjadi sampai 400 meter. Pada jagung tepung sari
tersedia selama 2 minggu. (Hardjodinomo, 1980).
6. Bunga Anggrek (Dendrobium sp.)
6. Bunga Anggrek (Dendrobium sp.)
Bunga anggrek memiliki berbagai jenis bentuk
tergantung dari jenis spesies. Pada jenis anggrek dendrobium, bunga berbentuk
bundar, tangkai bunga panjangnya 20-35 cm menyangga 15-20 kuntum bunga yang tersusun
rapat dan bergaris tengah 3,5 cm (LIPI, 1979).
Setiap bunga anggrek memiliki 3 sepal luar (daun
kelopak) dan 3 petal dalam (daun mahkota). Namun, tipe sepal dan petal dari
masing-masing jenis anggrek berbeda-beda berdasarkan bentuk, warna, dan ukurannya.
Ketiga sepal ini biasanya agak sama bentuknya, sepal yang teratas disebut
sepallum dorsale dan kedua sepal lainnya dinamakan literalia. Menurut
Soeryowinoto (1974) sepal ini terletak di kiri dan kanan bawah, ketiganya
terletak dalam satu lingkaran. Seperti juga sepal, petal tersusun dalam suatu
lingkaran., 2 petal yang di atas disebut petal lateralia dan salah satu dari
petal bunga anggrek akan termodifikasi menjadi labellum (bibir bunga). Labellum
atau lip merupakan bagian terpenting karena merupakan alat reproduksi. Pada
labellum terdapat bagian yang disebut column (tugu bunga) yang merupakan tempat
kumpulan alat-alat kelamin bunga. Adanya column menjadi ciri khas atau karakter
bunga anggrek karena tidak dimiliki oleh famili tumbuhan lain (Sutiyoso, 2002).
Bunga anggrek tergolong bunga lengkap dan bunga sempurna dengan tipe
penyerbukan silang.
7. Bunga Pepaya (Carica papaya)
7. Bunga Pepaya (Carica papaya)
Bunga pepaya memiliki tiga bentuk berdasarkan jenis
alat kelaminnya. Karena alat kelamin jantan dan betina terpisah maka tanaman
pepaya tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri, kecuali pada tanaman pepaya
yang hermaprodit atau memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu bunga.
a. Jantan (♂)
a. Jantan (♂)
Bunga jantan biasanya tersusun dalam rangkaian bunga
bertangkai panjang. Menurut Kalic (1995), bunga jantan berbentuk tabung ramping
sekitar 2,5 cm. Daun mahkotanya 5 helai keci-kecil, benang sari 10, tersusun 2
lapis melekat antara daun mahkota. Sedangkan bagian atasnya saling terlepas
seolah-olah mirip bentuk corong. Benang sarinya terdapat 10 helai. Tidak dapat
menghasilkan buah, karena tidak mempunyai bakal buah maupun putik. Pada ujung
rangkaian bunga biasanya terdapat beberapa bunga sempurna yang bentuk bakal
buahnya bulat telur. Dapat menjadi buah yang bentuknya bulat telur dan
kecil-kecil atau disebut buah pepaya gantung (Warisno,2003).
b. Betina (♀)
b. Betina (♀)
Bunga pepaya betina memiliki ciri-ciri yaitu bunga
terdiri atas 5 helai dan letaknya terlepas satu sama lain. Tidak mempunyai
benang sari Bakal buah berbentuk bulat atau bulat telur dan tepinya rata. Bunga
betina dapat menjadi buah bila diserbuki tepung sari bunga dari tanaman lain.
Buah yang dihasilkan dari bunga betina bentuknya bulat atau bulat telur dengan
tepi yang rata (Rukmana, 1995).
c. Hermaprodit
c. Hermaprodit
Ciri-ciri umum bunga pepaya sempurna (hermaprodith)
adalah memiliki putik, bakal buah dan benang sari dalam satu kuntum bunga,
kecuali pada bunga sempurna rudimeter tidak terdapat bakal buah dan putik. Pada
bunga sempurna elongata daun bunga berjumlah lima helai, di bagian bawah saling
melekat membentuk tabung dan melekat sepanjang ¾ dari bakal buah, bagian
ujungnya terlepas. Bentuknya mirip dengan bunga jantan, tetapi ukurannya
relatif lebih besar dan panjang. Bakal buah berbentuk panjang lonjong,
mempunyai 5-10 helai daun buah, namun ada pula yang kurang lebih kurang dari
lima helai. Benang sari memiliki 10 helai yang terdapat pada ujung tabung
sebelah dalam. Letak benang sari ini lima helai bertangkai panjang melekat di
antara daun bunga, dan lima helai bertangkai pendek yang melekat pada bagian
tengah dari daun bunga. Menghasilkan buah yang bentuknya panjang lonjong. Bunga
banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf, poligami, mempunyai dasar bunga yang
berbentuk lonceng, kelopak berlekuk 5 atau bertepi rata, daun mahkota 5.
Penyerbukan
(pollination) merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari dari kantong sari ke
kepala putik. Penyerbukan bisa berlangsung sebelum atau sesudah bunga membuka.
Penyerbukan dapat berlangsung dengan bantuan angin, serangga, dan manusia.
Ditinjau dari sistem penyerbukannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman
menyerbuk sendiri (autogami) dan tanaman menyerbuk silang (allogami).
Penyerbukan silang terjadi apabila kepala putik suatu bunga diserbuki oleh
serbuk sari dari bunga lain yang berlainan tanaman. Apabila kepala putik
diserbuki oleh serbuk sari bunga itu sendiri atau oleh bunga lain yang masih
dalam satu tanaman disebut penyerbukan sendiri.
Menurut Sunarto
(1997) beberapa sebab tanaman melakukan penyerbukan sendiri:
§ Bunga tidak membuka
§ Serbuk sari berhamburan sebelum bunga membuka
§ Pistil dan stamen dihalangi oleh organ buangan sesudah bunga membuka
§ Stigma memanjang disela-sela stamen segera etelah kantong sari membuka.
Sedangkan suatu tanaman melakukan penyerbukan silang dikarenakan :
§ Gangguan mekanik sehingga penyerbukan sendiri gagal
§ Perbedaan saat matangnya serbuk sari dengan kepala putik
§ Adanya self sterility atau incompability
§ Adanya bunga berumah satu (monoecious) atau bunga berumah dua (dioecious)
§ Bunga tidak membuka
§ Serbuk sari berhamburan sebelum bunga membuka
§ Pistil dan stamen dihalangi oleh organ buangan sesudah bunga membuka
§ Stigma memanjang disela-sela stamen segera etelah kantong sari membuka.
Sedangkan suatu tanaman melakukan penyerbukan silang dikarenakan :
§ Gangguan mekanik sehingga penyerbukan sendiri gagal
§ Perbedaan saat matangnya serbuk sari dengan kepala putik
§ Adanya self sterility atau incompability
§ Adanya bunga berumah satu (monoecious) atau bunga berumah dua (dioecious)
Sedangkan penyerbukan silang yang terjadi pada tanaman
dapat disebabkan oleh (Sunarto. 1997) :
1. gangguan mekanik sehingga penyerbukan sendiri gagal
2. perbedaan saat matangnya serbuk sari dengan kepala puti
3. adanya self sterility atau incompatibility
4. adanya monoecious dan dioecious
1. gangguan mekanik sehingga penyerbukan sendiri gagal
2. perbedaan saat matangnya serbuk sari dengan kepala puti
3. adanya self sterility atau incompatibility
4. adanya monoecious dan dioecious
Hasil praktikum
menunjukan bahwa bunga anggrek, kelapa, pepaya, jagung lebih sering melakukan
penyerbukan silang sedangkan pada bunga padi, cabai dan sepatu lebih sering
terjadi penyerbukan sendiri. Ada kalanya tiap bunga menyerbuk sendiri melakukan
penyerbukan silang begitu pula sebaliknya. Namun penyerbukan silang maupun
sendiri secara alami hanya berkisar anatara 0 – 5 %. Variasinya ditentukan oleh
varietas tanaman, kondisi musim, kecepatan dan arah angin, dan populasi
serangga.
V. KESIMPULAN
- Bunga dapat diklasifikasikan berdasarkan atas organ kelamin bunga yaitu bunga sempurna (perfect flower) dan bunga tidak sempurna (imperfect flower).
- Bunga dapat diklasifikasikan atas dua macam berdasar kelengkapan bunga yaitu bunga lengkap (complete flower) dan bunga tak lengkap (incomplete flower).
- Bunga cabai, sepatu dan anggrek termasuk bunga lengkap sedangkan bunga jagung, kelapa, pepaya dan padi termasuk bunga tak lengkap.
- Klasifikasi bunga berdasarkan kelengkapan alat kelamin jantan (benang sari) dan betina (putik) yang tergolong bunga sempurna (perfect flower) yaitu bunga sepatu, anggrek, padi, cabai dan bunga pepaya hemafrodit sedangkan bunga kelapa, jagung dan pepaya (jantan dan betina) tergolong bunga tidak sempurna (imperfect flower).
- Berdasarkan tipe penyerbukan tanaman dibedakan menjadi penyerbukan silang (allogami) dan penyerbukan sendiri (autogami).
DAFTAR PUSTAKA
Darjanto dan Siti Satifah.1987. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga Dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. Jakarta: PT Gramedia.
Hardjoridomo, Soekirno. 1980. Bertanam Jagung. Bandung: Bina Cipta.
Hardjoridomo. 1982. Bertanam Padi. Bandung: Bina Cipta.
Kalic, Moch. D. Boga. 1995. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rukmana, Rahmat. 1995. Tomat dan Chery. Yogyakarta: Kanisius.
Soetedjo, R. 1969. Ilmu Bercocok Tanam Kelapa. Jakarta: CV Yasaguna.
Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press.
Suparyono dan Agus Setyono. 1997. Padi. Jakarta:Penebar swadaya.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1999. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Warisno. 2003. Budi Daya Pepaya.Yogyakarta:Kanisius.
Sutiyoso. 2002. Anggrek Potong Dendrohium. Jakarta:Penebar swadaya.
LIPI. 1979. Jenis-jenis Anggrek. Bogor:LIPI
.