Kepribadian Seorang Muslim
By Arifin Budi Purnomo
Assalamu'alaikum wr wb
Assalamu'alaikum wr wb
Sahabat yang berbahagia,
Bicara mengenai pribadi seorang muslim tentunya tidak
akan lepas dari “akhlaqul karimah” atau akhlaq yang terpuji. Akhlaq terpuji yang
dimaksud adalah aklhlaq yang senantiasa di bimbing oleh ajaran Islam yakni Al
qur’an. Al qur’an lah yang membimbing seseorang muslim untuk menjadi seorang
yang beraklaq baik. Seperti salah satu sabda Nabi SAW yakni “ Allah tidak
mengutus Nabi (Muhammad SAW) melainkan untuk memperbaiki Akhlaq”.
Dalam
kehidupan sehari-hari, untuk mewujudkan pribadi yang muslim sepertinya kita
akan mempunyai dua kewajiban yang harus kita sikapi. Kewajiban yang pertama
adalah “Hablum minallah” atau
juga disebut dengan menjalin hubungan dengan Allah. Sedangkan kewajiban kita
yang kedua adalah “Hablum minannas” atau yang disebut dengan menjalin hubungan
dengan manusia.
“Hablum
minannas” dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali dihadapkan
dengan bagaimana kita menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Menjalin
hubungan yang baik tersebut tidak hanya kita lakukan sesama dengan orang muslim
saja. Namun kita juga harus menjalin hubungan baik sesama umat beragama lain
selagi mereka tidak menimbulkan bahaya bagi agama islam.
Salah
satu sifat dalam menjaga hubungan baik dengan orang lain adalah dengan menetapi
janji yang kita ucapkan. Sebagai contoh adalah ketika kita berjanji untuk
membayar sebuah hutang baik kepada orang muslim maupun bukan, kita harus tetap
membayarnya.
Seperti kisah Rosullullah SAW yang mana suatu ketika
datanglah seorang Yahudi kepada Rosulullah. Tiba-tiba dengan nada yang agak
marah ia langsung mendekati Rosulullah dan memegang kerah bajunya keatas dengan
keras. Seorang Yahudi itu berkata “Hai Muhammad kapan kau akan membayar
hutangku?” Tanya Yahudi itu dengan garang. Melihat kejadian tersebut, salah
satu sahabat sepertinya tidak terima melihat seorang utusan Allah diperlakukan
seperti itu. Maka datanglah sahabat Umar yang siap menghempaskan pedangnya pada
Yahudi tersebut. Namun dengan sebuah isyarat lirikan mata, Rosulullah melarang
sahabat Umar untuk melakukan hal itu. Maka sahabta pun memahabi bahwa ia tidak
berhak mencampuri urusan Rosulullah. Kemudian Rosulullah SAW bersabda “Aku
memang mempunyai hutang kepada orang Yahudi ini 4 sok kurma, dan itu sudah aku
siapkan di rumah, namun belum dating temponya untuk aku membayarkanya”.
Selanjutnya Rosulullah SAW, memerintahkan kepada sahabat untuk mengambilkan 5
sok kurma dan membawakan kepada Yahudi tersebut. Empat sok kurma untuk
pembayaran hutang dan 1 soknya untuk imbalan dari penagihan hutang.
Dari cerita diatas, jelas bahwa menepati janji baik
sesama muslim maupun bukan merupakan salah satu ciri pribadi seorang muslim.
Bagaimana tidak, Rosulullah SAW saja begitu menjaga hubungan baik dengan orang
yahudi tersebut. Dengan sikap yang lembut ia membiarkan diperlakukan secara
kasar oleh orang yahudi itu dan tidak memperkenankan sahabat Umar untuk
menebaskan pedang padanya. Bukan hanya itu, Rosulullah juga memberikan
kelebihan pembayaran hutang kepada yahudi tersebut sebagai tanda terimakasih
padanya.
Sekian
sedikit yang dapat saya sampaikan pada sahabat yang budiman. Semoga dapat
menjadikanya sebagai bahan renungan untuk kita agar menjadi pribadi muslim yang
seutuhnya
Assalamu’alaikum
wr wb
Sampai
jumpa di post selanjutnya :D